Sajadah Muslim ~ Puasa (shaum) menurut bahasa artinya adalah menahan yakni menahan diri sesuatu seperti menahan diri dari tidur, dari berbicara dan sebagainya. Sedang menurut arti istilah adalah menahan diri dari makan-minum dan segala yang dapat membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Puasa ada yang wajib seperti puasa bulan Ramadhan dan ada yang sunat, seperti puasa tiap hari senin dan kamis. Puasa Ramadhan sebagai suatu kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan oleh umat Islam. Sehingga bila ditinggalkannya, berarti telah meninggalkan salah satu dari rukun Islam yang lima. Namun sesuai dengan prinsip agama Islam yang menghindarkan segala kesempitan bagi umatnya, maka dalam beberapa hal seseorang dibolehkan tidak berpuasa. Umpamanya orang sedang sakit tak mampu berpuasa, atau orang yang sedang dalam perjalanan boleh tidak berpuasa dengan ketentuan wajib membayarnya pada hari yang lain. Demikian pula orang tua yang sudah tidak kuat berpuasa, ia dibolehkan untuk tidak berpuasa dengan kewajiban membayar fidyah, yakni memberi makan kepada fakir miskin. .
Selanjutnya, wanita hamil atau menyusui anak yang dikhawatirkan jika berpuasa akan membawa mudharat bagi si ibu dan anak atau bagi salah satunya, dibolehkan untuk tidak berpuasa dengan syarat membayarnya pada hari yang lain.
Di dalam menjalani puasa, baik yang wajib atau yang sunat, seseorang harus menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Disamping makan dan minum, bisa juga membatalkan puasa hal-hal sebagai berikut :
- Mengga*li istri di siang hari.
- Keluar darah haidh atau darah nifas bagi wanita.
- Keluar m*(a)ni karena sy*hwat.
- Pingsan atau terkena penyakit gila di siang hari.
Hal-hal tersebut bisa saja terjadi pada diri seseorang yang sedang menjalani puasa. Dan dalam hal ini seseorang dituntut membayarnya pada hari yang lain.
Puasa disamping sebagai tanda taat dan terima kasih seorang hamba kepada Allah, ia juga banyak mengandung hikmah. Seseorang apabila secara baik melakukan puasa, akan dapat memetik hikmah-hikmah yang terkandung didalamnya. Lewat latihan puasa, seseorang akan dapat merasakan bagaimana lapar dan dahaga yang selalu diderita oleh orang yang tidak punya. Dari situ seseorang akan selalu berhubungan dengan saudaranya yang sedang dalam kesempitan. ltulah sebabnya mengapa diakhir ibadal puasa orang diharuskan membayar zakat fitrah, sebagai realisasi bagi jiwa yang baru ditempa untuk mengasihi sesamanya.
Puasa juga membuat seseorang mampu mengendalikan diri. Betapa tidak, selama sebulan seseorang dilatih untuk itu. Tidak seorangpun yang mengontrol seseorang dalam melakukan puasa, kecuali keyakinan akan kehadiran Allah bersamanya. Sikap mampu mengendalikan diri seseorang, akan selamatlah ia didunia dan hari kemudian. Kemampuan mengendalikan diri itu disebut taqwa. Dan untuk mencapai tingkat taqwa itulah puasa disyari' atkan.
Oleh Ustadz Labib Mz
Puasa disamping sebagai tanda taat dan terima kasih seorang hamba kepada Allah, ia juga banyak mengandung hikmah. Seseorang apabila secara baik melakukan puasa, akan dapat memetik hikmah-hikmah yang terkandung didalamnya. Lewat latihan puasa, seseorang akan dapat merasakan bagaimana lapar dan dahaga yang selalu diderita oleh orang yang tidak punya. Dari situ seseorang akan selalu berhubungan dengan saudaranya yang sedang dalam kesempitan. ltulah sebabnya mengapa diakhir ibadal puasa orang diharuskan membayar zakat fitrah, sebagai realisasi bagi jiwa yang baru ditempa untuk mengasihi sesamanya.
Puasa juga membuat seseorang mampu mengendalikan diri. Betapa tidak, selama sebulan seseorang dilatih untuk itu. Tidak seorangpun yang mengontrol seseorang dalam melakukan puasa, kecuali keyakinan akan kehadiran Allah bersamanya. Sikap mampu mengendalikan diri seseorang, akan selamatlah ia didunia dan hari kemudian. Kemampuan mengendalikan diri itu disebut taqwa. Dan untuk mencapai tingkat taqwa itulah puasa disyari' atkan.
Oleh Ustadz Labib Mz
Labels:
Puasa Zakat
Thanks for reading Perihal Tentang Puasa. Please share...!
0 Comment for "Perihal Tentang Puasa"