Membahas Tentang Seputar Ilmu Agama Islam

Jangan Suka Menghitung Amal

Sajadah Muslim ~ Dengan kecerdasan akal manusia dan potensi karsa yang dimiliki, bisa dikata mereka bisa berbuat apa saja yang dikehendaki.


Apalagi jika memang selama ini tak peduli dengan norma agama atau aturan yang berlaku. Apa pun sah dilakukan itulah manusia. Diantara mereka ada yang fokus pada hasil dari usaha yang diperbuat.

Biasanya demikian ini membuat sebagian mereka berani melanggar hal-hal yang selama ini dianggap tabu. Toh yang terpenting adalah hasil yang didapat, bukan pada bagaimana proses atau usaha itu dijalankan.

Orang tersebut biasanya juga tak mampan di nasihati, sebab orientasi utama mereka semata-mata pada apa yang diperoleh. Tak peduli ada yang tersinggung, tersakiti, atau terzhalimi sekalipun.

Sebagian manusia berikutnya berpikiran lain juga. Mereka malah menganggap kerja itu sebagai beban hidup, tak ada semangat apalagi motivasi dalam berbuat. Jika kelompok pertama disebut berkelebihan dalam mendapatkan tujuan hidupnya, golongan ini justru nyaris seperti idealisme atau cita-cita hidup.

Mereka bekerja asal kerja saja, tak hirau dengan apa yang diributkan atau diperebutkan oleh orang-orang di sekitarnya. Baginya menjalani hidup ini saja sudah menjadi beban yang begitu berat ditanggung.

Kerja Seorang Muslim

Bagi orang beriman, hidup tentu tak lepas dari bekerja atau beramal shaleh, sebagaimana kerja tentu juga bukan sekadar asal berbuat saja. Atau yang populer dengan ungkapan kerja, kerja, kerja begitu saja.

Kerja seorang Muslim adalah manifestasi iman yang produktif, semangat kerja mereka bukan lagi sekedar bonus kantor yang hendak dikejar atau jaminan materi dunia lainnya.

Tapi setiap amal yang dibangun berangkat dari motivasi akhirat dari Nabi Muhammad, bahwa yang terbaik di antara kalian adalah yang paling banyak memberi manfaat kepada sesama.

Selain motivasi tentang berbagi manfaat, manusia juga dingatkan untuk tetap bersandar kepada Allah. Menyerahkan hasil yang diharap sepenuhnya dengan bertawakal pada-Nya. Serta senantiasa menjaga keikhlasan dalam ibadah dan amal shaleh.

Firman Allah : “Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh) balasan yang lebih banyak.” (Al-Muddatstsir [74] ayat 6).

Berkata imam Hasan Al-Bashri Rahimahullah, pernah berkata, janganlah terlalu berharap banyak dari amal yang engkau kerjakan.

Apapun yang dilakukan semuanya diserahkan kepada Allah, bukan lalu suka menghitung-hitung apa yang telah diperbuat dan diberikan kepada orang lain. Hal tersebut tak lain hanyalah fatamorgana yang justru bisa menyesatkan manusia. Seolah-olah ada segunung prestasi yang sudah di punya. Lengkap dengan ratusan hingga ribuan follower yang terus membubuhkan likenya setiap waktu.

Padahal, kata tabiin senior asal kota Bashra Irak tersebut hal itu sama sekali bukan cermin sikap seorang Mukmin yang beriman kepada Hari Akhir. Dia justru telah termakan ilusi yang seolah begitu indah.

Tertipu dengan bayang-bayang sendiri, sedang dia sama sekali tak mengetahui amal apa saja yang dilakukannya dan itu diterima disisi Allah. Orang itu juga hakikatnya buta dari amalan-amalannya.

Adakah di antara yang dikerjakan itu tertolak bahkan tercampakkan gara-gara keikhlasan yang sudah tercerabut atau tergerus oleh perusak amal lainnya. Jadi adakah manusia itu masih layak berbangga dengan amal yang diperbuatnya?”

Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup

Labels: Seputar-Islam

Thanks for reading Jangan Suka Menghitung Amal. Please share...!

0 Comment for "Jangan Suka Menghitung Amal"

Back To Top