Sajadah Muslim ~ Di jelaskan dalam banyak ayat, fase tentang kewajiban shalat dalam Al-Qur’an senantiasa bergandengan dengan perintah untuk berzakat. Keduanya saling melengkapi, tak boleh ada yang diutamakan lalu mengabaikan lainnya. Bahwa shalat itu penting sebagaimana zakat, zakat juga adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan. Jika shalat dianggap sebagai wasilah atau sarana dalam menjaga hubungan vertikal kepada Allah Swt. Maka zakat tak lain sebagai bukti nyata jika shalat yang dikerjakan itu diberkahi dan teruji berkualitas.
Ini salah satu hikmah mengapa shalat atau puasa disebut mampu menjaga seseorang dari perbuatan maksiat atau kemungkaran. Karena puncak dari pada ibadah seorang Muslim tergambar pada potensi khalifah yang dimaksimalkan oleh Hamba yang baik tentu peduli kepada lingkungan sekitar. Kualitas iman dan derajat takwa akan mengantar kita untuk berbagi manfaat terhadap sesama. Apalagi kepada orang-orang yang selama ini kurang beruntung dalam hidupnya secara ekonomi dan sosial.
Firman Allah, “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk,” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 43).
Firman lainnya, “Dan di dirikan shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 110).
Maka jika Ramadhan adalah bulan untuk memanen kebaikkan dan amal shaleh. Seharusnya itu berarti ada sekian banyak persoalan sosial di tengah masyarakat yang terselesaikan dengan baik.
Diharapkan, setiap tahun jumlah mustahik tersebut semakin berkurang. Sebagaimana peran dan jumlah muzakki juga semestinya bertambah secara signifikan. Di akui potensi zakat, infak, dan sedekah hingga sekarang belum juga tergali dengan baik secara optimal. Padahal berulang kali masyarakat Muslim disebut memiliki pasar potensi yang layak diberdayakan menjadi sebuah kekuatan.
Kaitan dengan ibadah puasa, syariat ini umumnya dipahami identik dengan ibadah badaniah. Sedang zakat adalah ibadah mulia atau pemberdayaan harta dalam ajaran Islam. Tak heran keduanya saling berkait erat. Tanpa bisa dipisahkan satu dengan lainnya, bahwa orang-orang yang berhasil menahan dirinya dari hal-hal yang dilarang selama berpuasa niscaya akan dimudahkan untuk menahan diri pula dari nafsu terhadap harta atau materi dunia.
Padanya diajarkan untuk terus menggembleng diri, menahan dari apa-apa yang selama ini begitu menjadi sorotan dalam hidup manusia. Sebab sebagian mereka bahkan telah menjadikan persoalan makan, minum, dan materi lainnya sebagai tujuan hidup. Bukan lagi sekadar kebutuhan yang mencukupi, tapi telah merambah menjadi gaya hidup serta standar yang menjadi ukuran untuk menilai seseorang.
Maka dengan adanya Ramadhan sebagai madrasah yang menempa diri, diharapkan orang-orang kembali tersadarkan tentang hakikat perjalanan hidup manusia. Bahwa bekal mereka yang sesungguhnya adalah takwa dan amal shaleh yang mesti diperbanyak, bukan justru menumpuk harta dan menghitung-hitung setiap waktu. Reziki yang hakiki adalah apa yang dimakan, dipakai, dan dibelanjakan untuk kebaikkan dijalan Allah. Selain itu semuanya adalah fana, usang dan tiba saatnya akan hilang lenyap dari sisi manusia.
Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup
Labels:
Puasa Zakat
Thanks for reading Zakat Tanda Sempurnanya Ramadhan. Please share...!
0 Comment for "Zakat Tanda Sempurnanya Ramadhan"