Membahas Tentang Seputar Ilmu Agama Islam

Ucapan Ruh Setelah Keluar Dari Jasad

Sajadah Muslim ~ Telah disebutkan dalam sebuah hadits dari Aisyah ra. Beliau berkata, “Pada waktu itu aku sedang duduk bersila di dalam rumah, kemudian tiba-tiba Nabi Muhammad saw, datang dan masuk ke dalam rumah  sambil mengucapkan salam kepadaku. Kemudian aku menjawab salam itu dan aku hendak berdiri memberi penghormatan sebagaimana kebiasaanku setiap kali beliau datang dan masuk ke dalam rumah. Lalu  nabi Muhammad saw bersabda kepadaku: “Duduklah kamu di tempat dudukmu, tidak ada buatmu untuk berdiri, wahai Amirul Mukminin.”


Lalu Aisyah melanjutkan ceritanya, maka duduklah Nabi Muhammad Saw dan meletakkan kepalanya diatas pangkuanku, hingga beliau tertidur berbaring. Dengan tidak sengaja aku  mencari uban di jenggot beliau dan aku mendapatkan 19 uban yang sudah putih, seraya aku berfikir dalam benakku: “Sesungguhnya beliau  akan wafat sebelum aku. Kalau demikian halnya, maka tinggallah umat ini tanpa seorang Nabi.”

Kemudian aku menangis hingga air mataku ini mengalir dipipiku dan menetes di wajah Nabi Muhammad saw, maka terbangunlah beliau dari tidurnya, lalu beliau bersabda kepadaku, “Apa gerangan yang menyebabkanmu menangis, wahai”. Kemudian aku menceritakan hal itu kepada beliau, lantas beliau bertanya, “Keadaan apa yang sangat menyusahkan bagi mayat?” Aku berkata: “Katakanlah ya Rasulullah.”

Beliau bersabda: “Kau dulu yang mengatakannya”, maka aku menjawab; “Tidak ada keadaan  yang lebih menyusahkan atas diri mayat kecuali pada waktu keluar dari rumahnya, sedang anak-anaknya berduka cita di belakangnya seraya mengatakan, “Aduh........ibuku” Dan berkata pula orang tuanya, “Aduh ...... anakku.”

Kemudian Nabi Muhammad Saw bersabda: “Ini adalah pedih dan apa lagi yang lebih pedih daripada itu?” Aku menjawab: “Tidak ada suatu keadaan yang lebih pedih dan atas diri  mayat kecuali waktu diletakkan di liang lahat, di timbun tanah, kemudian pulanglah semua sanak kerabatnya, anak-anaknya dan juga kekasih-kekasihnya. Dan mereka serahkan mayat tersebut kepada Allah swt, beserta amal-amal perbuatannya sewaktu di dunia, lalu datanglah malaikat Munkar dan Nakir”.

Kemudian Nabi Muhammad Saw bersabda : “Apa lagi yang lebih pedih dari pada itu?” Aku menjawab: “Allah Swt dan Rasul-Nyalah yang lebih mengetahui.”

Maka Nabi Muhammad saw bersabda: “Wahai Aisyah sesungguhnya kepedihan yang sangat atas diri mayat adalah ketika orang-orang yang memandikan sudah masuk ke rumah hendak memandikannya. Lalu mereka  melepas cincin mayat muda dari jari-jarinya, mereka melepas baju pengantin dari badannya dan melepaskan serban-serban para guru dan ahli fiqih dari  kepalanya untuk segera dimandikan. Maka di saat melihat mayat dalam keadaan telanjang itulah ruh memanggil dengan suara yang sangat keras yang bisa di dengar oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia. Lalu ruh itu berkata : “Wahai orang-orang yang memandikan, demi Allah aku memohon kepadamu, agar kamu lepaskan pakaian-pakaianku ini dengan lemah lembut karena sesungguhnya waktu ini aku telah beristiahat akibat kesakitan pencabutan oleh malaikat Izrail.”

Dan ketika air disiramkan kepadanya, ruh itu berkata: “Demi Allah wahai orang-orang yang memandikan, jangan kau siramkan airmu yang panas, jangan pula kau jadikan air itu terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, karena  tubuhku telah terbakar dari  pencabutan ruh.”

Dan ketika orang-orang memandikan mayat, ruh itu berkata: “Demi Allah wahai orang-orang yang memandikan, janganlah kau pegang kuat-kuat, karena tubuhku sangat terluka lantaran pencabutan ruh.”

Dan apabila  mayat telah selesai dimandikan, kemudian diletakkan dalam kain kafan dan diikat di arah kedua kakinya, ruh itu berkata: “Demi Allah wahai orang-orang yang memandikan, janganlah kau ikat kain kafan kepalaku sehingga aku dapat melihat istriku, anak-anakku dan kerabat-kerabatku. Karena inilah saat-saat terakhir aku melihat mereka hingga datang hari kiamat”.

Dan ketika mayat dikeluarkan dari rumahnya, maka mayat itu berkata: “Demi Allah  wahai jamaah pengantarku, janganlah  kau segerakan aku hingga aku berpamitan dengan rumahku, keluargaku, sanak kerabatku dan hartaku.” Lalu  berkatalah pula : “Wahai jamaah pengantarku aku tinggalkan istriku dalam keadaan janda, maka janganlah kalian menyakitinya. Dan aku  tinggalkan anak-anakku dalam keadaan yatim, maka janganlah kalian menyakitinya. Karena sesungguhnya pada hari ini aku dikeluarkan dari rumahku dan aku tidak akan kembali kepada mereka untuk selama-lamanya.”

Dan ketika mayat di letakkan di atas keranda, ruh itu berkata: “Demi Allah wahai jamaah pengantarku, janganlah kalian segerakan aku hingga aku mendengar suara istriku, anak-anakku dan sanak kerabatku, karena pada hari ini aku akan berpisah dengan mereka sampai datangnya hari kiamat.”

Dan ketika mayat  di pikul di atas  keranda dan orang-orang yang mengantarkan sudah berjalan 3 (tiga) langkah, maka ruh itu berkata: “Demi Allah,  wahai kekasih-kekasihku, teman-temanku dan anak-anakku, janganlah kamu tertipu oleh dunia sebagaimana telah mempermainkan aku.  Maka ambillah aku sebagai contoh olehmu, sesungguhnya telah aku kumpulkan harta untuk semua ahli warisku, sedangkan mereka tidak mau sedikitpun menanggung semua dosa-dosa dan kesalahan-kesalahanku. Dan di atas dunia, Allah Swt menghisab kepadaku, sedangkan kamu semua bersenang-senang dengan dunia dan kamu tidak pernah mendo’akan aku, ketika kamu menshalati atas jenazah.

Dan ketika mayat itu dishalatkan di atas keranda, sedangkan keluarga dan sahabat-sahabatnya tidak pulang dari tempat shalat, maka ruh itu berkata: “Demi Allah wahai jamaah pengantarku. Sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa mayat itu lupa di waktu  hidupnya dan tetapi kamu jangan lupa kepadaku dengan kecepatan ini sebelum kalian kuburkan aku, hingga kalian melihat pada tempatku. Wahai saudara-saudaraku, sesungguhnya aku mengetahui, bahwa wajah mayat  itu lebih dingin dari pada air yang dingin di dalam hatinya orang yang hidup, tetapi janganlah kamu kembali dengan secepat ini.”

Dan ketika mayat diletakkan di dekat tanah kuburnya, maka ruh itu berkata: “Demi Allah wahai jamaah pengantarku, sesungguhnya aku telah berdo’a untukmu, tetapi kamu tidak mau  mendo’akan kepadaku.”

Dan ketika mayat diletakkan didalam liang lahat, maka ruh itu berkata: “Demi Allah  wahai ahli warisku, tidaklah aku mengumpulkan harta yang banyak sekali kecuali aku tinggalkan amal kebajikan, karena  Al-Qur’an  telah mengajari kalian berbagi sopan santun dan janganlah kalian lupa mendo’akan aku.”

Atas dasar ini, ada sebuah cerita dari Abi Qilabah ra. Di dalam cerita itu disebutkan, bahwa Abi Qilabah pada waktu malam hari dalam tidurnya, ia bermimpi ada suatu kejadian yang seolah-olah pekuburan itu telah pecah dan para mayat-mayatnya sama keluar dari kuburnya, lalu mayat-mayat itu duduk di tepi kuburnya masing-masing, sedangkan di hadapanku mereka  terdapat talam dari cahaya, akan tetapi Abi Qilabah melihat bahwa salah satu diantara kubur itu terdapat seorang yang tiada cahaya sedikitpun di mukanya.

Lalu Abi Qilabah bertanya kepadanya: “Apa sebabnya di wajahmu. Maka mayat itu menjawab: “Sesungguhnya mereka itu mempunyai anak dan beberapa teman yang menghadiahkan kepadanya, mereka sama bersedekah di dunia untuk ditunjukkan kepada mereka yang mati dan nur inilah hasil dari apa yang mereka hadiahkan kepada mereka yang mati, sedangkan aku mempunyai anak yang tidak shalih dan tidak pernah mendo’akan aku serta tidak pernah  berhadapan untuk diriku. Maka dari itu, tidak ada cahaya secercah pun yang aku miliki sehingga aku merasa malu kepada tetangga-tetanggaku.”

Ketika Abi Qilabah terbangun, maka ia segera mendatangi dan memanggil anak dari mayat yang dimimpikan tersebut dan menceritakan kepadanya tentan apa yang dilihatnya dalam mimpi. Maka anak tersebut berkata: “Aku bertaubat dihadapanmu dan tidaklah aku akan mengulangi terhadap perbuatanku yang lalu untuk selama-lamanya.” Maka anak tersebut mulai menyibukkan diri dengan suatu ketaatan do’a dan bershadaqah demi ayahnya.

Dan ketika selang beberapa waktu Abi Qilabah melihat pekuburan itu untuk yang kedua kalinya dalam mimpi, maka terlihatlah olehnya cahaya di muka mayat tersebut lebih terang dari cahaya  matahari dan lebih banyak dan cahaya para tetangga-tetangganya, seraya mayat tersebut berkata: ”Wahai Abi Qilabah  mudah-mudahan Allah Swt membalas kebaikan bagimu karena aku telah selamat dari rasa malu  diantara tetangga-tetanggaku semuanya.”

Telah disebutkan dalam hadits yang lain, bahwa sesungguhnya malaikat Izrail itu merusak kepada seorang laki-laki di negeri Iskandaria, kemudian laki-laki itu bertanya kepada malaikat  Izrail “Siapakah gerangan kamu ini?” Malaikat Izrail menjawab: “Aku adalah malaikat Izrail”. Mendengar itu laki-laki tersebut bergetarlah seluruh tulang-tulangnya.

Kemudian malaikat Izrail bertanya: “Apakah yang Engkau  lihat pada dirimu ini?”. Laki-laki itu menjawab: “Karena  merasa takut  dari api neraka.” Lalu malaikat Izrail berkata: “Aku tuliskan untuk-mu sebuah kalam yang dapat menyelamatkanmu dari api neraka.” Laki-laki itu  menjawab:  “Iya  tolong beri tahu aku” Kemudian malaikat Izrail meminta selembar kertas dan dituliskan sebuah lafadh Basmalah yaitu” Dengan nama Allah Yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” Lalu malaikat Izrail berkata: “Kalimat ini dapat menyelamatkanmu dari siksaan api neraka yang sangat pedih.”

Seorang yang arif berkata: “Di dalam kalimat ini terdapat nama Dzat yang sangat terkasih, lalu bagaimanakah untuk mengerti nama tersebut. Kemudian orang yang membaca kalimat Basmalah tersebut berkata: “Semua orang berkata bahwa dunia ini beserta malaikat mautnya tidak menyamai sedikitpun (pada bobot kalimat Basmalah).”

Dan aku berkata: “Sesungguhnya dunia tanpa malaikat maut tidak bisa menyamai sedikitpun, karena sesungguhnya malaikat maut itu menyampaikan kekasih kepada yang dikasih.

Oleh Abu Khalid, MA
Labels: Kematian

Thanks for reading Ucapan Ruh Setelah Keluar Dari Jasad. Please share...!

0 Comment for "Ucapan Ruh Setelah Keluar Dari Jasad"

Back To Top