Sajadah Muslim ~ Yang saya muliakan dan saya taati para alim ulama, para pejabat pemerinyah baik sipil maupun militer, para ustadz dan ustadzah, para bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan.
Mengawali pertemuan kita melalui mimbar kultum kli ini, pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, karena atas rahmat, taufiq dan petunjuk-Nya, kita dapat berkumpul dalam tempat yang baik ini tanpa ada suatu halangan apapun. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, sebab beliau kita dapat mengetahui yang hak dan yang batil, yang halal dan yang haram, antara jalan menuju ke surga dan jalan menuju ke neraka.
Bapak, ibu, hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan
Ketika setiap orang dibangkitkan dari alam kuburnya, di antara mereka ada yang telanjang, ada yang mengenakan pakaian, ada yang hitam dan ada pula yang putih. Semuanya berada di atas makam masing-masing, ada yang bersinar terang laksana matahari, ada yang seperti pelita, hanya saja masing-masing menundukkan kepalanya tidak tahu apa yang harus diperbuat. Hal demikian terjadi selama seribu tahun, hingga terlihat ada api yang muncul dari arah barat dengan gemuruh suaranya yang mampu menghalau semua makhluk menuju ke padang makhsyar. Dalam suasana yang amat dahsyat, seluruh makhluk dicekam ketakutan yang amat sangat, para nabi dan ulama menjadi gelisah, para wali dan syuhada terkejut, atas beratnya kondisi dan siksaan allah yang tiada sesuatupun yang kuat menahan kepedihannya. Arus lautan manusia terus bergelombang diterpa cahaya yang mengalahkan terangnya matahari, panasnya membakar tubuh mereka sehingga keringat bercucuran membanjiri mereka.
Dalam kondisi seperti ini, umat manusia pergi menuju Adam, padanya mereka mengadu: “Wahai Adam, wahai ayah seluruh umat manusia, sesungguhnya masalah yang menimpa kami sangat berat.” Adapun orang-orang kafir berkata: “Ya Tuhan, kasihanilah kami.” Karena sangat dahsyatnya ketakutan yang terjadi pada saat itu, mereka berpaling dari neraka. Mereka berkata pada Adam: “Wahai Adam, engkau adalah orang yang diciptakan dengan tangan Allah secara langsung dan Dia-lah Yang memerintahkan malaikat sujud kepadamu serta Dia meniupkan ruh-Nya kepadamu, maka hendaklah kiranya engkau dapat memberikan pertologan kepada kami di hari peradilan ini.” Adam berkata: “Aku telah durhaka kepada Allah, ketika Dia telah melarangku memakan buah dari pohon yang ada di surga, tapi aku melanggarnya. Aku merasa malu untuk berbicara dengan Allah dalam kondisi seperti ini, akan tetapi pergilah kalian kepada Nuh as karena dialah Rasul yang pertama kali.”
Bapak, ibu, hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan
Mereka berhenti selama seribu tahun untuk bermusyawarah, mengenai persoalan yang dihadapi. Kemudian mereka memutuskan untuk pergi kepada Nuh, dan berkata kepadanya: “Wahai Nuh, engkau adalah seorang Rasul pertama.” Mereka menuturkan seperti apa yang mereka tuturkan kepada Adam, dan meminta pertolongan padanya untuk mengatasi persoalan yang mereka hadapi. Kemudian Nuh berkata: “Aku pernah berdo’a kepada Allah dengan do’a yang akhirnya menenggelamkan seluruh penduduk bumi, aku merasa malu di sisi Allah untuk meminta seperti itu, akan tetapi pergilah kalian kepada Ibrahim Khalilullah (kekasih Allah), dialah sebelumnya yang menyebut kalian sebagai orang-orang muslim, barangkali ia bisa memberi syafa’at kepada kalian.”
Lalu mereka bermusyawarah selama seribu tahun, kemudian memutuskan mendatangi Nabi Ibrahim as dan mengadu: “Wahai Ibrahim, bapak umat Islam, engkau adalah orang yang dijadikan Allah SWT sebagai kekasih-Nya, tolonglah kami, kiranya engkaulah yang bisa memintakan pertolongan kepada Allah untuk kami, sehingga Dia segera menetapkan keputusan pengadilan di antara makhluk-Nya.” Lalu Ibrahim berkata kepada mereka: “Sesungguhnya dalam Islam aku pernah berbohong sebanyak tiga kali. Dengan tiga kali berbohong itulah aku berusaha memenangkan perdebatan tentang agama Allah, aku merasa malu pada-Nya untuk meminta syafa’at dalam posisi seperti ini, akan tetapi pergilah kalian kepada Musa as karena dialah yang dijadikan oleh Allah sebagai Kalimullah (orang yang pernah berbicara dengan Allah), dan yang kerabatnya selamat, semoga ia bisa memberikan pertolongan kepada kalian dengan memintakan syafa’at kepada Allah.”
Lalu mereka bermusyawarah sesama mereka selama seribu tahun, sedangkan kondisi mereka semakin memprihatinkan, posisinya juga semakin terjepit, lalu mereka datang kepada Nabi Musa dan berkata: “Wahai putra Imran, engkau orang yang dijadikan oleh Allah sebagai Kalimullah dan kerabat kamu dijadikan sebagai orang-ornag yang selamat, serta engkau yang diberikan kitab Taurat, maka tolonglah kami pada saat peradilan seperti ini, waktu yang kami gunakan sudah terlalu lama, sementara keadaan semakin kritis dan mengerikan, kaki saling bertumpukan, orang-orang kafir mulai berseru memanggil kami (orang-orang Islam) karena lamanya waktu menunggu.”
Kemudian Musa berkata kepada mereka: “Sesungguhnya aku pernah meminta kepada Allah agar menyiksa keluarga Fir’aun dan dijadikan sebagai contoh bagi orang lain. Aku sekarang merasa malu di hadapan Allah untuk meminta syafa’at dalam posisi seperti ini, sementara itu sudah banyak sebab yang terjadi di antara diriku dengan Allah yang bisa menyelamatkan pada saat bencana akan menimpa, akan tetapi Dia adalah Dzat Yang Luas Kasih Sayang-Nya dan Tuhan Yang Maha Pengampun. Akan tetapi, pergilah kalian kepada Isa as karena dialah Rasul Allah yang paling benar keyakinannya, lebih ma’rifat kepada Allah, paling zuhud di sisi-Nya dan lebih bijaksana, semoga dia bisa memberikan pertolongan kepada kalian.”
Bapak, ibu, hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan
Mereka bermusyawarah selama seribu tahun, sementara kondisinya semakin kritis dan posisinya semakin terjepit, lalu mereka mengeluh kepada Isa, seraya berkata: “Engkau adalah Rahullah dan kalimat-Nya, engkau adalah orang yang disebut oleh Allah sebagai orang yang punya kedudukan di dunia dan di akhirat, tolonglah kami, mintakan kami syafa’at kepada Tuhan di hari peradilan ini.” Lalu Isa menjawab: “Sesungguhnya kaumku telah menjadikan aku dan ibuku sebagai Tuhan selain Allah, lalu bagaimana aku bisa minta syafa’at di sisi Dzat Yang kalian sembah bersama, kalian menyebut-Nya beranak, dan menyebutku berbapak, akan tetapi bagaimana pendapat kalian, seandainya salah seorang di antara kalian punya kantong yang berisi perbekalan, sementara di bagian ujungnya terdapat penutup yang bersegel sebagai tali pengikatnya. Lalu bisakah sampai pada apa yang ada di dalam kantong kecuali harus membuka segel sebagai penutupnya?” Mereka menjawab: “Benar wahai Nabi Allah.”
Lalu Isa berkata kepada mereka: “Pergilah kalian kepada tuan para Rasul dan pemungkas para Nabi, yaitu saudaraku yang kebangsaan Arab, karena dia menyimpan do’a dan syafa’at untuk umatnya. Ia seringkali disakiti oleh kaumnya, mereka telah melukai pada bagian dahinya, mereka telah mematahkan gigi serinya, mereka telah menjadikan pertalian antara dia dengan surga, sesungguhnya dialah paling baik kebanggaannya, lebih besar kemuliaannya, ia akan berkata seperti orang yang benar berkata kepada saudara-saudaranya: pada hari ini tidak ada cercaan terhadap Anda, mudah-mudahan Allah mengampuni Anda, dan dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.” Isa kemudian mulai membacakan kepada mereka kelebihan-kelebihan yang dimilki oleh Muhammad SAW yang telinga mereka belum pernah mendengarnya, sehingga mereka berkeinginan keras untuk segera pergi kepada beliau SAW.
Bapak, ibu, hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan
Mereka segera berangkat, sesampainya pada mimbar kebesaran Nabi Muhammad SAW mereka berkata kepada beliau: “Engkau adalah kekasih Allah, seorang kekasih memiliki peranan yang sangat signifikan sebagai mediator (perantara), karenanya tolonglah kami, kami mendatangi Adam, lalu ia mengarahkan kami kepada Nuh, lalu kami datang kepada Nuh, tetapi Ia mengarahkan kami kepada Ibrahim, dan kami mendatangi Ibrahim, akan tetapi ia menyuruh kami pergi kepada Musa, akan tetapi ia memerintah kami untuk mendatangi Isa, kami pun mendatangi Isa, akan tetapi memberi anda rahmat dan salam, karena setelah Anda ini tidak ada lagi tempat untuk kami meminta perlindungan dan tempat untuk berlari.”
Kemudian Nabi SAW pergi menuju ke Tahta Singgasana Allah Yang Maha Agung, lalu meminta izin kepada-Nya, beliau bersujud di hadapan Allah SWT. Kemudian Allah Yang Maha Agung memanggil: “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu dan katakan, tentu perkataanmu didengar (diperhatikan), dan mintalah syafa’at, niscaya kamu ditolong.” Kemudian Nabi Muhammad SAW memohon: “Ya Tuhan, berilah putusan di antara hamba-Mu. Cukup lama posisi mereka dalam menunggu, masing-masing telah jelas dengan dosanya dipelataran medan hari kiamat.” Lalu terdengar seruan: “Ya benar, wahai Muhammad.”
Akhirnya masing-masing mendapatkan keputusan dengan seadil-adilnya sesuai dengan amal perbuatannya, bagi yang durhaka dan berdosa di neraka tempatnya, sementara bagi yang beriman dan berat timbangan amal kebaikannya, maka surgalah tempatnya. Dalam kondisi itu, Nabi Muhammad SAW memainkan peran syafa’atnya kepada umat beliau yang pantas untuk mendapatkan syafa’at beliau.
Rasulullah SAW bersabda: “Aku mempunyai hak untuk memberikan syafa’at sampai Allah mengizinkan kepada orang yang dikehendaki dan disenangi.”
Bapak, ibu, hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan
Demikianlah kultum yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan yang mulia ini, semoga Allah senantiasa menganugerahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, amin. Akhirnya, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang lebihnya. Hadanallah waiyyakum ajma’in, was salamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Oleh Ustadz Abdullah Farouk & Ustadz MS. Ibnu Hasan
Labels:
Kumpulan Ceramah Kultum
Thanks for reading Kultum: Kondisi Umat Manusia di Padang Makhsyar. Please share...!
0 Comment for "Kultum: Kondisi Umat Manusia di Padang Makhsyar"