Sajadah Muslim ~ Sekitar 208 serangan atas muslim di Jerman dilaporkan terjadi pada kuartal pertama tahun2017 saja. Serangan itu antara lain berupa serangan atas Muslimah yang mengenakan hijab, properti milik Muslim, surat ancaman serta serangan lewat media online.
Kepolisian dan lembaga pelindung konstitusi Jerman melaporkan bahwa 208 serangan anti Islam terjadi pada kurun tiga bulan pertama tahun 2017, lapor Neue Osnabrucker Zeitung awal bulan juni lalu.
Muslim diserang secara verbal maupun fisik karena agama yang mereka anut. Properti-properti milik warga Muslim juga dirusak oleh pelaku yang kebanyakan dari kelompok ekstrimis sayap kanan.
Menurut pihak berwenang data itu merupakan hasil analisa yang baru pertama kali ini dilakukan atas serangan-serangan yang menimpa Muslim di Jerman. Sebelum ini, otoritas di Jerman tidak pernah menganalisanya, sehingga tidak ada data yang bisa dijadikan komparasi.
Meskipun demikian menurut pemerintah, serangan atas masjid dan institusi Islam lainnya menurun dibanding periode sama tahun lain.
Terjadi 15 serangan atas institusi Islam pada kuartal pertama tahun 2017, bandingkan dengan 27 serangan pada periode yang sama tahun 2016. Pada tiga bulan pertama tahun2015, juga terjadi 15 serangan atas lembaga-lembaga ke-Islaman.
Penurunan tampak pada jumlah aksi unjuk rasa anti-Islam, Kuartal pertama tahun 2017 tercatat 32 demonstrasi anti-Islam digelar di Jerman, jauh lebih rendah dibanding kuartal pertama tahun 2016 yang mencapai 80 serangan. Perlu dicatat, angka unjuk rasa rutin setiap pekan yang digelar oleh Patriotische Eurppder gegen die Abendlandes (pegida) organisasi orang Eropa patriotik melawan islamisasi negara-negara Barat. Setiap hari Senin malam sejak tanggal 24 Oktober 2014, Pegida menggelar demostrasi anti-Islam di Saxony.
Kelompok ini kemudian menyebar ke daerah lain di Jerman dan membuka cabang di berbagai negara Barat.
Menurut pakar dari Partai Kiri Jerman, Ulla Jelpke data tersebut menggambarkan fenomena gunug es, yang mana jumlah resmi serangan terhadap Muslim yang tercatat oleh aparat jauh lebih kecil dibanding jumlah kasus sebenarnya yang terjadi di lapangan.
Baca juga :
- Cara Bersuci Setelah Masa Haid
- Hukum 'Ilak Dan Dhihar
- Hukum Wanita Minta Maskawin Mahal
- Hukum Wanita Menikah Tanpa Wali
- Poligami Dalam Islam dan Aturannya
Ilmuwan dari Universitas Leipzig bernama Oliver Decker dan Elmar Brahler pada 15 Juni 2016, mempresentasikan hasil penelitiannya di Berlin. Survei dua tahunan terbaru yang mereka paparkan itu menunjukkan adanya kenaikan signifikan keresahan orang Jerman terhadap Islam.
Lebih dari 40 persen public berpendapat Muslim harus dilarang bermigrasi ke Jerman. Sekitar setengah dari jumlah responden mengaku terkadang merasa seperti orang asing di negerinya sendiri, karena bertambahnya jumlah pendatang asing di Jerman.
Sebagaimana diketahui, tahun belakangan Jerman kebanjiran migran dan pengungsi dari Asia, Timur Tengah dan Afrika, menyusul konflik berdarah yang terjadi di banyak negara Muslim.
Hasil studi lain yang dilakukan oleh firma Allensbach, yang dirilis pada waktu yang sama dengan penelitian di atas, menunjukkan bahwa warga Jerman skeptis terhadap Islam. Hanya sekitar 13% responden yang menyetujui pernyataan Islam bagian dari Jerman.
Hasil survei yang dimuat koran terkemuka Frankfurter Allegemeine Zeitung itu menunjukkan bahwa kebanyakan orang Jerman yakin intgrasi pendatang asing ke masyarakat hanya bisa terjadi jika budaya asli Jerman tetap dominan.
Umumnya kebencian terhadap orang asing diasosiasikan dengan penduduk dikawasan Timur Jerman. Namun, peneliti Universitas Leipzig mendapati perbedaan ketidaksukaan terhadap orang asing antara penduduk Jerman bagian Timur dan Barat kecil saja. Hampir 23% di timur versus 20% di barat.
Perbedaan mencolok justru pada kelompok umur, yang mana penduduk Jerman dibagian timur benci terhadap orang asing kebanyakan berusia di bawah 30 tahun.
Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup
Thanks for reading Ratusan Serangan Menyapa Muslim Jerman. Please share...!
0 Comment for "Ratusan Serangan Menyapa Muslim Jerman"