Sajadah Muslim ~ Yang saya muliakan dan saya taati para alim ulama, para pejabat pemerintah baik sipil maupun militer, para ustadz dan ustadzah, para bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan.
Mengawali pertemuan kita melalui mimbar kultum kali ini, pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, karena atas rahmat, taufiq dan petunjuk-Nya, kita dapat berkumpul dalam tempat yang baik ini tanpa ada suatu halangan apapun. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sebab beliau kita dapat mengetahui yang hak dan yang batil, yang halal dan yang haram, antara jalan menuju ke surga dan jalan menuju ke neraka.
Bapak, ibu, hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan
Ketika umat manusia berada dalam kesulitan dan ketakutan yang luar biasa di pelataran makhsyar dalam waktu yang sangat panjang, menantikan keputusan Tuhan Yang Maha Adil, kemanapun mereka meminta pertolongan, semuanya berkata: Nafsi, nafsi, maka Nabi para Nabi, mengambil peran penting. Beliau meminta izin untuk menghadap kepada Allah SWT lalu beliau menghadap kehadirat Allah, bersujud di hadapan-Nya.
Kemudian Allah Yang Maha Agung memanggil: “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, dan katakan, tentu perkataanmu didengar (diperhatikan), dan mintalah syafa’at, niscaya kamu ditolong.” Kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda: “Ya Tuhan, berilah putusan di antara hamba-Mu. Cukup lama posisi mereka dalam menunggu, masing-masing telah jelas dengan dosanya dipelataran medan hari kiamat.” Lalu terdengar seruan: “Ya benar, wahai Muhammad.”
Bapak, ibu, hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan
Lalu Allah SWT memerintahkan surga agar berhias, semerbak aroma keharumannya tiada tara, baunya bisa tercium dari jarak perjalanan lima ratus tahun, hati terasa tersiram kesejukan, timbul semangat hidup dalam jiwa, kecuali bagi orang-orang yang amal perbuatannya buruk, mereka tidak bisa mencium bau surga, mereka dicampakkan ke kanan arasy.
Kemudian Allah SWT memerintahkan agar neraka didatangkan, maka mereka takut dan gelisah, lalu berkata kepada para malaikat yang diutus kepadanya: “Tahukah kalian bahwa Allah menciptakan makhluk yang dengan makhluk itu Allah akan menimpakan siksa padaku?” Mereka menjawab: ”Tidak, demi keagungan-Nya, Dia hanya mengutus kamu agar menyiksa orang-orang yang durhaka kepada Tuhan, dan untuk seperti hari inilah kamu diciptakan.”
Lalu para malaikat itu datang dengan membawanya (neraka), diiringi oleh tujuh puluh ribu kelompok, yang setiap kelompoknya terdapat tujuh puluh ribu lingkaran, dan seandainya seluruh besi dunia ini dikumpulkan, tidak akan sebanding dengan satu lingkarannya, yang setiap satu lingkaran terdapat tujuh puluh ribu Zabaniyah, seandainya satu Zabaniyah diperintahkan untuk menggempur gunung pasti akan hancur dan seandainya diperintah untuk menghancurkan bumi pasti akan musnah. Ternyata neraka itu bersuara dan bergerumuh, disertai nyala dan percikan bunga api serta asap yang membumbung bergulung-gulung ke segala penjuru hingga suasana gelap gulita. Seandainya antara api neraka dengan makhluk berjarak kira-kira menghabiskan perjalan seribu tahun, kemudian api tersebut lepas dari tangan Zabaniyah dan jatuh menimpa suatu tempat, maka makhluk itu menjadi sangat tercekam ketakutan yang amat sangat, dan bertanya: “Apa ini?” Lalu dijawab: “Ini adalah Jahanam yang lepas dari tangan penjaganya, mereka tidak mampu mengendalikannya karena persoalannya teramat besar dan dahsyat.”
Ketika api itu lepas dari tangan penjaganya, ia pun jatuh tersungkur sangat marah, jengkel dan geram ingin segera menerkam mangsanya, sebagaimana yang diterangkan dalam firman Allah SWT: “Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka dengar kegeramannya dan suara gemuruh nyalanya.” (QS. Al-Furqan: 12)
Dan Allah SWT berfirman dalam yang lain: “Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah.” (QS. Al-Mulk: 8)
Semua makhluk akan berlutut, bahkan orang-orang yang didambakan sebagai wasilah, seperti Ibrahim, Musa dan Isa bergantung pada Arasy, Ibrahim pun menjadi lupa terhadap putranya yang hendak disembelih. Musa menjadi lupa pada Harun, Isa lupa terhadap sang ibu, Maryam. Masing-masing di antara mereka berkata: “Ya Tuhan, pada hari ini aku tidak meminta yang lain.” Sementara itu Muhammad SAW bersabda: “Umatku, umatku, selamatkan umatku, selamatkan umatku, wahai Tuhan.”
Tak ada seorang pun di pelataran kiamat (muafiq) yang mampu membawa dirinya sendiri. Inilah yang diisyaratkan dalam firman Allah SWT: “Dan (pada hati itu) kamu melihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk melihat buku catatan amalnya.” (QS. Al-Jaatsiyah: 28)
Kemudian Rasulullah menampakkan diri dan mengambil kendalinya seraya bersabda: “Kembalilah dan menyingkirlah jauh ke belakang sehingga datang kepadamu rombongan yang menjadi mangsamu.” Lalu neraka itu berkata: “ Biarkanlah aku menempuh jalanku, karena sesungguhnya engkau Muhammad adalah haram bagiku.”
Dari balik tahta singgasana Arasy terdengar suara menyerukan: “Dengarlah apa yang dikatakan Muhammad dan patuhilah dia.” Kemudian neraka diseret sampai ke sisi kiri Arasy. Orang-orang yang berada di tempat tempat tersebut memperbincangkan hal itu, sehingga ketakutan mereka menjadi sedikit berkurang. Ini merupakan bukti kebenaran firman Allah SWT. “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya’: 107)
Bapak, ibu, hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan
Lalu di sana dipasang Mizan (neraca amal) yang memiliki dua daun timbangan, satu terdiri dari cahaya terang dari sebelah kanan Arasy dan yang lain di sebelah kiri berupa kegelapan. Lalu Allah Dzat Yang Maha Agung membuka Betis-Nya, seketika semua manusia menyungkurkan wajahnya bersujud untuk memuliakan-Nya dan merendahkan diri di hadapan-Nya, kecuali orang-orang kafir, yang tulang rusuk mereka mengeras laksana besi, sehingga tidak bisa bersujud.
Perhatikan firman Allah SWT berikut ini: “Pada hari betis disingkapkan, dan mereka dipanggil untuk bersujud, maka mereka tidak kuasa.” (QS. Al-Qalam: 42)
Imam Bukhari meriwayatkan, hadist yang berasal dari Rasulullah SAW beliau bersabda: “Allah akan menyingkap betis-Nya pada hari kiamat kelak, lalu semua orang mukmin laki-laki dan perempuan akan bersujud (mengagungkan-Nya).”
Ketika manusia sedang bersujud, tiba-tiba terdengar seruan Rabbani dari Dzat Yang Maha Agung dengan suara yang mampu didengar oleh orang yang jauh dan yang dekat dengan tingkat yang sama. “Aku adalah Raja, Aku adalah Raja Yang Maha Perkasa Lagi Menang.” Sebagaimana yang diceritakan Imam Bukhari: “Tidak akan ada yang terlepas dari-Ku kezaliman orang yang zalim, karena bila sampai terlewatkan berarti Aku adalah Dzat Yang Zalim.”
Selanjutnya Allah SWT memberikan putusan hukuman di antara sesama binatang, sampai binatang yang bertanduk akan di qishash karena menubruk binatang yang tidak bertanduk, Allah juga mengadili antara binatang buas dengan bangsa burung, setelah itu, Allah SWT berfirman kepada mereka. “Jadilah kalian (binatang-binatang tersebut) sebagai tanah.” Maka mereka menjadi rata dengan tanah. Mendengar seruan itu, orang-orang kafir berharap agar dirinya menjadi seperti bangsa binatang, orang kafir berkata: “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.”
Pada saat inilah Rasulullah SAW atas izin Tuhan, memainkan peran syafaatnya kepada orang beriman yang patut untuk mendapatkan syafaat beliau. Dalam sebuah hadist riwayat Bukhari, dari Abu Hurairah ra, bahwa ia berkata: “Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling beruntung dengan mendapatkan syafaatmu pada hari kiamat?” Beliau bersabda:
“Orang yang paling beruntung mendapatkan syafaatku pada hari kiamat ialah orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah, secara ikhlas dari dalam hatinya.” (HR. Bukhari)
Bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan
Mengakhiri kultum dalam kesempatan yang mulia ini, semoga Allah senantiasa menganugerahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua dan semoga ketika kita meninggalkan dunia yang fana ini, dapat mengakhiri dengan khusnul khatimah, amin. Demikianlah, yang dapat saya sampaikan, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang lebihya. Hadanallah waiyyakum ajma’in, was salamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Oleh Ustadz Abdullah Farouk & Ustadz MS. Ibnu Hasan
Labels:
Kumpulan Ceramah Kultum
Thanks for reading Kultum: Ketika Muhammad SAW Memainkan Peran Syafaatnya. Please share...!
0 Comment for "Kultum: Ketika Muhammad SAW Memainkan Peran Syafaatnya"