Sajadah Muslim ~ Jika ada bacaan yang kalau mata, akal dan hati manusia membaca dan jiwanya merasa tenang, tenteram, bahkan tercerahkan maka bacaan itu adalah Al-Qur’an. Sangat rugi jiwa yang dalam 24 jam tidak disirami oleh bacaan Al-Qur’an.
Rasulullah Saw, bersabda, “Siapa saja yang membaca Al-Qur’an, kemudian menganggap ada seseorang yang diberi sesuatu yang lebih utama dari pada apa yang telah diberikan kepadanya dari membaca Al-Qur’an itu, berarti ia menganggap kecil apa yang dianggap besar oleh Allah Ta’ala.” (HR. Thabran)
Hadits itu menunjukan bahwa besar kecilnya jiwa seseorang. tergantung pada bagaimana ia memahami, meletakkan dan memperioritaskan Al-Qur’an di atas segalanya. Baik dalam konteks dibaca sebagai ibadah, direnungkan sebagai pedoman, maupun digali dan dipelajari sebagai petunjuk.
Imam Ghazali dalam ihya’ Ulumuddin memberikan penjelasan lebih menarik lagi. “Al-Qur’an adalah nur atau cahaya, di dalamnya kita temukan matahari bagi penyakit jiwa Allah Ta’ala membinasakan orang yang menentang dan membangkang terhadap aturan yang terdapat di dalamnya. Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang mencari pengetahuan selain dari petunjuk Al-Qur’an.
Amru bin Ash ra berkata. “Setiap ayat dari Al-Qur’an adalah satu pintu menuju surga dan seberkas cahaya dalam rumahmu?”
Di masa Nabi seluruh sahabat adalah orang yang gemar dengan Al-Qur’an. Dalam 24 jam mereka tak pernah lepas dari Al-Qur’an. Kedekatan mereka dengan Al-Qur’an benar-benar luar biasa. Pertanyaannya mengapa demikian?
Seorang pakar tafsir. DR Ahmad Hatta, memberikan penjelasan bahwa ada tiga rahasia yang menjadikan mereka mendapat capaian yang sangat banyak.
Rahasia pertama, mereka tidak punya referensi lain kecuali Al-Qur’an. Apabila ada permasalahan maka selalu merujuk pada Al-Qur’an.
Baca juga:
- Hukum Istinja Dengan Tissue
- Bahaya Berpaling Dari Al-Qur’an
- Gerakan Anti Rentenir Dan Kristenisasi Perang Lawan Rentenir
- Jangan Biarkan Keluarga Dalam Kemaksiatan
- Tips Agar Sedekah Menuai Berkah
Rahasia kedua, para sahabat menganggap Al-Qur’an adalah komando dan tidak ada alasan untuk menolak perintah tersebut.
Rahasia ketiga, mereka tidak membaca Al-Qur’an kecuali dengan mentadabburinya.
Sekarang kita banyak bacaan, sampai-sampai membaca Alqur’an pun tidak lagi sempat, apalagi merenungkan dan mentadabburinya. Oleh karena itu, ini saatnya kita kembali bahwa bacaan terbaik bagi kita adalah Al-qur’an.
Sofyan Ats-Tsauri, seperti dikutib Imam Ghazali dalam ihya Ulumuddin mengatakan. “Ketika seseorang membaca Al-Qur’an, malaikat akan datang dan mencium keningnya.” Tidakkah kita kemuliaan ini Allah hadirkan untuk kita? Mari gemar membaca Al-Qur’an.
Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup
Thanks for reading Yuk Semangat Membaca Al-Qur’an. Please share...!
0 Comment for "Yuk Semangat Membaca Al-Qur’an"