Sajadah Muslim ~ Seorang juru bicara dalam konteks moderen, posisi ini merupakan sentral bagi publik untuk mendapatkan keterangan resmi dari sebuah institisi pemerintah maupun swasta. Namum pada dasarnya dalam konteks yang lebih luas, yakni perihal ajaran Islam, maka sejatinya fungsi ini menjadi tanggung jawab setiap insan yang beriman.
Di dalam Al-Qur’an ditegaskan dengan sangat terang bahwa setiap muslim harus mengemban tugas dakwah, yaitu berperan sebagai dai atau juru bicara peradaban Islam yang menjelaskan sekaligus memperagakan keindahan dan kesempurnaan ajaran Islam.
Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang sholeh, dan berkata. “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri”? (QS. Fussilat [41] : 33).
Oleh karenanya setiap mukmin dituntut untuk mempelajari dan memahami serta mengamalkan ajaran Islam dengan baik. Di sinilah berlaku kaidah bahwa ilmu itu hendaknya mendahului ucapan dan amalan.
Karena pada dasarnya menjelaskan ilmu yang dilengkapi peragaan dan keteladanan hanya bisa dilakukan oleh seorang juru bicara peradaban. Secara historis peran dan fungsinya melekat dalam hampir setiap diri sahabat Nabi. Seperti ketika Ja’far bin Abu Thalib berdialog dengan Raja Najasy kala itu tentang Islam.
Ja’far sangat piawai menyampaikan bahwa ajaran Islam secara sederhana dan terang, sehingga raja Najasy itu tidak terhasut oleh hasutan Amru bin Ash yang kala itu belum mendapat hidayah dan amat membenci ajaran Islam, bahkan Rasulullah.
Akhirnya Raja Najasy mengakui kebenaran ajaran Islam dengan bukti mempersilakan Ja’far bin Abu Thalib yang menjadi juru bicara peradaban Islam kala itu hijrah ditempatnya. Dan sebaliknya, ia mengusir kelompok kafir Quraisy yang dipimpin oleh Amru bin Ash.
Islam diturunkan kepada umat manusia sebagai sebuah ajaran dan sistem kehidupan. Karena Nabi Muhammad Saw diutus menjadi nabi dan rasul untuk menjadi juru bicara yang menyampaikan risalah Islam sekaligus memberi contoh pelaksanaannya dalam seluruh aspek kehidupan. Inilah tugas berat umat Islam sebab menjadi juru bicara peradaban tak semata membutuhkan kecerdasan tetapi juga mental dan spiritualitas yang tinggi.
Oleh karena itu kala kita merujuk pada Shirah Nabawiyah, dapat ditemukan bahwa untuk menjadi seorang juru bicara peradaban memang harus melalui proses tarbiyah.
Rasulullah di tarbiyah langsung oleh Allah Ta’ala, baik sebelum menerima wahyu maupun ketika beliau telah diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Proses tarbiyah itu dilaluinya secara sempurna sehingga benar-benar dapat menjalankan misinya secara paripurna.
Fakta sejarah itu merupakan sebuah syarat mutlak bagi siapapun hari ini yang berposisi sebagai guru dan murobbi umat, bahkan dai untuk terus terlebih dahulu dan senantiasa mentarbiyah dirinya guna membangun kepribadian (Syakhsiyah) secara utuh dan sempurna. Baik dari segi keimanan, keilmuan, ibadah, akhlak, muamalah, sosial dan sebagainya.
Itulah sebabnya jika merujuk ke urutan turunnya wahyu (tartibnuzuli), sebelum turun surah Al-Muddatsir, yang memerintahkan untuk berdakwah terlebih dahulu turun surah Al-Alaq, yang menanamkan aqidah tauhid, surah Al-Qalam, yang membentuk akhlak mulia, surah Al-Muzzammil, yang meningkatkan kualitas ruhiyah (spiritual).
Tiga surah inilah yang membentuk kepribadian setiap muslim sehingga layak menjadi juru bicara peradaban Islam untuk selanjutnya tandang ke gelanggang (Surah Al-Mudatstsir) dan menyampaikan kesempurnaan ajaran agama Islam ( Surah Al-Fatihah).
Dengan demikian tepatlah jika wahyu Al-Qur’an dalam 5 (lima) surah pertama itu dijadikan sebagai manhaj atau metode tarbiyah dan dakwah menuju lahir para juru bicara peradaban sehingga lambat laun segera terwujud peradaban Islam yang agung di persada bumi ini Allahu a’alam.
Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup
Labels:
Seputar-Islam
Thanks for reading Tarbiyah Menjadi Juru Bicara Peradaban. Please share...!
0 Comment for "Tarbiyah Menjadi Juru Bicara Peradaban"