Sajadah Muslim ~ Islam menempatkan manusia sebagai Khalifah Allah, karenanya tugas orang tua mendidik anak untuk menanamkan tauhid dan akidah yang benar.
Mendidik anak dalam Islam adalah perkara yang sangat jelas, mulai dari apa pertama harus ditanamkan di dalam sistem kesadaran anak, hingga apa yang harus dilakukan sebagai bekal mengarungi hidup dunia dan dunia akhirat secara utuh.
Namun, karena umat Islam kehilangan “ibrah” yang bisa diterjemahkan sebagai jembatan penghubung terhadap sejarah pendidikan Islam yang sesungguhnya, sebagaian besar umat Islam terseret pada cara berpikir Barat, yang memandang anak sebatas pada diri fenomenal.
Titik keberangkatan Barat dalam mendidik anak berasal dari diri fenomenal, apakah itu berbentuk “serigala” gelas kosong, kertas putih, makhluk yang terjatuh karena dosa, sehingga tidak mengherankan jika kemudian pengertian mereka terhadap manusia sebatas pada fenomena belaka.
Aristoteles misalnya, ia memaknai manusia sebatas zoon politicon, yang lain menyebutnya sebagai homo sapien, dan Thomas Hobbes dengan tanpa ragu menganggap manusia sebagai homo-homini lupus, sebuah sebutan yang begitu mengerikan bagi telinga manusia itu sendiri. Sebab, homo homini lupus itu berarti serigala yang suka berkelahi.
Sedangkan dalam Islam, manusia adalah hamba dan khalifah Allah, karena itu, hal pertama dan utama yang menjadi tugas orang tua dalam mendidik putra-putrinya adalah menanamkan tauhid dan akidah Islam dengan sebaik-baiknya (QS Luqman ayat 13)
Selanjutnya mendorong anak agar memiliki ilmu mendasar yang harus dimiliki yakni bagaimana taat kepada Allah dan menolak segala macam perintah atau pun informasi yang kian menjauhkan dirinya dari mengingat Allah, sekalipun hal tersebut berasal dari kedua orang tuanya sendiri (QS Luqman ayat 15).
Selanjutnya menanamkan dalam jiwa anak bahwa Allah Maha Mengetahui, sehingga perbuatan baik apa pun dan perbuatan buruk apa pun pasti akan mendapatkan balasan dari Allah (QS Luqman ayat 16).
Selanjutnya, orang tua harus memastikan putra-putrinya mendirikan shalat dengan baik, kemudian memberikan bekal ilmu atau skill yang baik, sehingga dalam hidupnya bisa terlibat dalam dakwah “Amar ma’ruf nahi munkar”, sebab hal tersebut adalah wajib bagi setiap Muslim (QS. Luqman ayat 17)
Itulah titik keberangkatan Islam dalam memandang manusia sehingga manusia adalah fitrah yang tidak terwarnai oleh aspek sejarah, geografis, maupun etnis, melainkan semata-mata adalah ruh-Nya.
Dengan demikian, semakin terang bagi kita bagaimana mendidik anak-anak kita agar mampu mencapai aktualiatasnya yang tertinggi sebagai manusia-manusia yang cerdas, mengabdikan dirinya kepada Allah dan sekaligus menjadi rahmat bagi lingkungannya.
Baca juga :
- Bolehkah Wanita Mengumandangkan Adzan?
- Yang Perlu Di Ketahui Tentang Darah Perempuan
- Mentalak Istri Saat Marah
- Doa Untuk Istri Selama Hamil dan Melahirkan
- Ritual Munkar Seputar Kehamilan Dan Kelahiran
Dalam kata yang lain, apabila kita berkeinginan mendidik anak sebagaimana generasi terbaik Islam mendidik putra-putrinya, maka tidak ada jalan lain, kecuali dengan kembali ittiba (mengikuti) Rasulullah secara integral.
Karena hanya dengan mengikuti sunnah tersebut akan lahir kearifan Islam dan kesucian hidup seperti yang diharapkan. Kita tidak lagi sebatas menekankan bagaimana anak memahami bahasa, angka dan fenomena yang bersifat matematik, fisik, kimiawi, dan biologis semata, tetapi juga mendorong mereka untuk memahami aspek mendasar konstruk ke ilmuan, sehingga bacaan Al-Qur’an yang mereka lakukan tidak saja benar dari sisi tajwid, makhraj dan iramna semata, tetapi juga mampu melahirkan pengkajian yang mendalam dan aplikatif dalam menjawab tantangan zamannya berdasarkan Al-Qur’an.
Tanpa pendidikan fitrah, kehadiran generasi yang demikian, amatlah sulit untuk tidak dikatakan mustahil. Jika hal tersebut pernah menyejarah di dalam perjalanan peradaban Islam, adalah tidak mungkin, hal tersebut mustahil kita capai. Selama ada pemahaman yang utuh dan komitmen yang teguh Insya Allah generasi Robbani hanyalah soal waktu.
Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup
Thanks for reading Mendidik Dengan Fitrah. Please share...!
0 Comment for "Mendidik Dengan Fitrah"