Sajadah Muslim ~ “Shalat adalah cahaya, sedekah merupakan bukti, sabar itu sinar panas, sementara Al-Qur’an bisa menjadi pembelamu.”
Semua orang pernah mendengar bahkan melakukan sedekah. Namun, sekalipun bahasan mengenai amalan yang sangat digemari sahabat Nabi Abu Bakar itu disajikan dalam bentuk teks hingga audiovisual, jujur sedekah bukan amalan yang mudah bagi kebanyakkan orang.
Ada benturan pikiran kala perintah sedekah ini hendak dijalankan. Bagaimana tidak secara kasat mata sedekah memberikan sebagian dari yang kita miliki.
Dalam tinjauan logika jelas, memberikan sebagian yang kita miliki berarti mengurangi nominal ataupun kuantitas barang berharga yang di miliki. Lantas, bagaimana mungkin itu dilakukan justru ketika diri bekerja mati-matian untuk mendapatkannya.
Akan tetapi di situlah iman menemukan ruang eksistensinya, ketika seseorang bersandar pada logikanya, maka sedekah akan ia tunda, bahkan lebih buruk diurungkan. Namun kala seseorang bersandar pada imannya, maka logika akan mengikuti kinerja iman, sehingga tidak ada pikiran ragu apalagi menegaskan bahwa sedekah jelas akan membawa keberuntungan besar.
Disini sedekah bukan mutlak milik orang kaya, sekalipun sekali orang kaya bersedekah banyak program bisa diangkat . Tetapi jiwa yang siap konsisten mengamalkan perintah sedekah ini tidak melulu ada pada pribadi yang kaya harta dunia, tetapi juga orang yang kaya hati sekalipun harta dunianya tidak begitu banyak.
Jiwa yang kaya, hati yang jernih, dan iman yang kokoh akan menyadari bahwa infak atau sedekah tak harus menunggu jadi kaya. Tidak mesti dengan nominal yang banyak. Sebagaimana sedekah tak melulu menggunakan uang atau harta.
Orang seperti itu setiap hari hidupnya adalah soal sedekah, bagaimana dan apakah sudah dirinya sedekah di hari itu.
Seorang ahli sedekah pernah berkata; “Tak masalah sedekah seribu atau dua ribu rupiah, asal istiqamah setiap hari.” Ucapnya, sambil mengutip satu hadits Nabi tentang keutamaan kontinyu dalam beramal. Untuk itu ia memilih kotak celengan di masjid dekat rumah sebagai sarana berlatih membersihkan hartanya.
Rasulullah telah bersabda; “Shalat adalah cahaya, sedekah merupakan bukti, sabar itu sinar panas, sementara Al-Qur’an bisa menjadi pembelamu atau sebaliknya menjadi penuntutmu.” (HR. Muslim , 223)
Dengan demikian mari kita selalu berdo’a sekaligus ikhtiar untuk menjadi pribadi yang senantiasa komitmen melatih diri untuk gemar bersedekah. Karena sedekah itu adalah bukti tegak dan hidupnya keimanan di dalam dada.
Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup
Labels:
Puasa Zakat
Thanks for reading Muslim Kok Gak Bersedekah. Please share...!
0 Comment for "Muslim Kok Gak Bersedekah"