Sajadah Muslim ~ Bismillah wal-hamdulillah, Asyhadu anlaa-ilaha illallah, wa Asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu warosuluh, wa Shollallahu wa Sallama ‘ala man la nabiya ba’dah, wa alihi wa ashabihi minashabi rosulillah, wa ba’dah.
Hadharatal muhtaramin, para alim ulama, para ustadz dan ustadzah, para bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, Tuhan semesta alam yang telah menganugrahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita dapat bertatap muka dalam majelis yang mulia ini, tanpa ada halangan apapun. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah mengeluarkan kita dari gelap gulita kebodohan dan kekafiran menuju cahaya kebenaran dan keselamatan, melalui agama yang dibawanya, yaitu agama Islam.
Saudara, bapak dan ibu sekalian yang saya muliakan
Sebagai orang yang beriman kita harus menjauhi menggunjing, karena menggunjing termasuk perbuatan tercela yang dilarang oleh agama. Nabi SAW menjelaskan tentang sesuatu yang termasuk dalam kategori menggunjing sebagaimana sabda beliau: “Ghibah (menggunjing) itu ialah penyebutan mengenai saudara kamu akan hal-hal yang tidak ia sukai, baik penyebutan kamu itu mengenai kekurangan (cacat) badannya, atau kelalaiannya, perbuatan, perkataannya atau berkenan dengan harta dunianya ataupun yang berkenan dengan pakaian, selendang dan kendaraannya.”
Sementara ulama mutaqaddimin menyatakan, seandainya kamu berkata: “Si Fulan bajunya kepanjangan atau kependekan, maka hal itu termasuk ghibah. Lalu bagaimana halnya dengan sebutan-sebutan kamu mengenai dirinya yang tidak disukainya?”
Allah SWT memberikan sebuah gambaran mengenai orang yang menggunjing itu, bagaikan orang yang memakan bangkai saudaranya. Sebagaimana firman Allah SWT. Berikut ini:
“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain, sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Terhadap sesama muslim, kita harus menjaga dan melindunginya, baik mengenai darah, harta dan kehormatannya. Rasulullah SAW bersada: “Setiap muslim atas muslim yang lainnya adalah haram darahnya, harta dan kehormatannya.”
Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa yang menggunjing sesama saudaranya yang muslim, maka Allah akan memindah wajahnya ke duburnya kelak pada hari kiamat.” Barangsiapa yang melakukan pergunjingan, maka hendaklah ia memohon ampun kepada Allah sebelum ia meninggalkan majelis tempat pergunjingannya, sebelum berita bergunjing itu sampai kepada orang yang dipergunjingkan. Karena bila orang yang menggunjing itu, langsung terus bertobat kepada Allah, sebelum sampainya berita pergunjingan itu kepada orang yang dipergunjingkan, maka tobatnya akan diterima. Tetapi apabila berita pergunjingan itu telah sampai pada orang yang dipergunjingkan, maka dosa pergunjingannya belumlah bisa terampuni dengan bertobat, sebelum mendapatkan kehalalan dan pengampunan dari orang yang dipergunjingkan.
Saudara, bapak dan ibu sekalian yang saya muliakan
Di antara hadis-hadis lain yang menjelaskan tentang dosa dan siksa bagi orang yang menggunjing, sebagaimana sabda Nabi SAW: “Barangsiapa yang melempari saudaranya dengan pergunjingan untuk mencela saudaranya itu, maka Allah SWT akan menempatkan pada jembatan neraka Jahanam, kelak pada hari kiamat, hingga ia keluar dari dosa pergunjingan itu.”
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, ia berkata, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Pada malam aku diisra’kan, aku melewati beberapa kaum yang mencakar-cakari muka-muka mereka dengan kuku-kuku mereka dan memakan bangkai. Lalu aku bertanya: ‘Siapakah mereka itu, ya Jibril?’ Jibril menjawab: ‘Mereka itulah orang-orang yang memakan daging-daging manusia ketika di dunia (menggunjing).”
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata, sesungguhnya Nabi SAW bersabda: Barangsiapa yang memakan daging saudaranya di dunia (menggunjing), maka daging saudaranya itu akan disuguhkan padanya besok di hari kiamat, seraya dikatakan: ‘Makanlah ia dalam keadaan mati, karena dulu kamu memakannya dalam keadaan hidup.’ Lalu ia memakannya...” Kemudian Nabi SAW membaca ayat: “Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?” (QS. Al-Hujurat: 12)
Saudara, bapak dan ibu sekalian yang saya muliakan
Mengakhiri kultum dalam kesempatan yang mulia ini, semoga Allah senantiasa menganugrahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, amin. Demikianlah, yang dapat saya sampaikan, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang lebihnya. Hadanallah waiyyakum ajma’in, was salamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Oleh Ustadz Abdullah Farouk & Ustadz MS. Ibnu Hasan
Labels:
Kumpulan Ceramah Kultum
Thanks for reading Kultum: Hindari Menggunjing, Ghibah. Please share...!
0 Comment for "Kultum: Hindari Menggunjing, Ghibah"