Sajadah Muslim ~ Ada beragam cara kaum Muslim di negeri ini berdakwah dan berjama’ah, ada yang melakukan pendekatan kultural, ada yang menyakini hal tersebut tidak menyelisihi tuntunan al-qur’an dan as-Sunnah. Cara berdakwah mereka mudah diterima oleh masyarakat luas, jumlah jamaah mereka amat banyak.
Ada pula sekelompok Muslim yang sikapnya berdiam diri atas segala persoalan politik dan hal-hal yang menimbulkan perselisihan (khilafiyah). Mereka lebih sering mengajak kaum Muslim untuk shalat berjamaah tepat waktu di masjid-masjid. Mereka gemar mendakwahkan pentingnya amal shaleh, mereka meyakini dengan cara itu, syiar Islam akan semarak dan kaum Muslim akan terselamatkan.
Kelompok Muslim lainnya lebih memilih berpolitik secara Islami, mereka mendirikan partai politik namun tidak untuk bertarung lewat sistem demokrasi. Mereka memperkenalkan sistem pemerintahan yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat.
Meski pemerintahan yang diimpi-impikan itu belum berdiri, namun mereka tetap berupaya menyadarkan kaum Muslim akan pentingnya membangun pemerintahan tersebut, mereka yakin syariat Islam tak akan tegak sempurna tanpa hal itu.
Namun, ada pula kelompok Muslim yang menceburkan diri dalam sistem demokrasi di negara ini, mereka berjuang lewat parlemen dan pemerintahan. Lembaga negara tersebut mereka jadikan wasilah untuk menegakkan Islam di negeri ini. Terbukti sejumlah peraturan dan perundangan yang bernuansa Islam lahir dari upaya kelompok ini.
Yang lain, lebih memilih bersikap tidak mau ikut dalam percaturan politik di negeri ini, mereka senantiasa berhati-hati dalam berbuat. Mereka menganggap sistem demokrasi di negara ini batil.
Namun, meski tidak ikut dalam “pesta demokrasi,” mereka tetap mengakui kepemimpinan personal yang terpilih lewat sistem demokrasi itu. Yang penting, sang pemimpin tersebut seorang Muslim. Begitulah keyakinan mereka, dan di antara beragam cara tadi, ada juga sekelompok Muslim yang terus menerus berproses membangun jamaah lewat dakwah.
Cara mereka berproses sebagaimana dulu Allah menuntun peradaban Madinah lewat wahyu-Nya.
Proses dakwah ini terus berjalan tanpa harus menunggu tibanya keadaan ideal terlebih dahulu. Menurut kelompok ini, perintah (amar) berjamaah itu wajib. Namun mendirikan jamaah hendaklah dilakukan semampu kita. Jika saat ini kita belum mampu membangun secara jamaah yang besar dan kuat, maka jamaah kecil pun tak menjadi soal.
Ini sejalan dengan apa yang tertera dalam al-qur’an tentang takwa. Allah berfirman dalam surat At-Taghaabun ayat 16, “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.”
Proses dakwah yang terus menerus dilakukan, membuat kelompok ini kian lama kian membesar. Kini mereka telah memiliki 287 cabang yang tersebar di 33 propinsi di seluruh Indonesia, kelompok terakhir ini tak lain adalah Hidayatullah.
Semua pilihan berjamaah tersebut tentu saja baik. Niat dan tujuan mereka sudah pasti mulia, meski cara yang ditempuh beragam
Kita berdoa semoga lewat cara-cara tersebut, Islam bisa tegak di bumi pertiwi ini, hingga pada akhirnya kedamaian, kesejahteraan, dan keberkahan menaungi penduduknya. Wallahu a’lam.
Thanks for reading Mari Berjama’ah. Please share...!
0 Comment for "Mari Berjama’ah"