Sajadah Muslim ~ Kemenangan tidak akan datang kepada orang yang tergesa-gesa, sebab keberhasilan perlu berkeringat.
Setiap hari lima kali adzan dikumandangkan, salah satu seruan adzan adalah hayya alash-shalah hayya alal-falah, ayo tunaikan shalat, mari merebut kemenangan. Ajakan ini diulang-ulang sejak pertama kali diserukan oleh Bilal bin Rabah.
Adzan adalah panggilan Allah yang harus dihormati dan diperhatikan, segala aktivitas hendaknya dihentikan bila terdengar seruan ini. Tidak hanya didengarkan, tapi dijawab dengan cara mengikutinya. Jika sudah sampai seruan hayya alal shalah- hayya alal falah, maka jawabnya adalah laa haula walaa quwwata illa billah, tiada daya tiada kekuatan kecuali dari Allah swt.
Sungguh klop jawaban dengan seruannya Allah swt menyeru, sedang kita menjawab tidak mampu, kecuali bila diberi kemampuan oleh-Nya. Maksudnya tentu saja kita berharap mendapatkan kemampuan itu.
Dan ternyata memang Allah telah menjanjikan bantuan kepada kaum muslimin yang ingin memperoleh kemenangan, sesuai dengan seruan adzan.
Baca juga :
- Kesalahan-Kesalahan Dalam Beribadah Haji
- Hukum Khitan Bagi Anak Perempuan
- Poligami Dalam Islam dan Aturannya
- Wajibkah Syahadat Dalam Pernikahan
- Hukum Nikah Mut'ah Halal atau Haram
Janjian Allah tidak pernah meleset, pasti benar dan pasti diberikan. Asal kita mau berjuang kemenangan itu telah disediakan. Ibarat proyek, Allah sendiri sebagai pimpronya . Bila kita sanggup mengerjakan satu tahapan, khawatir, Allah Maha Kaya.
Ada pun janji itu Allah berfirman; “Dan sungguh Allah pasti akan menolong orang-orang yang menolong-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Tidak hanya sekali Allah Swt, memberi janji kemenangan kepada kaum muslimin. Lewat ayat-ayat-Nya, Allah memberi motivasi kepada kaum muslimin janji yang menggiurkan. Ini semua tentu saja agar umat Islam gemar berjuang, berani menegakkan kebenaran, hilang rasa takut dan ragu-ragu dalam berjihad. Akan tetapi manusia tetaplah manusia, mereka tetap mempunyai perhitungan untung dan rugi.
Satu hal yang perlu diingat, kemenangan tidak diperoleh dengan Cuma-Cuma. Tidak juga dengan santai-santai. Rasulullah beserta sahabatnya tidak tanggung-tanggung menyerahkan seluruh hidupnya untuk perjuangan. Secara total hidupnya adalah perjuangan
Dari bangun tidur sampai tidur kembali, bahkan dalam tidurnya itu sendiri adalah dalam rangka perjuangan.
Adalah pantas jika beliau memperoleh kemenangan gemilang, kita pun sekarang juga bisa mendapatkan hal yang sama asal kita berjuang habis-habisan seperti yang dicontohkan oleh beliau. Masalahnya, sudahkah kita bersungguh-sungguh? Jika sudah tungguhlah sebentar karena pertolongan Allah itu dekat.
Kapan pertolongan itu datang? Pertanyaan seperti ini hanya pantas disampaikan oleh mereka yang sudah habis-habisan melakukan ikhtiar. Bagi yang masih separuh-separuh apalagi yang masih belum, tidak perlu bertanya-tanya. Bagaimana tidak, belum bekerja sudah minta upah? Belum berjuang minta jatah? Hal seperti itu tidak pantas.
Ketika di Mekkah, kaum muslimin mendapat tekanan luar biasa dari kaum kuffar. Intimidasi itu sudah biasa. Teror terjadi sehari-hari. Ancaman datang silih berganti. Bahkan sudah sampai pada tingkat penyiksaan fisik, termasuk pembunuhan.
Pada saat seperti ini ada salah seorang sahabat mendatangi Rasul agar berdoa guna memperoleh kemenangan. Bagaimana sikap Rasulullah? Bukhari meriwayatkan.
“Dari Khabbab bin Al-Arat, ia berkata, Kami mengadu kepada Rasulullah yang ketika itu sedang menjadikan kainnya sebagai bantal di bawah Ka’bah. Kami berkata. “Tidakkah engkau meminta pertolongan untuk kami? Tidakkah engkau mendoakan kami? Beliau lalu bersabda, Sungguh telah ada orang yang hidup sebelum kamu dibuatkan lubang galian di bumi kemudian ia ditanam di dalamnya. Lalu didatangkan kepadanya hingga terbelah menjadi dua bagian. Dan ada juga yang disisir dari besi sehingga dagingnya rontok terpisah dari tulangnya. Tetapi itu tidak membuat mereka berpaling dari agamanya.
Demi Allah. Allah benar-benar akan menyempurnakan perkara ini sehingga penunggang kuda yang berjalan dari Shan’a menuju Hadramaut tidak takut kecuali kepada Allah, dan serigala untuk tidak memangsa kambingnya. Akan tetapi kalian tergesa-gesa.
Sungguh benar apa yang disampaikan oleh Nabi. Kita sering tergesa-gesa, baru saja memulai sudah langsung ingin sukses. Belum lagi berkeringat buru-buru ingin memetik hasilnya, Tentu saja berharap kemenangan atau kesuksesan itu lumrah dan Allah juga sudah menjanjikan.
“Sungguh, Kami benar-benar akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi di hari kiamat." (QS Ghafir ayat 51).
Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup
Thanks for reading Berjuang Dulu Pertolongan Kemudian. Please share...!
0 Comment for "Berjuang Dulu Pertolongan Kemudian"