Membahas Tentang Seputar Ilmu Agama Islam

Khutbah Jumat: Muhammad Rahmatan Lil Alamin

MUKKADIMAH

Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia

Puji dan syukur pertama-tama kita persembahkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang senantiasa mengabulkan doa hambanya yang amat kritis.

Shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW serta kepada sekalian sahabat dan keluarganya dan semua umatnya yang mengikutinya dengan baik sampai dipadang mahsyar.

Kemudian dari pada itu marilah kita meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT demi keselamatan dan kebahagiaan kita di dunia dan akhirat.


Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia

Khutbah kita pada hari ini akan membahas tentang “Muhammad sebagai rahmatan Lil Alamin” kalimat Muhammad Rahmatan Lil Alamin berasal dan bersumber dari firman Allah dalam surat Al Anbiya ayat 107:

“Dan tidaklah kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmatan lil alamin”.

Rahmatan Lil Alamin bisa berarti sebagai rahmat kepada sekalian manusia, bisa juga diartikan sebagai rahmat kepada sekalian alam, atau rahmat kepada sekalian makhluk.

Kata rahmat juga mempunyai arti yang banyak tetapi positif dan menguntungkan kita. Rahmat bisa berarti kasih sayang, lembut, rezeki, dan banyak lagi tetapi puncak arti kata rahmat adalah syurga seperti firman Allah dalam surat Al-A’raf ayat 56 :

“Sesungguhnya rahmat Allah dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”.

Yang dimaksud dengan orang berbuat baik mereka yang beramal shaleh, baik ibadah maupun sosial dan ikhlas.

Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia

Untuk menjelaskan dengan rinci tentang arti Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil alamin, perkenankan saya mengutip sebuah hadis Rasulullah yang perawi sanadnya adalah Ali bin Abi Thalib, hadis itu cukup panjang dan terdiri dari sepuluh butir penjelasan rahmatan lil alamin.

“Perlakukanlah sahabat sesuai dengan yang wajar baginya”.

Hadis ini berlaku umum dan universal. Memperlakukan sahabat sesuai dengan kewajaran, memberikan kebebasan kepada kita untuk menafsirkannya sesuai dengan tuntunan situasi dan kondisi. Tetapi sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah adalah bahwa orang yang tua kita hormati dan yang kecil  kita sayangi. Cara bergaul yang seperti ini sejalan dengan etika dan akhlak manusia pada umumnya.

“Dan perlakukanlah Ulama dengan mengagungkannya”.

Ulama di sini mencakup ulama dan cendikiawan atau ahli-ahli ilmu pengetahuan. Ada hadis Nabi Muhammad yang cukup populer bahwa ulama itu pewaris Nabi-Nabi. Semua Nabi dan Rasul itu adalah cakap dan jujur. Seperti kita semua ketahui bahwa sifat wajib para Nabi-Nabi itu ada empat yaitu: jujur, amanah, cakap dan tabligh.

Jadi adalah wajar apabila beliau memerintahkan mengagungkan ulama,  karena mereka adalah pewaris Nabi.

“Dan perlakukanlah orang nakal dan bandel itu dengan sabar dan santun”.

Termasuk dalam makna bodoh dan bandel ini adalah  anak-anak yang idiot yaitu mereka yang tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah umum, karena bodoh-bodoh. Juga termasuk dalam arti sufaha yaitu anak-anak yang masih di taman kanak-kanak yang belum bisa mengurus dirinya seperti buang air besar dan kecil. Itulah sebabnya guru taman kanak-kanak adalah wanita karena pembawaan seorang wanita lembut, halus sedangkan mereka masih banyak membutuhkan bimbingan yang santun dan sabar yang penuh dedikasi. Santun artinya tidak menyiksa. Salah satu nama Allah adalah Haliim. Haliim artinya sabar dan tidak cepat menyiksa hamba-Nya.

“Perlakukanlah orang-orang nakal dengan menggunakan siasat”.

Orang jahil ini dapat diartikan sekarang dengan nakal. Orang nakal adalah orang melakukan kejahatan ringan umpamanya mengambil mangga orang tanpa meminta izin terlebih dahulu atau anak muda yang berdiri di pinggir jalan atau di mulut-mulut lorong yang mengganggu orang-orang yang lewat. Cara mengatasi mereka kata Nabi adalah dengan mempergunakan siasat taktik dan cara yang mendidik. Misalnya dengan cara memberi mereka kegiatan, aktivitas dengan lemah lembut. Insya Allah dengan siasat yang baik, mereka dapat kita perbaiki.

Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia

“Dan perlakukanlah orang-orang jahat dengan membuka mata lebar-lebar agar kita terhindar dari kejahatannya”.

Dari pengarahan Nabi ini, kita dapat bergaul dengan penjahat sekalipun. Bila mereka bertemu di rumah kita tetap kita hormati disamping itu memerintahkan kita waspada agar kita tidak terkena tipu daya kejahatannya. Dalam menghadapi orang-orang jahat ini, kita hendaknya berperasangka baik, memperlakukan mereka dengan cara yang baik, mudah-mudahan bisa menjadi orang baik, umpamanya memberi mereka pekerjaan, namun tetap kita wajib waspada agar tidak terimbas kejahatannya.

“Perlakukanlah binatang dengan memperhatikan apa kebutuhan binatang itu”.

Hadis ini disamping menunjukkan kepada kita sekalian bahwa Rasulullah SAW bukan saja menyayangi manusia dalam bermacam keadaanya, hadis ini juga merupakan tuntunan kepada kita bagaimana kita beternak ayam, kambing, sapi dan sebagainya. Dalam kalimat tersebut perhatikanlah apa-apa kebutuhan binatang, mulai dari makanannya, minumannya, suhu dan habitatnya. Yang paling wajib kita hindari adalah jangan kita menyiksa binatang.

“Perlakukanlah pepohonan dan batu-batuan dengan tidak berlebih-lebihan”.

Bila kita menebang pohon yang ada dalam hutan atau dibukit dan gunung-gunung niscaya alam kita akan gundul, rusak dan mengandung bermacam-macam bencana seperti banjir, tidak ada sumber air minum, alam menjadi gersang dan sebagainya. Hadis tadi seolah-olah berkata tebang pilih, reboisasi kembali, baik untuk kita ketahui bahwa alam dengan isinya adalah untuk manusia. Kita boleh manfaatkan tetapi jangan berlebihan.

“Dan perlakukanlah bumi dengan bersholat di atasnya.”

Bumi atau tanah adalah tempat yang amat sentral bagi manusia, kita tinggal di atas punggung bumi. Pada suatu saat yang akan datang pasti akan pidah kedalam perut bumi, karena itu Nabi memerintahkan kita shalat di atas bumi, sebagai ucapan terima kasih atas hasil bumi yang telah kita nikmati. Dalam hadis-hadis banyak disebutkan bahwa bila kita beramal shaleh, bumi senang dan mendo’akan kita, sebaliknya bila kita berbuat dosa diatasnya bumi mengutuk kita dan bila kita shalat di atas bumi, kemudian suatu saat kita dikuburkan, bumi akan memperluas dirinya.

“Dan perlakukanlah orang yang sudah mati dengan mendoakan mereka dan sebutkanlah hanya kebaikannya saja”.

Dari hadis ini kita dapat memahami bagaimana beliau berusaha membuat umatnya agar bahagia dalam kubur dan dihari kemudian masuk syurga.

Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadis-hadis Nabi Muhammad SAW memuliakan manusia sejak mereka hidup di dunia diutus sebagai Khalifah Allah di muka bumi, ketika menjadi mayat di shalati, dan dalam shalat jenazah kita do’akan agar mayat itu dimasukkan dalam syurga. Setelah dimakamkan dido’akan dengan menyebutkan kebaikan-kebaikannya  tanpa menyinggung kekurangannya, disini terlihat kenikmatan dan kenyamanan beragama Islam.

Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia

“Dan bantulah seorang Muslim apabila kamu melihatnya dalam kesulitan, sekurang-kurangnya membantu barang dagangannya bila minta tolong padamu”.

Bila kita memperhatikan 10 butir isi hadis Nabi Muhammad SAW jelaslah beliau sebagai rahmatan lil alamin berkaitan dengan manusia, binatang, bumi, pepohonan, dan batu-batuan.

Bila hadis beliau ini kita amalkan dalam semua aspek dan seginya maka alam sekitar kita baik makhluk hidup maupun benda yang tidak bernyawa akan merasakan kehadiran Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmatan Lil Alamin.

PENUTUP

Oleh Drs. KH. Marwan Aidid

Labels: Kumpulan Khutbah Jumat

Thanks for reading Khutbah Jumat: Muhammad Rahmatan Lil Alamin. Please share...!

0 Comment for "Khutbah Jumat: Muhammad Rahmatan Lil Alamin"

Back To Top