Membahas Tentang Seputar Ilmu Agama Islam

Kultum: Ulama Pewaris Nabi

Sajadah Muslim ~ Hadharatal muhtaramin, para alim ulama, para ustadz dan ustadzah, para bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan.


Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, Tuhan semesta alam yang telah menganugrahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita dapat bertatap muka dalam majelis yang mulia ini, tanpa ada halangan apapun. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah mengeluarkan kita dari gelap gulita kebodohan dan kekafiran menuju cahaya kebenaran dan keselamatan, melalui agama yang dibawanya, yaitu agama Islam.

Saudara, bapak dan ibu sekalian yang saya muliakan

Ulama adalah pewaris Nabi dan penyambung lidah perjuangan Rasulullah SAW. Sebagaimana ditegaskan dalam sabda Nabi SAW. Sebagai berikut:

“Dan sesungguhnya ulama itu pewaris nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan Dinar dan Dirham, mereka hanya mewariskan ilmu, maka barangsiapa mengambilnya, maka dia telah mengambil bagian yang sempurna.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Rasulullah SAW memberikan sebuah gambaran tentang kedudukan dan peranan ulama, yang diibaratkan beliau bagaikan bintang gemintang yang menerangi kegulitaan malam yang dapat dijadikan sebagai penerang dan petunjuk, baik di darat maupun di laut. Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya perumpamaan ulama di muka bumi itu, bagaikan bintang yang ada di langit yang dapat menerangi kegelapan di daratan dan lautan.” (HR. Jaury)

Ulama diibaratkan seperti lampu yang menerangi kegulitaan, seandainya tidak ada ulama, tentu manusia akan hidup dalam kegelapan, kesesatan dan bergelimangan dalam lumpur kemaksiatan. Ulama adalah orang yang alim, para salafus salihin, yang sangat gigih mempertahankan kemurnian ajaran Islam, baik secara keilmuan maupun amaliahnya. Mereka telah mendapatkan pujian dari Allah SWT. Sebagaimana yang tersebut dalam firman-Nya: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (QS. Faatir: 28)

Dari ayat tersebut di atas, jelaslah bagi kita bahwa orang yang paling memiliki rasa takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya adalah para  ulama. Berkat kehadiran ulama, kita bisa mengetahui hukum-hukum syari’at yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al- Hadits.

Nabi SAW bersabda: “Manusia yang paling dekat dengan derajat kenabian adalah orang yang memiliki ilmu dan beritijihad. Adapun orang yang berilmu, mereka selalu menunjukkan menusia pada hal-hal yang dibawa oleh para Rasul.”

Rasulullah SAW, juga berkata: “Tinta ulama akan ditimbang hari kiamat, dengan darah orang yang mati syahid.” Beliau juga bersabda: “Orang yang alim tidak akan pernah kenyang dengan ilmu sehingga batas terakhirnya, yaitu surga.”

Setiap orang yang merasa dirinya tidak tahu atau belum  mengerti akan sesuatu hukum lebih-lebih hukum-hukum agama, maka wajib baginya untuk bertanya kepada orang yang mengerti, dalam hal ini adalah ulama. Karena merekalah orang yang menguasai ilmu agama dan mengamalkannya yang merasa takut kepada Allah, juga karena sabda Rasulullah SAW. “Sesungguhnya barang siapa di antara kamu yang hidup setelah aku, niscaya akan melihat perselisihan (paham) yang banyak. Ketika itu pegang teguhkah Sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapatkan petunjuk dan dapat memberi petunjuk. Berpegang teguhlah kamu pada sunnah itu seerat-eratnya. (HR. Abu Dawud)

Saudara, bapak dan ibu sekalian yang saya muliakan

Kiranya, jelaslah bagi kita betapa pentingnya peranan ulama dalam kehidupan ini. Mereka diumpamakan bintang yang bercahaya yang menyapu kegelapan, yang memberi penjelasan dan penerangan terhadap mereka yang masih berada dalam kegelapan kebodohan dan kejahiliyaan, agar mereka keluar dari kegelepan itu menuju cahaya dan ilmu pengetahuan.

Mengingat begitu penting peranan ulama, sebagai pelita dunia, dan sekaligus pewaris tali estafet perjuangan Nabi, maka amatlah rugi bila kita tidak mencintai dan mendekati mereka. Terutama kalau kita perhatikan bahwa ulama adalah termasuk orang yang diizinkan dan diberi kewenangan oleh Allah untuk memberikan syafa’at kelak pada hari kiamat. Sebagaimana disebutkan dalam sabda Nabi SAW: “Ada tiga golongan akan memberi syafa’at besok hari kiamat, yaitu para Nabi, para ulama, dan para syuhada.” (HR. Ibnu Majah)

Saudara, bapak dan ibu sekalian yang saya muliakan

Mengakhiri kultum dalam kesempatan yang mulia ini, semoga Allah senantiasa menganugerahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, amin. Demikianlah, yang dapat saya sampaikan, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang lebihnya. Hadanallah waiyyakum ajma’in, was salamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Oleh Ustadz Abdullah Farouk & Ustadz MS. Ibnu Hasan

Labels: Kumpulan Ceramah Kultum

Thanks for reading Kultum: Ulama Pewaris Nabi. Please share...!

0 Comment for "Kultum: Ulama Pewaris Nabi"

Back To Top