Sajadah Muslim ~ Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wassholaatu wassalaamu ‘alaa asyroofil anbiyaa-i wal mursaliin, nabiyyinaa wahabiibinaa muhammadin, wa’ala alihi washahbihi aj’ma’iin, wa man tabi’ahum biihsanin ilaa yaumiddin, Amma ba’du.
Hadhratal muhtaramin, para alim ulama, para ustadz dan ustadzah, para bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, Tuhan semesta alam yang telah menganugrahkan rahmat, taufiq dam hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita dapat bertatap muka dalam majelis yang mulia ini, tanpa ada halangan apapun. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah mengeluarkan kita dari gelap gulita kebodohan dan kekafiran menuju cahaya kebenaran dan keselamatan, melalui agama yang dibawanya, yaitu agama Islam.
Hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan
Nabi Muhammad SAW Adalah Rasul terakhir, penyempurnaan para Nabi sebelumnya, beliau merupakan manusia paripurna (al-insanul al-kamil) yang pada dirinya terletak untaian hikmah sebagai obor penerangan dalam hidup dan kehidupan sekalian penghuni alam, yang mengeluarkan manusia dari gelap gulita kekafiran menuju cahaya kebenaran, yaitu Islam yang diridhai Allah SWT.
Sebagai utusan Allah yang terakhir, Nabi Muhammad mengemban risalah suci, sebagai wujud nyata dari sifat Rahman dan Rahim Allah terhadap para hamba-Nya, bahkan merupakan penyempurnaan dari semua kenikmatan yang diberikan-Nya kepada sekalian penghuni alam.
Allah SWT berfirman:
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiyaa’: 107).
Beliau datang dengan membawa agama Islam, sebagai agama yang sempurna kebenarannya, yang membenarkan dan menyempurnakan agama-agama yang dibawa oleh para Nabi, utusan Allah sebelumnya, agar dijadikan pegangan bagi para hamba-Nya dalam perjalan hidup menuju keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Begitu besar cinta dan harapan beliau akan keselamatan umatnya. Kehidupan beliau terkuras habis untuk memperjuangkan keselamatan umat manusia, mengeluarkan mereka dari kegulitaan kekafiran menuju cahaya Islam dan kebahagiaan surgawi.
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah: 128)
Hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan
Sebagai kaum yang benar-benar mengaku sebagai umat Muhammad SAW, kita harus senantiasa taat dan tunduk akan syari’at dan ajarannya dalam kesempatan memperingati hari-hari bersejarah semacam ini, hendaklah kita niatkan sebagai bukti syukur atas anugrah Allah yang telah menunjukan jalan keselamatan bagi kita melalui utusan-Nya, juga hendaklah kita niatkan sebagai penghormatan atas kecintaan kepada beliau, dengan tujuan agar lebih banyak lagi memperoleh suri teladan dan kisah perjuangan beliau untuk kita terapkan dalam perjalanan hidup kita sehari-hari dan agar mendapatkan syafa’at beliau.
Sebagaimana disebutkan dalam sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik, bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa yang mencintai sunnahku, maka sungguh ia telah mencintai aku, dan barang siapa yang mencintai aku, maka ia akan bersamaku di dalam surga.”
Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Aisyah ra juga disebutkan:
“Barangsiapa yang mencintai Rasulullah SAW, tentu ia memperbanyak bershalawat kepada Nabi SAW. Sebagai buahnya adalah memperoleh syafa’at beliau dan dapat menyertai beliau di dalam surga.”
Utsman bin Hasan bin Ahmad As-Syakir menyatakan: “Barangsiapa yang ingin dapat melihat Rasulluah SAW. Hendaklah ia mencintai beliau dengan kecintaan yang mendalam. Adapun tanda-tanda cinta Rasul itu adalah mengikuti sunnah beliau yang mulia dan memperbanyak bershalawat pada beliau. Karena Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka ia tentu banyak menyebutnya.”
Allah SWT berfirman, Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pemgampun lagi Maha Penyayang, jika kamu berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang kafir.” (QS. Ali Imran: 31-32)
Kecintaan kepada Nabi SAW haruslah diaktualisasikan dalam bentuk sikap dan perbuatan yang berorentiasi kepada releguisitas yang tinggi, dengan meneladani dan mengikuti sunnah beliau. Karena ujung dari rasa cinta itu adalah peningkatan kualitas diri dalam pengalaman ajaran Islam yang beliau ajarkan. Agar kita kelak mendapat syafa’at beliau dan bersamanya di dalam surga.
Sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah: “Barangsiapa yang mencintai Rasulullah saw tentu ia memperbanyak membaca shalawat kepada beliau. Sebagai buahnya ia akan memperoleh syafa’at dan bisa berkumpul bersama beliau di dalam surga.”
Hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan
Demikianlah, kultum yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan kali ini, mudah-mudahan ada guna dan manfaatnya bagi kita semua, utamanya bagi diri saya sendiri, semoga kita kelak mendapat syafa’at Nabi Muhammad SAW. Bisa bersama beliau di dalam surga, amin.
Akhirnya, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang lebihnya. Wallahul muwaffiq ila aqwamit thariq, tsummas salamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Oleh Ustadz Abdullah Farouk & Ustadz MS. Ibnu Hasan
Labels:
Kumpulan Ceramah Kultum
Thanks for reading Kultum: Cinta Rasul. Please share...!
0 Comment for "Kultum: Cinta Rasul"