Sajadah Muslim ~ Yang terhormat para alim ulama, para pejabat pemerintah baik sipil maupun militer, para ustadz dan ustadzah, para bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan.
Mengawali pertemuan kita melalui mimbar kultum kali ini, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam, semoga senantisa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah mengeluarkan manusia dari gelap gulita kekafiran menuju pada cahaya kebenaran, yaitu Dinul Islam.
Saudara, bapak dan ibu sekalian yang saya muliakan
Saya yakin, tak seorangpun di antara kita yang menginginkan bintang kehidupannya redup dan suram atau dengan kata lain tidak ada seorang pun yang menyukai kesulitan demi kesulitan melanda dalam kehidupannya. Kiranya semua manusia berharap agar bintang kehidupannya bersinar terang, penuh dengan kemudahan dan keberuntungan.
Sementara orang yang bintangnya lagi bersinar terang kelihatan begitu mudah dan lancar-lancar saja dalam menapaki jalan hidupnya. Setiap usaha yang dilakukan selalu menuai keberhasilan atau sekurang-kurangnya tidak mengalami hambatan dan kesulitan yang cukup berarti. Seakan setiap langkahnya selalu tepat pada jalan menuju keberuntungan. Ketika berdagang selalu untung, ketika menanam tanaman dapat tumbuh subur dan apa saja yang diusahakan selalu berhasil dan sukses.
Bagaimana agar bintang kehidupan kita bersinar terang, kemudahan demi kemudahan dan keberuntungan demi keberuntungan selalu kita dapatkan, tentu akan menemukan jawaban dan penyebabnya bukanlah perkara yang mudah, karena memang penyebabnya amatlah kompleks. Tetapi sebagai orang yang beriman setidaknya kita perlu merenungkan firman Allah SWT yang sudah pasti akan kebenarannya. Allah SWT berfirman:
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami akan meyiapkan baginya jalan yang mudah.” (QS. Al-Lail: 5-7).
Dengan memperhatikan ayat tersebut, kiranya kita dapat mengetahui bahwa ada tiga hal yang dapat menyebabkan timbulnya kemudahan-keudahan dalam hidup, yaitu:
Pertama: A’tha, yaitu suka memberi dan murah hati. Sebuah sikap hidup yang dermawan, suka memberikan sebagian harta bendanya kepada orang-orang yang membutuhkan dari kesulitan dalam usahanya mencari penghidupan, seperti orang-orang miskin, anak yatim piatu, para janda, orang-orang jompo yang tidak memiliki kemampuan untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dan lain sebagainya. Juga untuk mendirikan masjid-masjid, madrasah, panti asuhan, pondok pesantren dan lain sebagainya.
Allah SWT memberikan gambaran tentang perumpamaan pelipat gandaan balasan pahala bagi orang yang membelanjakan harta bendanya di jalan Allah, sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji, Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)
Nabi SAW menggambarkan tentang akibat positif dari orang yang suka memberi atau orang yang dermawan dan ekses negatif dari orang yang bersifat kikir atau bakhil. Nabi SAW bersabda sebagaimana yang diriwayatkan dari Urwah bin Zubair, dari Nabi SAW sesungguhnya beliau bersabda: “Orang yang dermawan itu dekat dengan Allah Azza wa Jalla, dekat pada surga, dekat dengan manusia dan jauh dari neraka...” (Al-Hadits).
Sifat penyantun dan dermawan itu tidak hanya mendekatkan kepada Allah SWT dan pada surga, tetapi juga kepada sesama manusia. Hubungan yang harmonis dengan manusia itu akan menciptakan iklim kegairahan, ketenangan dan membukakan jalan yang penuh harapan meraih kesuksesan dan keberhasilan dari apa dicita-citakan dan diusahakan.
Saudara, bapak dan ibu sekalian yang saya muliakan
Kedua: Takwa, menurut Prof. Mahmud Syaltut adalah tiap-tiap manusia yang memelihara diri sendiri dari sesuatu yang dapat merusak diri sendiri dan orang lain dan berusaha mencapai tujuan yang mulia dan kedudukan yang sempurna di dunia dan di akhirat, itulah orang yang bertakwa. Ada pula yang menyatakan bahwa takwa juga berarti tata krama syari’at. Takwa pada ketaatan berarti ikhlas dan pada maksiat berarti tidak melakukannya.
Allah SWT menyatakan akan memberikan kemudahan dan fasilitas serta rizki dari arah manapun yang tidak diduga-duga. Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. At-Thalaq: 2-3)
Dan firman-Nya:
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. At-Thalaq: 4)
Ketiga: membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga). Mempercayai nilai-nilai kebenaran akan mendatangkan keberuntungan. Ketika kita perhatikan sesungguhnya dalam kehidupan di dunia ini ada dua unsur yang sangat menentukan dan mewarnai kehidupan manusia, yaitu nilai-nilai kebaikan yang akan mengantarkan manusia pada terciptanya kehidupan yang damai, mendapatkan kebahagian dan kenikmatan hidup. Dan nilai-nilai kejahatan yang akan mengantarkan manusia pada kerusakan kebinasaan dan kehancuran.
Saudara, bapak dan ibu sekalian yang saya muliakan
Demikianlah yang dapat saya sampaikan melalui mimbar kultum yang singkat tujuh menitan pada kesempatan yang mulia ini, mudah-mudahan ada guna dan manfaatnya. Terima kasih atas perhatiannya dan atas kesalahan dan kurang lebihnya mohon maaf. Akhirnya, wallahul muwaffiq ila aqwamit thariq, was salamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Oleh Ustadz Abdullah Farouk & Ustadz MS. Ibnu Hasan
Labels:
Kumpulan Ceramah Kultum
Thanks for reading Kultum: Faktor Penyebab Bintang Kehidupan Bersinar Terang. Please share...!
0 Comment for "Kultum: Faktor Penyebab Bintang Kehidupan Bersinar Terang"