Sajadah Muslim ~ Sahur merupakan salah satu rangkaian aktivitas yang dilakukan umat Islam saat bulan Ramadhan. Rasulullah saw bersabda: “Bersahurlah, sesunggunya dalam bersahur itu terdapat keberkahan (riwayat Bukhari dan Muslim).
Hadits ini merupakan dalil yang menunjukkan bahwa orang yang berpuasa diperintahkan untuk melakukan sahur. Karena di dalamnya terdapat kebaikan yang banyak dan keberkahan yang agung.
Dalam hadits lain Rasulullah Saw juga bersabda, “Siapa yang hendak berpuasa, maka hendaknya ia melakukan sahur dengan sesuatu.” (riwayat Ahmad).
Menurut Jumhur ulama, Hadits ini menunjukkan anjuran untuk sahur, bukan perintah yang menunjukkan wajib. Berkaitan dengan hal tersebut berikut beberapa adab dalam bersahur.
Pertama, niat yang benar. Orang yang melakukan sahur hendaknya berniat sebagai bentuk ketaatan kepada perintah Nabi Muhammad Saw dan untuk meneladani perbuatan beliau.
Kedua, di niatkan agar dengan sahur memperkuat fisiknya sehingga mampu melakukan puasa dan ibadah lainnya. Orang yang sahur malam harinya menjadikan fisiknya kuat untuk beribadah, sehingga membantunya melakukan ketaatan kepada Allah pada waktu siang hari seperti shalat, membaca al-Qur’an dan zikir.
Ketiga, tidak berlebihan (israf) ketika mengonsumsi hidangan sahur. Hal ini didasarkan pada firman Allah. “Makan dan minumlah dan janganlah kalian berbuat israf (berlebih-lebihan) sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat israf (QS Al-A’raaf ayat 31).
Orang yang sahur sebaiknya makan sekedarnya. Sesungguhnya tak ada satu tempat yang paling buruk untuk dipenuhi oleh manusia dari pada perut. Dalam hal ini Rasulullah Saw bersabda; “Tiada tempat yang lebih buruk , yang dipenuhi oleh anak Adam daripada perutnya, cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat menopang tulang punggungnya (penyambung kehidupnya) jika hal itu tidak bisa dihindari maka masing-masing sepertiga bagian untuk makanannya, minumnya dan napasnya.” (riwayat Ahmad, An-Nasaa’i Ibnu Majah dan at-Tirmidzi). Terlalu banyak makan mewariskan kemalasan dan kebosanan.
Keempat, mengonsumsi kurma, Sebaiknya orang yang sahur mengonsumsi kurma sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Sebaik-baik makanan sahur seorang mukmin adalah tamr (kurma)” (riwayat Abu Dawud, Ibnu Hibban dan Al Baihaqi).
Kurma lebih ringan bagi lambung dan mudah dicerna dibandingkan dengan jenis makanan yang lain. Dalam kitabnya, Zad Al-Ma’ad, Ibnu Qayyim, menyebutkan bahwa kurma dapat menguatkan perut yang dingin. Ia termasuk buah yang paling bermanfaat. Ia adalah raja buah-buahan, penguat lever, dan pelembut tabiat. Ia adalah buah yang paling banyak memberikan nutrisi. Panas yang dikandungnya adalah penawar racun. Karena itu apabila ia dimakan secara terus-menerus sebelum makan pagi, maka ia dapat melemahkan cacing dan menguranginya. Ia adalah makanan obat, minuman dan manisan sekaligus.
Kelima, mengakhirkan sahur, termasuk dalam sunnah Rasulullah Saw adalah “mangakhirkan sahur” sabda beliau dari sahabat Zaid bin Tsabit yang berkata: “Kami makan sahur bersama dengan Nabi Muhammad Saw, kemudian beliau berdiri untuk shalat subuh. Saya (Anas bin Malik) bertanya kepadanya: “berapa jarak antara azan dengan sahur?” Zaid bin Tsabit menjawab: ‘kurang lebih selama bacaan lima puluh ayat.” (riwayat Bukhari)
Demikianlah beberapa adab bersahur, semoga bermanfaat.
Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup
Thanks for reading Adab Sahur. Please share...!
0 Comment for "Adab Sahur"