MUKKADIMAH
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia
Puji dan syukur kita persembahkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang telah mewajibkan ibadah haji kepada kaum Muslimin agar kita menjadi orang-orang yang tunduk dan patuh kepada-Nya dalam senang dan duka.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, serta kepada sekalian sahabat dan keluarganya dan semua pengikutnya yang baik sampai kepada hari kiamat, hari yang dahsyat, yang mengguncangkan hati dan penglihatan.
Selanjutnya marilah memperbaiki takwa kita kepada Allah SWT, demi untuk keselamatan kita di dunia dan di akhirat.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia
Umat Islam wajib menunaikan ibadah haji sekali seumur hidup, adalah berdasarkan Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW, dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 97 Allah berfirman:
“Dan Allah SWT mewajibkan kepada umat manusia untuk berhaji ke Baitullah bagi orang yang mampu berangkat ke sana”.
Dalam ayat ini ada kata kunci, yang menjadi syarat siapa yang sudah wajib haji dan siapa yang belum. Kata kunci itu adalah Isthata’a, yang artinya mampu pergi ke Baitullah.
Seseorang baru disebut mampu apabila:
- Memiliki kesehatan yang baik, agar dapat melakukan ibadah haji dengan baik.
- Memahami manasik haji, yaitu tata cara pelaksanaan ibadah haji.
- Mampu membiayai perjalanan pergi, pulang, dan biaya bagi keluarga yang ditinggalkan. Perlu ditambahkan bahwa biaya pergi haji tidak diperkenankan menjual satu-satunya sumber kehidupan, agar tidak sengsara setelah menunaikan ibadah haji.
- Aman dalam perjalanan dan keluarga yang ditinggalkan.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia
Adapun sabda Rasulullah SAW, yang mejadi dasar wajibnya haji adalah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim:
“Islam dibangun di atas lima dasar: yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Allah SWT, dan Muhammad SAW itu adalah utusan Allah SWT, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, menunaikan ibadah haji dan puasa Ramadhan”.
Berhubung karena ibadah haji hanya sekali seumur hidup, maka bagi orang yang sudah mempunyai kemampuan, maka sebaiknya segerakan berangkat. Sebab kapan sudah mampu dan niat itu berarti panggilan haji sudah datang. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW riwayat Ahmad Baihaqi, beliau bersabda:
“Barangsiapa yang ingin pergi haji, maka hendaklah ia bersegera. Karena sesungguhnya kadang-kadang sakitlah yang sakit, dan terkadang kendaraan hilang dan ada-ada saja urusan yang muncul”.
Atau di dalam hadis yang lain riwayat Ahmad dan Baihaqi yang artinya: “Segeralah berangkat haji karena salah seorang dari kalian tidak tahu akan diperhadapkan kepadanya (bermacam-macam halangan)”.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia
Dalam pelaksanaan ibadah haji, jamaah haji Indonesia pada umumnya mengambil haji Tamattu dan hanya sedikit sekali yang haji Ifrad atau Qiram. Haji Tamattu artinya haji bersenang-senang, karena begitu kita selesai umrah (yang hanya membutuhkan waktu paling lama tiga jam), kita sudah kembali berpakaian biasa.
Bila kita ambil haji ifrad harus terus berpakaian ihram sampai tanggal 10 Zulhijjah. Bagi orang yang berhaji Tamattu dan Qiram wajib membayar Dam, yang sebaiknya telah selesai sebelum melakukan wuquf dan paling lambat dam ditunaikan hari Idul Adha.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia
Yang membedakan antara ibadah Umrah dan Haji adalah ibadah Umrah hanya di Masjidil Haram saja, sedangkan ibadah Haji ada Wuquf pada tanggal 9 Zulhijah bahkan wuquf inilah yang menjadi puncak manasik Haji. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Bahwa Haji itu adalah wuquf di Arafah”.
Puncak ayat suci Al-Qur’an adalah yang terdapat dalam surat Al-Hujurat ayat 13:
“Dan kami jadikan kamu berbangsa dan bersuku supaya kamu kenal-mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu ialah siapa yang paling bertakwa”.
Ayat ini walapun berlaku umum dan universal, tetapi isyaratnya adalah ditujukan kepada umat Islam yang sedang wuquf di Arafah. Mereka berkemah di padang Arafah yang terdiri dari bermacam-macam suku bangsa dan warna kulit. Orang berpangkat, orang kaya raya dan rakyat biasa semua pakaiannya sama yaitu dua lembar kain putih tidak berjahit bagi pria, dan bagi wanita berpakaian putih tanpa perhiasan tanpa bedak dan parfum. Mereka diperkenankan memakai pakaian putih berjahit dengan tidak berbedak dan wangi-wangian khusyu tawaduh dan patuh memohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan yang mereka perbuat kepada Allah SWT yang Maha Perkasa.
Sesungguhnya inilah puncak dan ukhuwah Islamiyah bagi orang-orang bertakwa kepada Allah SWT, dan disini pula letak puncak martabat manusia. Bahkan kata sebagian Ulama Wuquf di Arafah adalah general repitisi atau gladi awal yaitu berkumpulnya manusia di padang Mahsyar. Sehingga kita tidak akan kaku dan kaget dalam pengadilan Qadhi Rabbun Jalil di padang Mahsyar dan kelak suasana yang begitu khusyu dan sakral dipadu pula dengan talbiyah yang berbunyi:
“Kami sambut panggilan-Mu Ya Allah, kami sambut perintah-Mu Ya Allah SWT, tiada sekutu bagi-Mu, kami sambut panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji , nikmat dan segenap kerajaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu”.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia
Setelah kita menunaikan ibadah haji, hendaknya iman, ibadah, ilmu dan akhlak kita pupuk dan kita tingkatkan untuk mencapai Mutaqien. Karena kita umat Islam yang telah menunaikan ibadah haji, pada hakekatnya adalah duta-duta bangsa dan simbol umat Islam dan kebangsaan masyarakat Indonesia, yang sejalan dengan sabda Rasulullah SAW riwayat Ahmad dan Thabrani:
Artinya: “Haji mabrur pahalanya tiada lain selain syurga”.
Menurut Rasulullah SAW. Akhlak haji mabrur yang paling manonjol adalah:
Artinya: “Selalu memberikan makan kepada yang berhak dan ucapannya lemah lembut”.
Haji mabrur adalah istilah hadis, sedang istilah Al-Qur’an adalah mukhbitin. Mukhbitin adalah memiliki empat sifat, seperti yang disebut oleh Allah SWT dalam surat Al-Haj’ ayat 34-35:
“Dan gembirakanlah Mukhbitin yaitu orang yang apabila disebut nama Allah SWT, hatinya bergetar, sabar menghadapi kesulitan, penegak-penegak shalat dan membelanjakan hartanya yang kami berikan kepada mereka”.
Mudah-mudahan ibadah Haji yang akan dikerjakan oleh kaum Muslimin membuahkan Haji mabrur dan Mukhbitin yakni orang yang tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Amin Ya Rabbal Alamin.
PENUTUP
Oleh Drs. KH. Marwan Aidid
Labels:
Kumpulan Khutbah Jumat
Thanks for reading Khutbah Jumat: Ibadah Haji. Please share...!
0 Comment for "Khutbah Jumat: Ibadah Haji"