Sajadah Muslim ~ Ramadhan telah tiba. Siapa yang tak senang? Tua, muda, anak-anak, laki-laki, perempuan, semua menyambut dengan riang. Ada sekuncup bahagia mulai bermekaran. Entah apa itu namanya. Tak semua bisa menjelaskan perasaannya. Namun setiap jiwa pemilik iman itu niscaya akan merasakan detak bahagia dalam hatinya.
Mungkin itulah yang disebut fitrah. Sebab Ramadhan adalah kumpulan segala kebaikkan dan segenap keberkahan. Sedang iman ialah pertautan erat antara keyakinan dan ibadah, antara kehidupan dengan munajat, serta antara ilmu dan amal shaleh. Maka menyambut bulan Ramadhan ada maknanya yang menggembirakan. Tanda bahwa kerinduan itu hadir pada relung jiwa seorang Mukmin.
Kata Nabi Muhammad Saw, “Telah datang kepada kalian Ramadhan bulan yang diberkahi Allah, mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan di belenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan seribu bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad)
Melalui hadits diatas dijelaskan inilah alasan mengapa Muslim tersebut wajib bergembira menyambut bulan suci tersebut. Setiap waktunya adalah kebaikkan.
Menit-menit yang berpindah, bahkan detik-detik yang berlalu tak lain semuanya menjadi modal untuk investasi kebaikkan. Di dalamnya ada ibadah shalat, puasa, zakat, umrah, haji, al-Qur’an dan lain sebagainya.
Disana juga terdapat latihan kesabaran, ukhuwah, kedermawanan, ketaatan, rasa empati, hingga mengasah jiwa untuk peka terhadap persoalan sosial di masyarakat.
Nyaris tak ada lagi alasan untuk tertinggal melakukan kebaikkan. Apa yang dulu dianggap berat, kini terasa ringan dilakukan. Hal-hal yang selama ini tampak sulit dikerjakan malah menjadi sesuatu yang mengasyikan. Di masjid-masjid, seketika berjama’ah ramai mendekati disetiap waktu, dimana-mana terdengar syiar Al-Qur’an, di rumah-rumah, di sekolah-sekolah, hingga di pasar-pasar, semua ramai menyambut bulan Ramadhan.
Tak terkecuali kesadaran mengeluarkan zakat, infak dan sedekah. Semua berlomba-lomba memanen kebaikkan di bulan yang barokah ini.
Demikian ini tentu saja patut disyukuri oleh kaum Muslimin. Bagaimana pun hal tersebut menjadi isyarat bahwa gairah keislaman itu masih ada di tengah umat. Bahwa ini bukan sekedar tren apalagi ikut-ikutan bergembira menyambut Ramadhan.
Namun benar-benar hendaknya dirasakan sebagai panggilan atas keimanan, seruan jiwa yang haus dengan amal shaleh. Sebagai ketukan hati bahwa inilah saat yang terbaik untuk memperbanyak do’a dan munajat kepada Allah Ta’ala.
Bagi petani Ramadhan ibarat masa panen raya, apapun yang ditanam maka inilah saat terbaik untuk memetik hasilnya. Jika selama ini hubungan itu begitu renggang, bahkan jauh dari Allah, maka Ramadhan inilah saat yang terbaik untuk berdo’a dan memohon ampun kepada-Nya.
Untuk ibadah yang terasa pas-pasan atau kurang, Ramadhan inilah yang waktu-waktunya yang full barokah di setiap durasinya. Andai dalam hidupnya ia tak pernah peduli dengan orang-orang miskin atau anak-anak yatim piatu, maka saat tibalah Ramadhan, yang digambarkan Nabi, bahkan lebih dermawan dari hembusan angin sekalipun. Setiap waktu ada harta yang dibagi. Ada sesuatu yang disedekahkan.
Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup
Labels:
Puasa Zakat
Thanks for reading Saatnya Panen Kebaikan Di Bulan Ramadhan. Please share...!
0 Comment for "Saatnya Panen Kebaikan Di Bulan Ramadhan"