Sajadah Muslim ~ Manusia semakin hari semakin canggih sains dan teknologinya. Namun seperti kata fritjof Capra dalam buku Titik Balik Peradaban, dunia paling rusak kondisinya.
Semakin banyak ahli ekonomi, namun kemiskinan semakin tidak bisa diatasi, semakin maju ilmu kesehatan semakin beragam jenis penyakit.
Bahkan, andai benar Covid-19 itu sengaja diciptakan oleh manusia atau senjata biologis yang bocor, maka sungguh manusia telah rusak pemikirannya. Dimana kemampuan berpikirnya ternyata digunakan untuk menciptakan sebuah penyakit, yang tidak pernah terjadi pada era peradaban manapun sebelum sekarang.
Semua itu terjadi karena keserakahan semakin modern, semakin banyak manusia terseret dengan hawa nafsu. Bahkan saat ini bisa terjadi satu orang memiliki kekayaan setara 100 juta manusia lainnya. Kontradiktif, semakin modern, kekayaan semakin tersentral pada beberapa gelintir manusia.
Ketika semua itu terjadi, maka sesungguhnya semakin jauhlah manusia dari peradaban Islam dari manivestasi nilai-nilai iman yang seharusnya ditegakkan secara sungguh-sungguh, akibatnya jelas, kehidupan semakin terasa sesak dan menyesakkan dada.
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta,” (QS. Thatha [20] ayat 124)
Ayat itu tegas memberikan peringatan kepada manusia, bahwa Allah tidak mau dan tidak mungkin ditentang perintah-Nya. Jika itu tetap dilakukan oleh manusia, maka Allah sebagaimana ditulis oleh Ibn Katsir dalam tafsirnya akan menjadikan kehidupan manusia sempit dan menyesakkan dada, disebabkan atas perbuatannya yang lancang dan melampaui batas.
Meskipun secara lahiriyah ia merasa senang, dapat berpakaian sekehendak hati, makan dan bertempat sesukanya, tetapi selama bathinnya tidak tulus menerima keyakinan dan petunjuk, niscaya ia berada dalam kegoncangan, kebingungan dan keraguan dan ia akan terus dalam keraguan.
Yang demikian itu merupakan bagian dari sempitnya kehidupan, tegas Ibn Katsir lebih lanjut.
Sedangkan kelak di akhirat, kata ikrimah, “Di butakan matanya dari segala sesuatu kecuali “Neraka Jahannam”. Na’udzubillah.
Pada akhirnya kita harus kembali kepada seruan Allah dan Rasul-Nya dan komitmen menjadi pribadi yang bertaqwa.
Seperti dialog Umar dengan Ubay bin Ka’ab. “Apa sebenarnya arti taqwa itu?” tanya Umar, lalu Ubay bin Ka’ab balik bertanya. “Bukankah Anda pernah melewati jalan yang penuh duri?” Umar menjawab. Ya pernah.
“Apa yang Anda lakukan,” Ubay bertanya lagi, Dan Umar menjawab. “Saya akan bersiap-siap dan berjalan dengan hati-hati tegas Umar, spontan Ubay berkata: Itulah taqwa.......
Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup
Labels:
Seputar-Islam
Thanks for reading Semakin Modern Semakin Runyam. Please share...!
0 Comment for "Semakin Modern Semakin Runyam"