MUKKADIMAH
Kaum Muslimin Sidang Jum’at yang Berbahagia
Kita bersyukur dan memuji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayat serta nikmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian. Kemudian kita susul dengan sholawat dan taslim kepada Nabi Besar Muhammad SAW, serta kepada sekalian sahabat dan keluarganya.
Selanjutnya marilah kita memperbaiki taqwa kita kepada Allah SWT mudah-mudahan menjadi taqwa yang sebaik-baiknya dan kita tidak amati sebelum menjadi Muslimin yang hakiki.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at yang Berbahagia
Sebagai pengantar dan pendahuluan saya akan membaca sebuah hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Al Bazzar:
“Ada tiga yang selalu tergantung di Arasy. Silahturahim berkata sesungguhnya saya selalu menggantungkan diri kepadamu agar saya tidak diputuskan dan amanah berkata: sesungguhnya saya mohon pertolonganmu agar saya tidak dikhianati dan nikmat berkata: Ya Allah saya telah menggantungkan diri padamu agar saya tidak dikufuri”.
Yang kita ingin garis bawahi dari hadis ini adalah amanah yang bermohon kepada Allah agar tidak dikhianati.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at yang Berbahagia
Amanat yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadis dapat dibagi atas tiga macam:
1. Amanah dalam arti kewajiban agama kepada Allah SWT seperti iman dan ibadah.
Amanah dalam arti kewajiban kita beribadah kepada Allah SWT terdapat dalam surat Al-Ahzab AYAT 72 :
“Sesungguhnya kami telah memberikan amanat kepada langit bumi dan gunung-gunung maka mereka menolak dan takut untuk tidak melaksanakannya. Dan amanat itu dipikul oleh manusia, sesungguhnya manusia itu bersifat dzalim dan jahil”.
Semua ulama sepakat bahwa yang dimaksud dengan amanat dalam ayat ini adalah kewajiban beribadah kepada Allah yang wajib dikerjakan oleh manusia. Pada akhir ayat ini Allah menyebut manusia dzalim. Maksudnya adalah bahwa manusia lalai dan malas menjalankan kewajibannya kecuali orang-orang yang beriman dan bertakwa. Sedangkan yang dimaksud dengan bodoh adalah bahwa sesungguhnya ibadah itu adalah untuk kepentingan manusia sendiri, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam Al-Qur’an surat Al-Jatsiah ayat 15, Allah berfirman:
“Barangsiapa yang berbuat baik, maka pahalanya adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang berbuat kejahatan maka itu akan menimpa dianya sendiri, kemuliaan kepada Tuhan kamu dikembalikan”.
2. Amanat yang kedua adalah amanat dalam arti tugas atau kewajiban yang wajib dilaksanakan oleh manusia.
Tugas dan kewajiban itu bisa datang dari negara, pemerintah atasan atau sesama manusia. Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’: 58, Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan kamu sekalian untuk menyampaikan amanah kepada orang yang berhak”.
Maksud dari pada ayat ini adalah bahwa kita diserahi tugas dan tanggung jawab untuk memimpin rakyat disuatu desa, maka kita wajib menjadi pelayan melindungi dan mensejahterahkan rakyat di desa tersebut, bila tidak kita telah mengkhianati amanah yang telah diberikan kepada kita.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at yang Berbahagia
Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Tanda orang munafik ada tiga: apabila ia berbicara ia bohong, dan apabila ia berjanji ia ingkar, dan apabila ia diberikan amanah dia khianati, walaupun ia shalat, puasa dan menganggap dirinya Muslim”.
Ada dua sifat dan keadaan yang amat jelek. Adapun kedua sifat itu dan keadaan itu adalah lapar dan khianat. Bila orang lapar sulit tidur, dan apabila orang berkhianat maka ia akan dikucilkan oleh masyarakat sekitarnya. Dengan kedua sifat yag dimiliki oleh manusia ini Nabi Muhammad SAW memohon kepada Allah dalam do’anya:
“Ya Allah sesungguhnya saya berlindung kepadamu dari lapar, karena lapar adalah sejelek-jeleknya keadaan dibawah tidur, dan saya berlindung pula dari padaMu dari sifat khianat, karena khianat itu adalah sifat batin yang paling jelek.”
3. Amanah dalam arti titipan
Bila ada teman yang mau berpergian, biasanya kita titip surat, titip salam atau oleh-oleh untuk disampaikan kepada seseorang, bisa pula sebaliknya yang terjadi yaitu karena teman mau berpergian, barangnya dititip pada kita. Dari peristiwa inilah para ahli fiqih mengambil suatu dasar dari Al-Madiah (titipan) sebagai rujukan pada surat Al-Maidah ayat (2):
“Dan hendaklah kamu bertolong-tolongan dalam bidang sosial dan agama”.
Bila kita menitip surat, barang atau salam kepada seseorang untuk disampaikan kepada keluarga kita di suatu tempat, itu berarti bahwa kita percaya pada teman tersebut, kita menaati dia.
Begitu pula bila kita menaati seseorang yang mau berangkat menitipkan barangnya pada kita itu berarti bahwa kita terpercaya dan dianggap amanah oleh teman tersebut.
Saling mempercayai yang seperti ini, penting kita jaga dan pelihara. Dalam hal yang seperti ini Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar:
“Tidak ada Agama bagi orang yang tidak memegang amanah”.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at yang Berbahagia
Alangkah nyamannya suatu kehidupan pada masyarakat bila para pemimpin melaksanakan amanah dalam memimpin rakyatnya dan begitu pula bila anggota masyarakat satu sama lain saling memercayai dan saling tolong-menolong dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pada akhirnya marilah kita sekalian melaksanakan amanah yang ada di atas pundak kita masing-masing, apakah itu amanah Allah dan Rasul-Nya atau amanah sesama manusia dalam segala bentuk dan jenisnya. Semoga kita berbahagia di dunia dan di akhirat, amin ya rabbal alamiin.
PENUTUP
Oleh Drs. KH. Marwan Aidid
Labels:
Kumpulan Khutbah Jumat
Thanks for reading Khutbah Jumat: Amanah . Please share...!
0 Comment for "Khutbah Jumat: Amanah "