Sajadah Muslim ~ Yuval Yoah Harari, seorang doktor sejarah beragama Yahudi. Ia menulis “Sapians; A Brief History of Humankind“ yang dalam versi terjemahan bahasa Indonesia buku ini berjudul “Sapiens, Riwayat Singkat Umat Manusia.” Dalam buku ini menceritakan tentang perjalanan hidup manusia dari awal keberadaannya di muka bumi hingga masa sekarang.
Perjalanan evolusi yang dialami spesies makhluk, menyisakan sapiens (spesies) dari genus homo, yaitu manusia yang hidup sekarang.
Keyakinan sejarah dan biologi tentang asal-muasal manusia yang diceritakan panjang lebar dalam buku ini sedikit pun tidak melibatkan kuasa pencipta makhluk. Segala bentuk agama dan kepercayaan adalah khayalan yang menyatukan manusia sebagaimana mitos-mitos lainnya.
Semua yang ada di muka bumi adalah murni perjalanan sejarah yag ada dengan tiba-tiba. Kecanggihan teknologi yang dilahirkan pada evolusi sains (masa sejarah manusia saat ini).
Menurutnya menjadikan manusia dapat mengatur kehidupannya sendiri, sebagaimana mereka bisa merekayasa kehidupan makhluk lainnya. Kematian yang mereka katakan sebagai kegagalan teknis di era ini, bukanlah takdir yang tidak dapat dihindari. Namun, bersama capaian-capaian manusia di setiap perjalanan sejarah, justru manusia tidak merasakan kebahagiaan, bimbang sampai kapan perjalanan ini berakhir, dan akan menjadi apa manusia kelak.
Itulah gambaran singkat isi buku yang telah diterjemahkan ke dalam 26 bahasa. Setiap pembaca akan mendapatkan kesimpulan yang berbeda setelah membaca buku tersebut. Bagi jiwa yang kosong dan tidak sama sekali tersentuh wahyu ilahi, mungkin akan menelan mentah-mentah teori sejarawan dan ahli biologi.
Tapi bagi muslimah yang meyakini, bahwa ada kekuatan yang dapat dijangkau oleh manusia, apa yang diungkapkan dalam buku tersebut menambah wawasan bahwa betapa banyak manusia yang tidak tahu dari mana dan dari mana dia berasal dan kemana dia akan kembali.
Beberapa ulama mencantumkan hadits tentang niat, Innamal a’maalu binniyyaat wa innamaa likuliimriin maa nawaa.” Sebagai pembuka kitab-kitab mereka Sebut saja imam Bukhori dalam Kitab Shohihnya dan Imam Nawawi dalam Riyadhu Sholihin dan hadits Arbain Annawawiyah. Para ulama berpendapat bahwa niat itu adalah sepertiga ilmu, tanpa niat tidak akan terjadi amal / kerja ini menunjukkan pentingnya sebuah visi atau ru’yah (yang dapat juga diterjemahkan mimpi), sebelum memulai sesuatu kita dapat mengatakan
Niatmu adalah Visimu
Jangankan untuk menempuh perjalanan hidup, untuk membangun sebuah rumah saja kita membutuhkan visi. Visi itu kemudian kita jabarkan dalam misi sebagai tahap-tahap pengerjaannya. Untuk apa rumah tersebut dibangun, siapa yang akan menempati, kemudian bagaimana rumah itu bisa diwujudkan, dan seterusnya.
Kembali pada persoalan manusia yang masih bimbang dengan tujuan keberadaannya di dunia, likullimriin maa nawaa,” sebagai pembuka kitab-kitab mereka sebut saja Imam Bukhori dalam kitab Shohihnya, dan imam Nawawi dalam Riyadhu Sholihin dan hadits Arbain Annawawiyah. Para ulama berpendapat bahwa niat adalah sepertiga ilmu, tanpa niat tidak akan terjadi amal / kerja ini menunjukkan pentingnya sebuah visi atau ru’yah (yang dapat juga diterjemahkan mimpi), sebelum memulai sesuatu, kita dapat mengatakan, “niatmu adalah visimu.”
Jangankan untuk menempuh perjalanan hidup, untuk membangun sebuah rumah saja kita membutuhkan visi. Visi itu kemudian kita jabarkan dalam misi kita sebagai tahap-tahap pengerjaannya, untuk apa rumah tersebut dibangun, siapa yang akan menempati, kemudian bagaimana rumah itu bisa diwujudkan dan seterusnya.
Kembali pada persoalan manusia yang masih bimbang dengan tujuan keberadaannya di dunia. Dan yang tidak tahu kemana dia akan menuju. Manusia harus mengakui keterbatasan akal pikirannya harus mengakui kelemahan dirinya, lebih baik berterus terang akan kebutuhannya pada petunjuk Dzat Maha segala. Walau dia tidak tampak oleh mata, bukti-bukti keberadaan-Nya tidak bisa kita tampik begitu saja. Dialah Dzat Yang menciptakan. Dialah awal dan akhir tujuan keberadaan manusia.
Dialah visi jangka panjang yang harus diperjuangkan oleh manusia. Dialah sumber ilmu, sumber kebahagiaan, dan di sisi-Nya akhir perjalanan manusia.
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan perhatikanlah apa yang dipersiapkan setiap diri untuk hari esok. Sesungguhnya Allah Mengetahui dengan apa yang kalian perbuat.”
Dalam ayat QS Al-Hasyr, ayat 18 di atas, Allah mengingatkan manusia agar selalu kembali pada visi hidup. Muslimah akan menghiasi gerak-geriknya dan semua perbuatan dengan apa yang di ridhoi oleh Allah.
Adapun apa yang disediakan oleh Allah, di bumi ini hanyalah sarana untuk mencapai visi tertinggi tersebut.
Penjabaran tentang visi menjadikan Allah sebagai tujuan akhir juga harus diikuti dengan kerja-kerja nyata yang merupakan proses dari mencapai visi tersebut.
Karena visi tetap akan menjadi mimpi jika hanya diangan-angankan, jika hanya diinginkan tanpa pernah membuktikannya dalam amal perbuatan yang nyata. Wallahu a’lam.
Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup
Labels:
Wanita Muslimah
Thanks for reading Visi Hidup Seorang Muslimah. Please share...!
0 Comment for "Visi Hidup Seorang Muslimah"