Sajadah Muslim ~ Alhamdulillahil ladzii an’amanaa bini’matil iimaan wal islaam. Wanushalli wanusallimu ‘alaa khairil anaam, sayyidinaa muhammadin wa’alaa aalihii wasohbihi aj-ma’iin, amma ba’du.
Kepada yang terhormat bapak..., para alim ulama, para ustadz dan ustadzah, para bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, Tuhan semesta alam yang telah menganugerahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita dapat bertatap muka dalam majelis yang mulia ini, tanpa ada halangan apapun. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah mengeluarkan kita dari gelap gulita kebodohan dan kekafiran menuju cahaya kebenaran dan keselamatan, melalui agama yang dibawanya, yaitu agama Islam.
Saudara, bapak dan ibu sekalian yang saya muliakan
Shalat merupakan kewajiban pokok dalam Islam, bahkan di dalam hadis, shalat dinyatakan sebagai tiang agama, bagi yang menunaikan berarti ia telah menegakkan agamanya, bila meninggalkannya berarti ia telah merobohkan agamanya. Shalat, memiliki makna yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sebab dengan shalat akan terjalin hubungan kedekatan secara intens dengan Tuhan dan shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Bagi orang yang meninggalkan dan tidak menunaikan shalat, akan mendapatkan siksa yang pedih.
Perhatikan firman Allah SWT :
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? Mereka menjawab: kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya.” (QS. Al-Muddatstsir : 42-45)
Imam Thabrani meriwayatkan: “Tidak ada keimanan bagi orang yang tidak dapat dipercaya memegang amanat, dan tidak ada shalat bagi orang yang tidak suci, tidak ada agama bagi orang yang tidak shalat. Sesungguhnya kedudukan shalat dalam agama bagaikan kepala bagi jasad manusia.”
Barangsiapa yang meninggalkan mengerjakan shalat dari waktunya, karena sibuk dengan urusan harta bendanya, seperti jual beli, aktivitas kekaryawannya atau disibukkan oleh anaknya, maka ia termasuk orang-orang yang merugi. Rasulullah SAW bersabda: “Sesuatu yang pertama kali dihisab bagi seorang hamba pada hari kiamat dari awalnya ialah shalat, jika shalatnya baik, maka ia sungguh beruntung dan selamat, jika shalatnya kurang, maka sungguh ia menyesal dan merugi.”
Allah SWT berfirman:
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al-Ma’un: 4-5)
Nabi SAW bersabda: “Mereka itu adalah orang-orang yang mengakhirkan shalat dari waktunya.” Ahmad meriwayatkan dengan sanad yang baik, Thabrani dengan Ibnu Hibban meriwayatkan di dalam kitab Sahihnya, sesungguhnya pada suatu hari Rasulullah menjelaskan tentang shalat, lalu beliau bersabda: “Barangsiapa yang memelihara shalat, maka shalat itu menjadi cahaya dan bukti serta keselamatan baginya pada hari kiamat. Sementara barangsiapa yang tidak memelihara shalat, maka ia tidak memiliki cahaya, bukti dan tidak pula keselamatan, bahkan pada hari kiamat ia dikumpulkan bersama Karun, Firaun, Haman dan Ubai bin Khalaf.”
Saudara, bapak dan ibu sekalian yang saya muliakan
Abu Na’im meriwayatkan: “Barangsiapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja, maka Allah menulis namanya pada pintu neraka sebagai orang yang akan masuk ke dalamnya.”
Ada pula sebagian para rawi hadist meriwayatkan: “Sesungguhnya barangsiapa yang memelihara shalat, maka Allah memuliakannya dengan lima hal, yaitu: “Kesulitan kehidupan akan dihilangkan dari padanya; dibebaskan dari siksa kubur; Allah menerima kitab catatan amalnya dengan tangan kanannya; melewati shirath (jembatan yang melintas di atas neraka) bagaikan kecepatan petir; dimasukkan surga tanpa hisab. Sementara bagi orang yang menghina dan meremehkan shalat, Allah akan menyiksanya dengan lima belas macam siksa, lima di dunia, tiga pada saat kematian, tiga di dalam kubur dan yang ketiga lagi ketika bangkit dari kubur.
Lima siksaan yang ditimpakan di dunia ialah: Dicabut keberkahan umurnya; tanda-tanda kesalehan dihapus dari wajahnya; Setiap amal yang dilakukannya tidak diberi pahala oleh Allah; Do’anya tidak dinaikkan, tidak dapat menembus langit; Tidak mendapatkan bagian dari do’anya orang-orang saleh. Tiga siksaan yang ditimpakan pada saat kematian ialah: Dia mati dalam keadaan hina: Mati dalam keadaan lapar; mati dalam keadaan kehausan, seandainya dia diberi minum air laut yang ada di dunia, kehausannya belumlah sirnah.
Adapun tiga siksaan di dalam kubur ialah: liang kuburnya menjadi menyempit dan menghimpit hingga tulang-tulang rusuknya terpatah-patah; Api dinyalakan di dalam kuburnya sehingga ia menjadi terpanggang bergelimpangan siang dan malam; Dia dililit ular besar di dalam kuburnya, yang bernama Syujja’ul Aqra’, kedua matanya dari api, kuku-kukunya dari besi, panjang dari setiap kukunya, sepanjang perjalanan sehari. Ia berkata kepada si mayit, aku adalah Syujja’ul Aqra’, suaranya seperti petir yang menyambar-nyambar. Ia berkata, aku diperintah Tuhanku untuk memukul kamu, karena kamu menyia-nyiakan shalat Subuh hingga matahari terbit, dan aku juga memukulimu karena kamu menyia-nyiakan shalat Zhuhur hingga datang waktu Ashar, juga karena kamu menyia-nyiakan shalat Ashar hingga datang waktu Maghrib, aku memukul kamu, karena kamu menyia-nyiakan shalat Maghrib hingga datang waktu Isya’, dan aku juga memukul kamu karena menyia-nyiakan shalat Isya’ hingga datang waktu shalat Fajar. Ketika ular itu memukulnya sekali pukulan, ia terbenam ke dalam bumi tujuh puluh dzira’. Dia selalu disiksa di dalam kubur tanpa pernah berhenti, hingga datang hari kiamat.
Sedangkan tiga siksaan ketika dibangkitkan dari kubur, ialah: Dia mendapatkan hisab yang sangat berat di mauqif (tempat menghimpun manusia pada hari kiamat untuk menunggu hisab); Kemurkaan Tuhan; Dan masuk ke dalam neraka.” Na’udzu billahi min dzalik.
Saudara, bapak dan ibu sekalian yang saya muliakan
Mengakhiri kultum dalam kesempatan yang mulia ini, semoga Allah senantiasa menganugerahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan semoga kita mampu memelihara shalat dengan baik, sehingga kita mendapatkan balasan surga di sisi Allah, amin. Demikianlah, yang dapat saya sampaikan, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang lebihnya. Hadanallah waiyyakum ajma’in, was salamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Oleh Ustadz Abdullah Farouk & Ustadz MS. Ibnu Hasan
Labels:
Kumpulan Ceramah Kultum
Thanks for reading Kultum: Azab Bagi Yang Meninggalkan Shalat. Please share...!
0 Comment for "Kultum: Azab Bagi Yang Meninggalkan Shalat"