Sajadah Muslim ~ Pertanyaan fundamental bagi seluruh rakyat Indonesia saat ini adalah apa yang sebenarnya membawa bangsa Indonesia ini sampai pada kemerdekaan.
Sudah barang tentu bukan karena adanya negara, pemerintahan apalagi besarnya anggaran, malainkan besarnya cita-cita tingginya kesadaran, dan semangat berjuang dan berkorban yang tak kenal padam.
Jika kita mencermati sejarah Bilal bin Rabah maka akan kita dapati bahwa hadirnya semangat berjuang dan berkorban didasari oleh sebuah kesadaran akan eksistensi diri sekaligus Tuhan. Kala itu, Bilal mendengar wahyu yang baru pertama turun, yakni Surah Al-Alaq ayat 1-5, hatinya bergetar kala menyimak ayat bahwa manusia diciptakan dari segumpal darah.
Nusantara pun sama dahulu Belanda datang dan ngendon selama 350 tahun bukan karena Belanda kuat dan besar tapi kesadaran bangsa- bangsa di Nusantara yang masih belum lahir dan tumbuh menjadi kekuatan, sehingga satu sama lain sangat mudah dibenturkan, dipecah belah dan di adudomba.
Kemudian tiba kedewasaan berpikir, kesadaran besar, bahwa untuk mengusir penjajah kita harus bersatu, berjuang secara kompak, dan tidak kenal menyerah, pada akhirnya lahirlah beragam momentum penting dari perjalanan bangsa ini, hingga akhirnya dapat meraih kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Namun dibalik narasi kemerdekaan sebuah bangsa dan negara, manusia kini secara individu secara hakiki juga harus benar-benar berjuang dari keterjajahan, mulai dari keterjajahan hawa nafsu, cinta dunia, hingga memandang yang fana sebagai yang abadi.
Apabila ini disadari, maka orang akan kembali kepada penegakan nilai-nilai Islam, bahkan lebih jauh ia akan terlibat dalam kolaborasi gerakan dakwah dan pendidikan.
Sebab pada hakikatnya harta dunia ini, walaupun manis, jika tidak dikelola secara Illahiyah justru akan berubah menjadi racun yang mematikan.
Ya, mematikan akal, nurani dan kemanusiaan diri. Saat itu terjadi, maka sebenarnya tidak ada gunanya kemerdekaan bangsa dan negara karena perilaku diri yang ada justru sangat terjajah, deskruktif dan ugal-ugalan. Mungkin di dunia ini belum begitu terasa, namun akhirat sudahlah pasti sengsara akan melanda. Jika tidak mau demikian, maka taubat adalah gerbang kemerdekaan yang harus terus kita kuatkan dalam diri ini, Allahu a’lam.
Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup
Thanks for reading Memerdekakan Diri. Please share...!
0 Comment for "Memerdekakan Diri"