Ketika Umar bin Khattab Memasuki Baitul Maqdis
Suatu hari, Umar bin Khattab hendak memasuki Baitul Maqdis. Ia rencananya akan disambut oleh pembesar Romawi. Ia disarankan mengganti pakaiannya dengan yang mewah, mengganti untanya dengan kuda yang gagah. Numun Umar menolak, bahkan marah seraya mengatakan, “Kita adalah kaum yang diberi kemuliaan oleh Allah dengan Islam. Bila kami mencari kemuliaan dengan selain Islam, maka Allah akan menghinakan kita.” Kalimat ini mengandung nilai keimanan sempurna, ketakwaan yang tinggi dan akhlak yang agung. Jarang sekali kita menjumpai sosok pemimpin seperti ini.
Manajemen Birokrasi di Masa Umar bin Khattab
Sistem dewan (birokrasi) sudah diterapkan dengan baik pada masa permulaan Islam. Para ahli sejarah menilai bahwa Umar bin Khattab adalah penggagas sistem birokrasi. Kala itu sistem birokrasi dibagi tiga ruang lingkup kerja, yakni Diwanul Isya (Kantor Pembuatan Surat-surat Kenegaraan); Diwanul Jaisyi (Pusat Data Personel Militer) dan; Diwanul Kharaj/Al-Jibayah (Pusat Pengelolaan Keuangan Negara). Jadi Umar membagi sistem birokrasi pada tiga bidang, yakni sekretariat negara, militer dan kebendaharaan.
Perjanjian, Umar bin Khattab di Yerussalem
Umar bin Khattab dengan akhlaknya yang mulia menjadi daya tarik tersendiri bagi penduduk Yerussalem, Palestina, terutama tokoh agama Kristen, Uskup Agung Severinus untuk membuat perjanjian dan menyerahkan kunci Kota al-Quds yang di dalamnya ada masjid al-Aqsha, kiblat umat Islam yang pertama. Umar membuat perjanjian dengan penduduk Iliya (nama lain dari Yerussalem), tahun 15 H/636 M, yang disebut dengan “Perjanjian Umar’. Perjanjian itu memuat isi tentang toleransi antar umat beragama. Ini merupakan jawaban yang jelas serta tegas mengenal ajaran toleransi dalam Islam.
Hal Menarik pada Naskah Perjanjian Umar
Ada kausul menarik yang perlu diperhatikan dalam “Perjanjian Umar,” yaitu “Dan tidak diizinkan bangsa Yahudi untuk tinggal bersama mereka di Iliya (Yerussalem), meskipun hanya satu orang.” Pada kalimat ini jelas ada kesepakatan antar umat Islam dan Nasrani untuk tidak mengizinkan orang Yahudi tinggal di Yerussalem. Sebab mereka suka mengadu domba seperti yang pernah mereka lakukan pada kabilah Aus dan Khazraj. Muhajirin dan Anshar di Madinah. Sayang, umat Nasrani kemudian mengkhianati perjanjian itu. Mereka bekerjasama dengan umat Yahudi untuk menjajah bangsa Palestina. Toleransi yang Diajarkan oleh Umar bin Khattab. Bagi umat Islam, toleransi bukan sekedar teori, tetapi adalah sebuah aplikasi. Ketika pasukan Islam menguasai Yerussalem, di dalamnya ada Baitul Maqdis, dan gereja al-Qiyamah, semuanya dijaga dan dilindungi oleh umat Islam. Semenjak adanya ‘Perjanjian Umar’ kota suci al-Quds menjadi aman di bawah pimpinan umat Islam hingga berabad-abad lamanya. Pada tahun 1099 M, hingga tahun 1187 M, selama 88 tahun, kota suci al-Quds kemudian dikuasai oleh tentara Salib (Nasrani). Saat itu kaum muslimin menderita karena ditindas, diintimidasi, bahkan dibunuh dan tidak bebas untuk beribadah di masjid al-Aqsha.
Siapakah 2 Putri Nabi yang Dinikahi Utsman bin Affan?
Salah seorang putri Nabi yang bernama Ruqayyah, menikah dengan ‘Utbah bin Abu Lahab. Karena Abu Lahab terus memusuhi Islam, pernikahan mereka disudahi. Ruqayyah lalu menikah lagi dengan Utsman bin Affan, Ruqayyah meninggal dunia setelah terserang penyakit demam pada masa Perang Badar. Utsman bin Affan lalu dinikahkan oleh Nabi dengan Umi Kalsum, adik Ruqayyah, pada tahun ke-3 Hijriyah. Sebelumnya, Umi Kalsum pernah menikah dengan ‘Utaibah bin Abu Lahab. Namun, karena Utaibah menolak masuk Islam dan lebih senang memilih memerangi Islam, keduanya pun bercerai.
Pesan Ali bin Abi Thalib kepada Kumail bin Ziyad
Ali bin Abi Thalib pernah berpesan kepada Kumail bin Ziyad, “Manusia itu terdiri dari 3 (tiga) kategori, seorang yang berilmu dan mengajarkan ilmunya. Seorang yang terus mau belajar, dan orang inilah yang berada diatas jalan keselamatan. Orang yang tidak berguna dan gembel, dialah seorang yang mengikuti setiap orang yang bersuara. Oleh karenanya, dia adalah seorang yang tidak punya pendirian karena senantiasa mengikuti kemana arah angin bertiup. Kehidupannya tidak dinaungi oleh cahaya ilmu dan tidak berada pada posisi yang kuat” (Hilyah al-Auliya 1/70-80).
Pembunuh Ali bin Abi Thalib Ternyata Hafal Quran
Prof. Dr. KH. Said Agil, menjelaskan bahwa radikalisme Islam di Indonesia muncul karena orang merasa diri paling benar, sementara yang lain salah. Kita bisa menegok ke sejarah. Khalifah Ali bin Abi Thalib di bunuh oleh seorang pemuda bernama Abdurahman bin Muljam. Dia ini alim, setiap malam tahajud, selalu berpuasa, bahkan hafal al-Quran. Ali oleh Abdurahman bin Muljam dianggap kafir karena menggunakan hukum hasil dari rapat dan musyawarah manusia. Padahal, Ali adalah manusia istimewa. Ini gejala yang sekarang ini muncul. Orang baru ngaji di pesantren kilat kok gampang mengkafirkan orang lain.
2 Orang Terkaya di Zaman Rasulullah
Dua sahabat Nabi ini dijamin masuk surga oleh Nabi. Pertama, Abdurahman bin Auf. Sahabat Nabi ini pernah menyumbangkan 500 kuda untuk kepentingan pasukan perang. Dalam satu kali pertewmuan, pada masa Rasulullah saw, beliau berinfak sebesar 40.000 dinar atau setara dengan Rp. 60.000.000.000,- Kedua, Zubair bin Awwam. Ketika meninggal pada tahun 657 M meninggalkan uang sekitar 5 juta dinar. Kekayaan Zubair bin Awwam ra mencapai 50 ribu dinar (Rp. 75 milyar), 1.000 ekor kuda perang (Kuda perang minimal senilai Rp. 50 juta/ekor, maka nilainya bisa mencapai Rp. 50 miliyar. Harga kuda pilihan saat ini satu ekor bisa mencapai miliyaran rupiah). Zubair juga punya 1.000 orang budak yang telah dibebaskan.
Baca juga : Keluarga dan Sahabat Rasulullah Bagian I
Ali bin Abi Thalib, Marah Mengetahui Hakim Beli Rumah 80 Dinar
Di riwayatkan bahwa Syuraih ibn Harits yang menjabat qadhi (hakim) di Kufah selama masa kekuasaannya telah membeli rumah yang seharga 80 dinar. Ketika Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, mendengar khabar tersebut. Syuraih pun di panggil. Imam Ali menaruh marah kepadanya, seraya berkata, “Wahai Syuraih, berhati-hatilah, dalam waktu singkat satu tubuh (malaikat maut) akan datang kepada Anda yang tidak akan melihat dokumen itu dan tidak akan menanyakan pembuktian Anda melainkan membawa Anda jauh-jauh darinya dan menyimpan Anda di kubur, Anda dengan sangat sendirian”.
Oleh Uup Gufron
Labels:
Sunnah Nabi
Thanks for reading KELUARGA DAN SAHABAT RASULULLAH BAGIAN II. Please share...!
0 Comment for "KELUARGA DAN SAHABAT RASULULLAH BAGIAN II"