Membahas Tentang Seputar Ilmu Agama Islam

Khutbah Jumat: Menyantuni Anak Yatim Sebagai Upaya Mengentaskan Kemiskinan

MUKKADIMAH

Kaum Muslimin Sidang Jumat yang Berbahagia

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan Islam kepada kita sekalian.

Shalawat dan salam kita sampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW serta kepala sekalian sahabat dan keluarganya.

Kemudian dari pada itu marilah kita sekalian meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, demi kebahagiaan kita di dunia dan di akhirat.


Kaum Muslimin Sidang Jumat yang Berbahagia

Kita sama memaklumi bahwa kita bangsa Indonesia yang berjumlah 220 juta orang, 40% diantaranya adalah orang miskin. Dan dari orang-orang miskin ini ada pula yang merupakan anak yatim. Oleh karena itu kita umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk di Indonesia, wajib memikul tanggung jawab moral untuk membantu mereka itu. Ajaran agama kita yang berdasarkan al-quran dan hadis cukup banyak yang mendorong kita untuk mengentaskan kemiskinan dan menyantuni anak yatim.

Yang akan kami angkat sebagai sumber rujukan utama adalah surat al-ma'un yang berbunyi:

"Tahukah kamu orang orang yang mendustakan agama dan datanya maka mereka itu adalah orang-orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin".

Bila kita perhatikan ayat ini dengan teliti, maka nada dan iramanya adalah ancaman Allah bagi umat Islam yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan kepada orang-orang miskin. Kata mendustakan agama juga dapat diartikan mendustakan hari kemudian. Padahal kita sebagai umat Islam yakin bahwa kehidupan di dunia tidaklah kekal dan abadi. Kita yang percaya adanya hari kemudian, hendaknya berbuat apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam surat al-ma'un.

Hal yang Senada terdapat dalam surat Adh-dhuha ayat 9 yang berbunyi: 

"Maka kepada anak yatim janganlah kamu berbuat sewenang-wenang". 

Baris kedua Ayat tersebut saling memperkuat. Ayat-ayat ini ditujukan oleh Allah subhanahu wa ta'ala kepada seluruh umat Islam dan secara khusus ditujukan kepada nabi Muhammad SAW karena beliau mempunyai anak tiri dari Siti Khadijah yang bernama Hala. Hala adalah seorang anak yatim antara Siti Khadijah dan suaminya yang telah meninggal dunia. Ketika ibunya Siti Khadijah kawin dengan Nabi Muhammad SAW pernah berlaku agak kasar kepada Hala, sehingga ditegur oleh Allah SWT. Di sinilah terlihat kebenaran dan kejujuran Nabi Muhammad SAW karena berani mengungkapkan kekurangannya. Bahkan ketika mendapat hadiah kurma dari Usman bin Affan, waktu beliau mau memakan kurmanya datang orang miskin yang minta kurma itu. Hal ini berulang 3 kali sehingga muka beliau berubah sebagai tanda kurang senang atas ulah orang miskin itu. Usman bin Affan memberikan kurma yang lain kepada orang miskin itu. Disinilah terlihat kebenaran dan kejujuran Rasulullah SAW yang berani mengkritik dirinya sendiri. Kritik Allah SWT kepada Rasulullah terdapat dalam surat Ad Dhuhah ayat 10 yang berbunyi:

"Dan Adapun orang yang meminta Jangan engkau menghardiknya".

Kaum Muslimin Sidang Jumat yang Berbahagia

Anak yatim itu terbagi dua, ada anak yatim yang kaya dan ada anak yatim yang miskin, kepadamu Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan kepada kita untuk memperlakukan mereka dengan baik. Dalam Al Quran surat al-baqarah ayat 220 Allah SWT berfirman:

"Dan Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, Katakanlah: Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. dan kalau Allah menghendaki niscaya dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana".

Bagi anak yatim kaya kita perlakukan dengan baik bila mereka tinggal bersama kita memakan harta benda mereka Ala kadarnya dengan seizinnya dan tidak boleh berbuat sewenang-wenang karena Allah SWT telah memberikan suatu ancaman dalam Al Quran surat an-nisa ayat 10:

"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim dengan secara zalim, Sebenarnya mereka itu menelan api neraka sepenuh perutnya".

Pada lanjutan ayat ini, disebutkan bahwa dihari kemudian memakan harta anak yatim dengan curang, tempatnya adalah dalam neraka Sair.

Kaum Muslimin Sidang Jumat yang Berbahagia 

Anak-anak yatim yang banyak kita ketahui saat ini adalah mereka yang banyak tinggal di rumah Panti Asuhan yang didirikan oleh umat Islam di seluruh tanah air di mana mereka mengasuh dan Memelihara anak yatim tersebut dengan ikhlas, sungguh-sungguh adalah merupakan amal saleh yang amat disenangi oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hati Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari beliau:

"Saya dan orang yang memelihara anak yatim sama-sama di surga"

dalam mengucapkan hadits ini beliau menggambarkan bahwa saya dengan pemeliharaan anak yatim dalam surga seperti ini beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengahnya berdampingan lalu dijarangkan.

Kaum Muslimin Sidang Jumat yang Berbahagia

Selanjutnya dalam Surat Al Maun ayat 3 berbunyi:

"Dan tidak menganjurkan untuk memberi makan kepada orang-orang miskin".

Dari ayat ini dapat kita pahami, bahwa bila kita tidak mampu memberi makan kepada orang miskin kita dapat menghancurkan orang lain. tidak memberi makan orang miskin menjadi salah satu faktor penyebab seseorang masuk neraka dalam Alquran surat Al Mudatsir ayat 42-44 Allah berfirman:

"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam neraka? mereka menjawab Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat dan kami tidak pula memberi makan kepada orang miskin".

Secara tersirat dapat kita simpulkan bahwa bila kita ingin terhindar dari neraka dan masuk surga, kuncinya adalah kita harus memiliki habluminallah yang baik, dan juga kita memperbaiki habluminannas yang dapat diwujudkan melalui upaya memperhatikan dan menolong fakir miskin, yatim piatu dan semacamnya.

Kaum muslimin sidang Jumat yang berbahagia pada bagian akhir dari surat al-ma'un Allah SWT berfirman:

"Maka kecelakaan bagi orang-orang yang salat (yaitu) Orang-orang yang lalai dari shalatnya dan orang-orang yang berbuat riya dan enggan menolong dengan barang berguna".

Bila kita ingin mengambil hikmah dari surat al ma'un ini maka hendaklah kita mendirikan salat tepat waktu, dan bila kita berbuat kebajikan seperti halnya menolong fakir miskin dan anak yatim hendaknya kita mencari Ridha Allah SWT semata dan selanjutnya kita membayar zakat.

Dengan membayar zakat berarti kita dapat menolong kehidupan anak yatim dan fakir miskin Sebagian ulama tafsir berpendapat bahwa arti al-ma'un adalah perkakas rumah tangga yang kecil-kecil seperti timba jarum dan sebagainya. Jadi Celakalah bagi seorang muslim yang berlaku sangat kikir pada sesamanya, jangankan memberi pertolongan berupa materi yang mempunyai nilai tinggi meminjamkan barang-barang sehari-harinya seperti: timba, korek api, dan sebagainya sangat enggan.

Kesimpulannya bahwa sebagai seorang muslim yang baik, yang percaya pada Adanya hari kemudian Marilah kita menegakkan salat, membayar zakat, dan penuh keikhlasan dan memiliki sifat pemurah. Dengan demikian maka anak yatim dengan orang miskin secara pelan tapi pasti akan dapat terbantu masalah-masalah kebutuhan hidup dan kehidupannya sehingga masyarakat kita menjadi masyarakat yang Marhamah, penuh kasih sayang yang pasti diridai oleh Allah SWT. Amin ya robbal alamin.

PENUTUP

Oleh Drs. KH. Marwan Aidid

Labels: Kumpulan Khutbah Jumat

Thanks for reading Khutbah Jumat: Menyantuni Anak Yatim Sebagai Upaya Mengentaskan Kemiskinan. Please share...!

0 Comment for "Khutbah Jumat: Menyantuni Anak Yatim Sebagai Upaya Mengentaskan Kemiskinan"

Back To Top