Sajadah Muslim ~ “Tidak ada seorang mukmin pun yang bertakziah kepada saudaranya yang mendapat suatu musibah, kecuali Allah akan mengenakan padanya pakaian kemuliaan pada hari Kiamat”. (HR Ibnu Majah dan Baihaqi).
Takziah, atau ta’zaih dalam bahasa Arabnya, berasal dari kata azza yu’azzi, ta’ziyah, yang berarti menghibur dan menyabarkan. Dalam buku Ensiklopedi Islam disebutkan bahwa takziah adalah usaha menyabarkan atau menghibur orang-orang yang sedang duka karena ditinggal wafat oleh keluarganya dengan menceritakan hal-hal yang dapat menghibur dan meringankan kesedihan seorang yang ditinggalkan. Bertakziah juga tidak selalu dikaitkan kepada orang yang sudah meninggal dunia.
Lebih jauh dari itu, bertakziah juga dianjurkan kepada orang yang sakit maupun yang sedang terkena musibah. Mengunjungi orang sakit merupakan perbuatan mulia, yang di dalamnya terdapat keutamaan yang sangat agung. Para ulama sepakat bahwa bertakziah adalah sunnah hukumnya. Ini sesuai dengan apa yang disabdakan oleh Nabi.
“Tidak ada seorang mukmin pun yang bertakziah kepada saudaranya yang mendapat suatu musibah, kecuali Allah akan mengenakan padanya pakaian kemuliaan pada hari Kiamat.” (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi).
Rasulullah saw sendiri menggambarkan bahwa menjenguk orang sakit diibaratkan seperti orang yang berjalan sambil memetik buah-buahan di surga sehingga dia duduk. Apabila sudah duduk, maka diturunkan kepadanya rahmat yang begitu deras. Apabila menjenguknya di pagi hari, maka 70 ribu malaikat akan mendoakannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari maka 70 ribu malaikat mendoakannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba. (HR. Tirmidzi Ibnu majah dan Imam Ahmad)
Meski begitu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika seseorang hendak bertakziah. Para ulama berpendapat bahwa bertakziah itu bertujuan untuk kebaikan orang yang dikunjungi. Karena ada hal-hal yang harus ditetapkan.
Pertama, mendoakan kepada yang sedang sakit agar lekas sembuh, dikasihi Allah, diselamatkan dan di sehatkan. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa bila Nabi menjenguk orang sakit, maka beliau mengucapkan, ”Tidak apa-apa. Sehat (bersih) insya Allah” (HR Bukhari).
Namun, jika ia bertakziah kepada orang yang telah meninggal dunia, maka ia mendoakan yang meninggal agar diberi keringanan atas dosa yang telah diperbuatnya ketika masih hidup. Ibnu Umar pernah berkata bahwa bila Nabi selesai mengubur jenazah, maka ia berdiri dan bersabda. “Mohonkan ampunan untuk saudaramu ini, dan mintakan kepada Allah agar ia diberi keteguhan karena dia sekarang akan ditanya.” (HR. Abu Daud). Selain itu seseorang juga hendaknya mendoakan keluarga yang ditinggalkan agar diberi kesabaran dalam menerima cobaan dari Allah swt.
Kedua, orang yang bertakziah dianjurkan untuk mengusap orang yang sakit dengan tangan kanannya seraya mengucapkan doa. Doa yang dibaca seperti yang Nabi lakukan. “Wahai Allah Tuhan bagi manusia hilangkanlah kesengsaraan (penyakitnya), sembuhkanlah. Engkau Maha Penyembuh, tiada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR. Bukhari dan Muslim ).
Ketiga, hendaknya tidak berlama-lama saat berkunjung ke tempat orang yang terkena musibah. Di samping itu, sebaiknya mencari waktu yang tepat untuk berkunjung, dan hendaknya tidak menyusahkan orang yang terkena musibah. Dalam hal takziah kepada orang yang sudah meninggal para ulama berbeda pendapat soal waktu yang tepat untuk berkunjung.
Sebagian ulama berpendapat bahwa takziah boleh dilakukan sebelum maupun sesudah penguburan jenazah. Namun, sesudah penguburan lebih baik karena sebelumnya keluarga yang ditingglakan sedang sibuk dengan persiapan penguburan dan urusan setelah penguburannya. Menurut para ulama kalangan mazhab Maliki, takziah mutlak dilakukan sesudah pemakanan. Namun bagi Sufyan as-Sauri, takziah sesudah penguburan tidak disunnahkan lagi.
Keempat, hendaknya mendekat kepada orang yang sedang sakit dan menanyakan tentang keadaan dan penyakit yang dirasakannya. Bahkan akan lebih baik jika ia berupaya untuk menghibur dan membahagiakannya. Sebaiknya juga mengingatkan yang sedang sakit untuk bersabar atas takdir Allah dan agar jangan putus asa dari rahmat Allah.
Kelima, hendaknya mentalkinkan (menuntun bacaan pada orang yang akan meninggal) dua kalimat syahadat bila ajalnya akan tiba lalu memejamkan kedua matanya dan mendoakannya. Nabi bersabda, “Talkinilah orang yang akan meninggal di antara kamu” La ilaha illallah” (HR. Muslim).
Sumber : Majalah Hidayah Penerbit PT. Variasari Malindo
Labels:
Pendidikan Islam
Thanks for reading Cara Menghibur dan Mendoakan Orang Sakit. Please share...!
0 Comment for "Cara Menghibur dan Mendoakan Orang Sakit"