Wudhu Mengandung Unsur Praktik Refleksiologi
Dr. Magomedov, asisten pada General Hygiene and Ecoliogy di Daghestan State Medical Academy, menjelaskan bahwa wudhu menstimulasi atau merangsa irama tubuh secara alami. Rangsangan ini muncul pada seluruh tubuh, khususnya pada area yang disebut Biological Active Spots (BASes) atau titik-titik aktif biologis. Menurut riset ini, BASes mirip dengan titik-titik refleksologi Cina. Bedanya, untuk menguasai titik-titik refleksi Cina dengan tuntas paling tidak dibutuhkan waktu 15-20 tahun. Sementara praktik wudhu sangat sederhana. Keutamaan lainnya, refleksologi hanya berfungsi menyembuhkan, sedangkan wudhu sangat efektif mencegah masuknya bibit penyakit.
Wudhu Menghindari Berbagai Kuman
Wudhu hendaknya dilakukan secara benar. Lakukanlah hal-hal yang disunahkan dalam praktek wudhu. Pasalnya, berwudhu yang benar tidak saja dianjurkan oleh Nabi, tapi juga berdampak positif bagi kesehatan tubuh, Nabi bersabda, “Sempurnakanlah wudhu, ratakanlah air diantara jari jemari, dan bersungguhlah dalam istinjaq, kecuali kamu berpuasa” (HR Bukhari dan Muslim). Penelitian di Universitas Alexandria oleh dr. Musthafa Syahatah, dekan fakultas THT, meneliti bahwa jumlah kuman pada orang yang berwudhu lebih sedikit dari pada orang yang tidak berwudhu. Dengan beristinsyaq dapat mencegah timbulnya penyakit hidung.
Shalatnya Orang Bodoh dan Tidurnya Orang Alim
Satu hari Rasulullah datang ke masjid. Di muka pintu Nabi melihat setan tampak ragu masuk. Nabi bertanya, “Hai setan, apa yang kamu lakukan?” Setan menjawab. “Saya akan masuk dalam masjid untuk mengganggu orang yang sedang shalat. Tetapi aku takut pada pria yang sedang tidur itu.” Nabi bertanya lagi. “Kenapa kamu takut pada orang tidur dan bukan pada orang yang sedang shalat?” Kata setan, “Orang yang sedang shalat itu bodoh, sehingga mengganggunya mudah. Tapi, orang yang sedang tidur itu alim. Kalau ia terbangun, ia segera membetulkan shalatnya orang bodoh itu.” Shalat dapat Melenturkan Urat Syaraf. Gerakan shalat ternyata menyehatkan tubuh. Madyo Wratsongko, MBA, dalam bukunya berjudul Mukjizat Gerakan Shalat, mengungkapkan bahwa gerakan shalat dapat melenturkan urat syaraf dan mengaktifkan sistem keringat dari sistem pemanas tubuh. Selain itu juga membuka pintu oksigen ke otak, mengeluarkan muatan listrik negatif dari tubuh, membiasakan pembuluh darah halus di otak untuk mendapatkan tekanan tinggi, serta membuka pembuluh darah di bagian dalam tubuh atau arteri jantung.
Shalat Mengurangi Berbagai Penyakit
Shalat secara teratur bisa mengurangi berbagai penyakit seperti sakit punggung bagian bawah (lower bock pain), letak rahim yang miring (cervical misaligments) dan lainnya. Abdul Ahad dan Mehdi Hassan dalam artikel “Some Medical Aspects of Shalat,” menyatakan bahwa posisi sujud berpengaruh pada sendi intervertebral, mulut rahim, dan tulang belakang. Ketika seseorang sujud, otot-otot aktif dalam berbagai derajat yang membantu peredaran darah pada pembuluh balik, dan terjadi pemijatan pada otot-otot ini.
Shalat itu Obat untuk Segala Penyakit
Di ceritakan dari Abu Hurairah bahwa Nabi berjalan di waktu siang hari dan ia turut bersamanya. Di satu kesempatan, Abu Hurairah menjalankan shalat dan kemudian duduk. Tiba-tiba Nabi menoleh ke arahnya seraya berkata, “Apakah kau sakit gigi!”. Ia menjawab, “Ya“ Rasulullah kemudian bersabda, “Bangunlah dan shalatlah, maka sungguh di dalam shalat itu ada obat.” Penyakit yang di maksud dalam hadits ini adalah penyakit hati, fisik, kesedihan, kesusahan, dan sebagainya. Al-Manwi berkata bahwa “Shalat itu memberikan pengaruh yang menajubkan hati, badan, sikap dan perbuatan terutama bila ditunaikan haknya, yakni dilaksanakan dengan sempurna.
Shalat dan Membaca Al-Quran Mengobati Insomnia
Shalat subuh, isya dan membaca Al-Quran bisa menjadi obat bagi penderita Insomnia. Insomnia adalah gangguan tidur dengan gejala selalu merasa letih dan lelah secara terus-menerus (lebih dari sepuluh hari). Ia mengalami kesulitan tidur atau selalu terbangun di tengah malam. Dr. Rashid dalam penelitiannya menyebutkan bahwa penderita insomnia dapat disembuhkan dengan shalat subuh, shalat isya, dan membaca al-Quran. Sebab, hal itu bisa menyeimbangkan siklus jam tubuh (human body clock).
Subuh Menguatkan Tubuh Penderita AIDS
Keilmuan modern membuktikan bahwa gas O3 (ozon) mengandung prosentase tinggi dan mencapai puncaknya di waktu shalat Subuh. Karenanya, udara ini bisa menyegarkan hati, paru-paru, sel-sel mati, mengeluarkan karbon dioksdida, membersihkan darah kotor, merenggangkan urat syaraf dan menyembuhkan penyakit syaraf, reumatik, dan asma. Ilmuan dari Jerman Barat, Dr. Alexander Browis, bahkan menjadikannya sebagai terapi terbaru untuk menguatkan tubuh para pasien AIDS.
Ucapan Amiin Saat Shalat Jadi Terapi Kesehatan
Menyebutkan kata Amiin, dalam shalat dengan suara yang tinggi dan panjang memiliki banyak faidah untuk kesehatan tubuh. Hal ini ternyata dapat menghilangkan segala ketegangan dalam tubuh. Khususnya, jika diucapkan dengan suara tinggi yang dapat dirasakan sampai ke lubuk yang paling dalam. Mengucapkannya merupakan terapi bagi tekanan darah tinggi, lemah jantung, dan syaraf, serta dapat memperbahurui vitalitas, membersihkan darah, dan melegakan hati. Hal ini para penganjur terapi Yoga.
Latar Belakang Di wajibkan Shalat
Menurut Ismail Haqqi al-Burusywi, seorang musafir, diwajibkannya shalat pada umat Islam kerena ketika Nabi melakukan Mi’raj (naik ke langit dalam peristiwa Isra Mi’raj), ia menyaksikan para malaikat dan penduduk di langit tengah beribadah dengan khusuk dan sungguh-sungguh. Hal ini membuat Nabi gembira dan kekaguman yang mendalam. Maka Nabi kemudian meminta ibadah seperti itu untuk umatnya di dunia. Lalu Allah pun menghimpunkan semua ibadah para malaikat adalah shalat lima waktu.
Nabi Shalat Menghadap ke Baitul Maqdis Selama 16 Bulan
Nabi Muhammad saw, pernah menunaikan shalat dengan menghadap ke arah Baitul Maqdis (Masjidil Aqsha) selama 16 atau 17 bulan. Perubahan arah kiblat ke Ka’bah terjadi dua bulan sebelum Perang Badar, Ibnu Hajar pernah berujar, “Shalat pertama yang ditunaikan Rasulullah saw, setelah perubahan arah kiblat adalah shalat Dzuhur di Bani Salmah di masjid yang kemudian di kenal dengan nama Masjid Qiblatain. Shalat pertama yang ditunaikan Rasulullah saw, di Masjid Nabawi setelah perubahan arah kiblat adalah shalat Ashar.”
Di Mana Nabi Pertama Kali Menunaikan Shalat Jum’at ?
Ketika Nabi Muhammad saw, dalam perjalanan dari Desa Quba menuju Madinah dalam perjalanan Hijrahnya ke sana, datanglah waktu shlat Jum’at. Waktu shalat Jum’at itu tiba ketika Nabi berada di lokasi rumah bani Salim bin Auf. Maka, Nabi kemudian menunaikan shalat Jum’at di dasar lembah (Lembah Ranuna). Lalu didirikanlah sebuah masjid di tempat Nabi menunaikan shalat Jum’at, untuk pertama kalinya itu, yang kemudian diberi nama Masjid Al-Jumah. Masjid itu semula dibangun dengan batu kemudian direnovasi oleh Sultan Ba Yazin al-Utsmani abad ke-9 Hijriyah.
Di Mana Nabi Pertama Kali Shalat Idul Fitri ?
Ibnu Zabalah dan Ibnu Syibah meriwayatkan dari Abu Hurairah. ”Shalat Idul Fitri pertama yang ditunaikan oleh Rasulullah saw bersama-sama dengan masyarakat di Madinah adalah di halaman rumah Halkim bin Al-Adda.” Ibnu Syibah menyatakan bahwa Nabi Muhammad menunaikan shalat Idul Fitri di masjid yang berada di belakang pejagalan, yaitu tempat pemotongan hewan. Lokasinya di halaman rumah Al-Adda bin Khalid, As-Samhudi mengatakan, pejagalan itu adalah rumah putranya Al-Adda, yaitu Hakim bin Abu Bakar bin Hauzan. Masjid itu lalu di kenal dengan nama Masjid Ali bin Abi Thalib.
Shalat Membantu Penderita Disfungsi Ereksi
Sebuah studi ilmiah di Universitas Malaya. Malaysia menyebutkan bahwa shalat bisa mengurangi detak jantung yang cepat, mengurangi sakit punggung dan menguatkan otot bawah panggul. Penelitian ini dipimpin Kepala Biomedical Engineering Departement di Universitas Malaya, Prof. Dr. Fatimah Ibrahim yang beranggotakan Prof. Dr. Wan Abu Bakar Wan Abas dan Ng. Siew Cheok. Berdasarkan hasil studi mereka menemukan shalat dapat membantu pasien penderita disfungsi ereksi. Mengutip hasil studi peneliti sebelumnya Marijke Van Kampen, Dr. Fatimah mengatakan olahraga untuk otot bawah panggul bisa memperlancar sirkulasi darah dan mengurangi gejala penyakit disfungsi ereksi.
Nabi Menyanjung Muadzin dan Imam Shalat
Di riwayatkan dari Thabrani dalam Kitab Al-Ausath dari Ibnu Abbas, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasul. “Ya Rasul, tunjukkan kepadaku amal yang dapat memasukkan aku ke dalam surga?”. Rasul menjawab, “Jadilah engkau seorang muadzin (orang adzan).” Orang itu berkata, “Aku tidak bisa. “Nabi berkata, “Jadilah engkau seorang imam (dalam shalat)”. Orang itu berkata lagi, “Aku tidak bidsa.” Lalu Nabi Menimpali kata terakhir, “maka, berdirilah engkau di tengah-tengah imam. Hadits ini menunjukan keutamaan adzan dan menjadi imam dalam shalat. Nabi, secara implisit sangat menyanjung posisi muadzin dan imam shalat.
Di Bagian Shaf Mana Kita Seharusnya Shalat ?
Dalam pratek shalat secara berjamah, pangaturan shaf (baris) tidak hanya dapat memberikan keutamaan shalat, tapi juga memberikan pahala yang senantiasa shalat berada di shaf pertama (terdepan). Nabi saw telah bersabda, “Sebaik-baiknya shaf makmum laki-laki adalah yang pertama, dan seburuk-buruknya adalah yang terakhir. Sebaik-baiknya shaf makmum perempuan adalah yang terakhir, dan seburuk-buruknya shaf makmum perempuan adalah yang pertama (terdepan). HR. Muslim.
Shalat Dhuha Pertanda Ekspresi Syukur
Mengerjakan shalat Dhuha berarti mengungkapkan rasa syukur kepada Allah. “Pada setiap manusia diciptakan 360 persendian dan seharusnya orang yang bersangkutan (pemilik sendi) bersedekah untuk setiap sendinya”. Lalu, para sahabat bertanya : “Ya Rasulullah, siapa yang sanggup melakukannya ?” Rasulullah menjelaskan “Membersihkan kotoran yang ada di masjid atau menyingkirkan sesuatu (yang dapat mencelakakan orang lain) dari jalan raya. Apabila ia tidak mampu, maka shalat Dhuha dua rakaat dapat menggantikan hal tersebut.” (HR. Ahmad bin Hanbal dan Abu Daud).
Shalat Dhuha, Pertanda Semangat Baru
Rasulullah saw bersabda, “Allah berfirman, “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas melakukan shalat empat rakaat pada pagi hari, yaitu shalat dhuha, niscaya nanti akan Kucukupi kebutuhanmu hingga sore harinya.” (HR. Al-Hakim dan at-Tabrani). Lebih dari itu, momen shalat Dhuha merupakan saat dimana kita mengisi kembali semangat hidup baru. Kita berharap semoga hari yang akan kita lalui menjadi hari yang lebih baik dari hari kemarin. Disinilah, ruang kita menanam optimisme hidup. Sebab, optimisme dalam menjalankan hari-hari yang panjang sangat penting sekali.
Oleh Uup Gufron
Labels:
Shalat
Thanks for reading Keutamaan Ibadah Shalat dan Keajaibannya. Please share...!
0 Comment for "Keutamaan Ibadah Shalat dan Keajaibannya"