Sajadah Muslim ~ Yang saya muliakan dan saya taati para alim ulama, para pejabat pemerintah baik sipil maupun militer, para ustadz dan ustadzah, para bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan.
Mengawali pertemuan kita melalui mimbar kultum kali ini, pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, Tuhan sarwa sekalian alam. Shalawat dan salam, semoga senantisa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Sebab beliau kita dapat mengetahui yang hak dan yang batil, yang halal dan yang haram, antara jalan menuju ke surga dan jalan menuju ke neraka.
Bapak, ibu, hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan
Sebagaimana disebutkan di dalam kitab Ad-Durratul Al-Fakhirah fii Kasyfi Ulumil Akhirah, bahwa ketika malaikat pencabut nyawa (Izrail) hendak mencabut nyawa orang beriman yang termasuk dalam golongan orang-orang yang berbahagia di akhirat, maka kedatangan malaikat pencabut nyawa ini diiringi dua malaikat yang berwajah rupawan, berpakaian indah dan rapi, aroma baunya semerbak mewangi. Ketika ruh keluar dan terlepas dari raga mereka menerima dan membungkus ruh tersebut ke dalam kain sutera dari surga yang begitu elok dan indah, sesuai dengan kadar kualitas keimanan dan ketakwaannya.
Kemudian para malaikat itu membawanya terbang ke angkasa, terus berjalan melewati para umat manusia yang telah berlalu dan dalam kurun waktu yang telah silam, sampai tiba di langit dunia. Kemudian Al-Amin (Malaikat Jibril) mengetuk pintu. Kepadanya lalu ditanya: “Siapa kamu?” Ia menjawab: “Aku Jibril, ini dia si Fulan datang bersamaku, ia adalah orang yang baik akidahnya tanpa ada sedikitpun keraguan.”
Selanjutnya sampai di langit kedua, Jibril mengetuk pintu, lalu ia ditanya: “siapa kamu?” Ia menjawab seperti jawaban yang pertama. Maka dikatakan: “Selamat atas kedatangan di Fulan ia benar-benar telah memelihara shalat dan kewajiban-kewajibannya. Kemudian perjalanan itu diteruskan sampai langit ke tiga, lalu Jibril mengetuk pintu, padanya ditanyakan: “Siapa kamu?” Jibril menjawab sebagaimana jawaban yang pertama dan kedua. Lalu dikatakan: “Ia adalah orang yang bisa menjaga hak-hak Allah dalam hartanya, ia tidak pernah bergantung sedikitpun dengan harta tersebut.”
Kemudian terus berjalan sampai langit keempat, Jibril mengetuk pintu langit keempat, lalu ia ditanya “Siapa kamu?” Jibril menjawab dengan jawaban-jawaban yang sama seperti sebelumnya. Lalu diucapkan: “Selamat atas kedatangan si Fulan, ia adalah orang yang ahli berpuasa dan baik puasanya, ia bisa menjaganya dari segala perkataan yang dilarang dan makan-makanan yang haram.”
Bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan
Begitu seterusnya, hingga sampai ke langit tujuh, Jibril terus berjalan membawanya di antara malaikat, yang semuanya menyampaikan kabar gembira dengan surga. Mereka menyambut dan bersalaman dengannya, sampai akhirnya tibalah di Sadratul Muntaha. Lalu Jibril mengetuk pintu dan menjawab pertanyaan yang diajukan padanya sebagaimana yang sebelumnya. Kemudian diucapkannya: “Selamat datang kepada si Fulan ia adalah orang yang beramal saleh hanya karena mencari keridhaan Allah.”
Akhirnya, tersibaklah tabir yang dipasang di Arasy Dzat Ar-Rahman yang terdiri dari delapan puluh ribu tenda keagungan. Masing-masing tenda terdiri dari delapan puluh ribu kamar, dan setiap kamarnya terdapat satu rembulan yang bertahlil, bertasbih memaha sucikan-Nya. Seandainya ada satu rembulan itu yang muncul ke permukaan langit dunia dan menyinari makhluk, selain Allah, sungguh sinarnya akan melibas dan menggilas, sehingga lenyaplah sinar yang lain.
Pada saat yang demikian itu, ada suara yang memanggil dari sisi Tuhan Yang Maha Suci yang muncul dari permukaan itu. “Jiwa siapa yang engkau datang bawa kemari?” Maka Jibril menjawab: “Ia adalah Fulan bin Fulan.” Kemudian Allah Yang Maha Agung berfirman: “Dekatkanlah dia, sesungguhnya sebaik-baik hamba adalah kamu wahai hamba-Ku.”
Bapak, ibu, hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan
Demikianlah kultum yang saya sampaikan dalam kesempatan yang mulia ini, semoga Allah senantiasa menganugerahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan mudah-mudahan ketika kita kembali kehadirat Allah SWT. Kita diterima dengan baik dan mendapatkan kebahagiaan hidup di alam barzakh, amin. Akhirnya, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang lebihnya. Hadanallah waiyyakum ajma’in, was salamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Oleh Ustadz Abdullah Farouk & Ustadz MS. Ibnu Hasan
Labels:
Kumpulan Ceramah Kultum
Thanks for reading Kultum: Ketika Ruh Orang Mukmin Keluar Dari Raga. Please share...!
0 Comment for "Kultum: Ketika Ruh Orang Mukmin Keluar Dari Raga"