Sajadah Muslim ~ Keyakinan orang beriman, al-Qur’an adalah wahyu Allah yang berisi panduan hidup manusia.
Permasalahan hidup apapun niscaya ada petunjuk-Nya dalam al-Qur’an. Sebagai mukjizat, ia melintasi ruang dan waktu dalam hidup manusia. Kebenarannya adalah mutlak dan berlaku abadi sejak pertama kali diturunkan di Gua Hira Makkah, hingga hari kiamat kelak.
Termasuk ketika bicara kesuksesan hidup manusia, al-Qur’an pasti menerangkan hal itu, mulai dari pengertian sukses, ciri-cirinya, hingga tantangan dan cara meraih impian manusia tersebut. Semuanya jelas termaktub dalam kitab suci umat Islam misalnya firman Allah. “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga) maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (Al-Lail ayat 5-7)
Ayat di atas merumuskan kaidah baku seorang Muslim dalam meraih kesuksesan, kelapangan, atau kegemilangan hidup. Bahwa hidup itu bisa dikatakan sukses jika memenuhi setidaknya 3 (tiga) syarat yang dimaksud. Yaitu, gemar berbagi kepada sesama, memiliki iman dan takwa, dan meyakini adanya balasan surga di hari Akhirat.
Di tegaskan sekali lagi, kegemaran berbagi hendaknya dilandasi oleh iman yang menggerakkan. Kepeduliannya merupakan buah dari seruan iman yang menggema di setiap pikiran dan perilakunya sehari-hari. Ia adalah mindset yang terpatri dalam lubuk seorang Muslim. Suka berbagi adalah pokok dari kehidupan umat Islam. Berbagai berarti menolong dan meringankan beban sesama manusia. Mewujudkan rasa syukur kepada Allah, sekaligus menumbuh suburkan ukhuwah imaniyah di kalangan kaum Muslimin.
Sebaliknya, berbagi tidak boleh sekadar menuruti style atau trand sekejap saja. Ia juga bukan untuk pencitraan atau mengejar rating dan followers semata. Berbagi bukanlah pekerjaan musiman demi keuntungan profit materi, jika itu terjadi dijamin satu saat orang itu pasti kecewa dan biasanya hal itu tidak akan bertahan lama. Sebab dorongannya sebatas materi dan urusan dunia. Semuanya bersifat sementara dan jiwa manusia cenderung tak akan pernah puas.
Penting dipahami, ajakkan berbagi tidak dibatasi oleh lingkup harta atau materi saja. Kontribusi tersebut juga bisa disalurkan melalui berbagi ilmu dan wawasan, berbagi waktu, berbagi tenaga, berbagi pengalaman dan sebagainya.
Ini diperlukan untuk saling memberi dan menerima, saling sinergi dan menyatukan potensi yang berserak. Disadari, umat Islam sebenarnya memiliki banyak kebaikan yang belum dioptimalkan. Akibatnya mereka belum mampu bersatu dan menyatukan kekuatan yang ada.
Kedua, ketakwaan, bisa dikata, puncak dari seluruh amal ibadah yang dipersembahkan manusia adalah untuk meraih derajat takwa disisi Allah. Takwa menjadi penanda dari apa yang kelak di dapatkan manusia dari semua perbuatannya. Baik buruknya amalan tergantung, kepada nilai takwa yang menyertainya. Ia merupakan pondasi utama seluruh persoalan manusia ibarat kunci, takwa bisa menyingkap tabir yang selama ini menyelimuti hidup manusia. Ia sebagai jaminan solusi dan syarat turunnya pertolongan Allah.
Dikatakan, ajaran Islam ialah mencakup dua hal utama, kemurnian dalam beribadah (ikhlas) dan kebaikan terhadap sesama manusia (insan). Tak heran di sejumlah ayat, dua perintah ini senantiasa bergandengan dalam al-Qur’an.
Antara keimanan dan amal shaleh keduanya menjadi senyawa yang tak terpisahkan. Ada hubungan yang saling terkait, bahwa amalan dan gemar berbagi kebaikan merupakan buah dari keimanan. Sebagaimana cara merawat keimanan dengan istiqomah melaksanakan ketaatan demi kebaikan itu sendiri.
Terakhir, syarat meraih sukses hidup adalah keyakinan kepada adanya surga dan neraka. Inilah paradigma hebat orang beriman, ia tidak mampu dijangkau kecuali dengan meyakini adanya Yaumul Hisab (hari Pembalasan) di Akhirat kelak.
Sehingga sepintar dan sehebat apapun orang tersebut, tetap saja tidak bisa menandingi kecerdasan dan kesuksesan hidup seorang Muslim.
Thanks for reading Trilogi Sukses Menurut Al-Qur’an. Please share...!
0 Comment for "Trilogi Sukses Menurut Al-Qur’an"