Sajadah Muslim ~ Assalamu’alaikum wr. wb. Alhamdulillaahil ladzii kaana bi’ibadihi khabiiran bashiraa, tabaarokal ladzii ja’ala fis samaa’i buruujaw waja’ala fiihaa sirojaw waqomarom miniira. Asyhadu an-laa ilaa ha-illallah, wa asy-hadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh, alladzii ba’atsahu bil haq basyiiraw wanadziiroo. Wa da’iyan ilal haqqi bi’idznihi wa sirojam muniiraa. Allahumma shalli ‘alaihi wa’alaa alihi wa shohbihi wa sallim tasliman katsiroo. Amma ba’du.
Yang saya muliakan dan saya taati para alim ulama, para pejabat pemerintah baik sipil maupun militer, para ustadz dan ustadzah, para bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan.
Mengawali pertemuan kita melalui mimbar kultum kali ini, pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, karena atas rahmat, taufiq dan petunjuk-Nya, kita dapat berkumpul dalam tempat yang baik ini tanpa ada suatu halangan apapun. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Sebab beliau kita dapat mengetahui yang hak dan yang batil, yang halal dan yang haram, antara jalan menuju ke surga dan jalan menuju ke neraka.
Bapak, ibu, hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan
Shalat merupakan kewajiban pertama setelah seseorang berikrar menyatakan keimanannya kepada Allah SWT dan kepada Rasul-Nya. Dengan melakukan shalat jalinan hubungan seorang hamba kepada Tuhannya menjadi begitu dekat dan intens. Kedekatan hubungan dengan Allah SWT. Ini membuat hidupnya menjadi tentram, damai dan sejahtera. Segala godaan duniawi tidak akan dapat mempengaruhi batinnya. Segala gerak gerik dan perilakunya selalu mendapat petunjuk dan penerangan dari Allah SWT.
Kewajiban menunaikan shalat lima waktu itu telah ditentukan waktunya, sebagaimana yang telah kita ketahui bersama. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa’: 103)
Dalam Islam shalat berkedudukan sebagai tiang agama, sebagaimana sabda Nabi SAW :
“Shalat adalah tiang agama, barangsiapa yang mendirikannya, maka sungguh ia telah menegakkan agama. Dan barangsiapa yang meninggalkannya, berarti ia telah merobohkan agama.”
Nabi SAW memberikan sebuah gambaran bagi orang yang rajin mendirikan shalat, sebagaimana sabda beliau: “Perumpamaan shalat lima waktu, bagaikan sungai yang jernih airnya dan melimpah, mengalir di depan pintu rumah salah seorang dari kalian, lalu ia mandi dalam sungai itu lima kali dalam sehari. Apakah dengan begitu kalian masih melihat kotoran padanya?” Mereka menjawab: “Tentu, tidak sedikitpun ada kotoran yang masih melekat padanya.” Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya shalat lima waktu akan menghilangkan dosa, sebagaimana air yang menghilangkan kotoran.”
Imam Bukhari, Muslim, ahli sunah dan yang lainnya, meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, bahwa ada seorang laki-laki terkena musibah mencium seorang wanita, lalu ia datang kepada Nabi, untuk menjelaskan hal itu kepada beliau dan menanyakan tentang kafaratnya. Kemudian turunlah ayat: “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan dari pada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Hud: 114). Seorang laki-laki berkata: “Ya Rasulullah, sampai ini?” Beliau bersabda: ”Yang demikian itu, bagi umatku yang melakukan shalat.”
Bapak, ibu, hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan
Nabi SAW bersabda: “Allah tidak mewajibkan suatu kefardhuan pun setelah ketauhidan yang lebih Ia cintai dari pada shalat. Seandainya ada sesuatu yang lebih dicintai oleh Allah selain shalat, tentu para malaikat akan beribadah dengannya kepada Allah, namun sebagian mereka ada yang ruku’, sebagian lainnya sujud, berdiri dan duduk.”
Nabi SAW juga bersabda: “Shalat lima waktu telah diwajibkan oleh Allah atas hambanya, barangsiapa yang datang (pada hari kiamat) dengan membawa shalat tanpa sedikitpun ada yang disia-siakannya karena merasa takut mengurangi hak-haknya (shalat), maka di sisi Allah ada janji bagi hamba itu untuk memasukkannya ke dalam surga. Dan barangsiapa yang datang dengan tidak membawanya, maka di sisi Allah tidak ada janji baginya. Jika Allah menghendaki, Ia akan menyiksanya dan jika Allah menghendaki, Ia akan memasukkannya ke dalam surga.”
Nabi SAW bersabda: “Orang yang memelihara shalat lima waktu dengan sempurna, baik mengenai kesucian dan ketepatan waktunya, maka shalat itu menjadi cahaya dan bukti baginya pada hari kiamat. Sementara orang yang menyia-nyiakannya, akan dihimpun bersama-sama dengan Firaun dan Haman.” Nabi SAW bersabda: “Kunci masuk surga ialah shalat.”
Bapak, ibu, hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan
Demikianlah kultum yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan yang mulia ini, semoga Allah senantiasa menganugerahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, amin. Akhirnya, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang lebihnya. Hadanallah waiyyakum ajma’in was salamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Oleh Ustadz Abdullah Farouk & Ustadz MS. Ibnu Hasan
Labels:
Kumpulan Ceramah Kultum
Thanks for reading Kultum: Keberuntungan Besar Bagi Orang yang Shalat. Please share...!
0 Comment for "Kultum: Keberuntungan Besar Bagi Orang yang Shalat"