MUKKADIMAH
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia
Puji dan syukur pertama-tama kita persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah mempersiapkan surga bagi hamba-hambaNya bagi yang menyembah kepadaNya dan membelanjakan hartanya di jalan Allah dengan ikhlas.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW serta kepada sekalian sahabat dan keluarganya dan seluruh umatnya yang mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah Rasulnya.
Kemudian dari pada itu marilah kita meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT agar kita dapat mencapai Ridha Allah SWT.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia
Kita diciptakan oleh Allah SWT adalah agar kita menjadi hamba yang baik dan melakukan amal saleh yang ikhlas. Dalam Alquran surat at-taubah Allah berfirman:
"Sesungguhnya Allah SWT telah memberi diri dan harta orang-orang yang beriman dengan surga".
Maksud dari ayat ini adalah ibadah yang dilakukan oleh jasad kita seperti salat, puasa, Haji akan diberi pahala Surga oleh Allah SWT, begitu pula ibadah maliyah, ibadah yang mempergunakan harta seperti infaq, zakat dan sedekah. Juga akan diberi pahala Surga oleh Allah SWT.
Yang penting dijaga adalah dalam setiap ibadah yang kita kerjakan, wajib dilandasi keikhlasan. Pentingnya keikhlasan dalam setiap ibadah difirmankan oleh Allah SWT dalam surat Al-Bayyinah ayat 5:
"Dan mereka itu tidaklah diperintahkan melainkan agar mereka ikhlas dan tulus menyembah kepada-Nya".
Kita sebagai umat Islam, hendaknya meningkatkan citra kita dalam melakukan ibadah, baik ibadah badaniyah maupun ibadah maliyah. Tuntunan Allah dalam hal ini cukup jelas. Dalam surat al-ma'arij ayat 23-25, Allah SWT berfirman:
"orang-orang yang dalam shalatnya konsisten dan orang dalam hartanya ada bagian tertentu bagi orang yang meminta dan orang (miskin) tetapi tidak meminta".
Dalam ayat ini tegas Allah SWT menyatakan bagi umat Islam yang shalatnya baik tidak putus-putus, mereka itu juga yakin bahwa dalam harta yang dimilikinya ada hak orang lain yaitu hak orang miskin yang meminta dan yang tidak meminta, karena menjaga harta dirinya. Tugasnya secara konsepsional, semua umat Islam wajib meyakini bahwa dalam hartanya ada hak fakir miskin.
Pada ayat ini yang lain yaitu pada surat alhadid Allah SWT menegaskan bahwa pemilik mutlak dari harta benda itu adalah Allah SWT, dan manusia hanya hak sementara, atau hanya hak pakai saja. Dalam ayat itu Allah SWT berfirman:
"Hendaklah kamu beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, dan nafkahkanlah dari harta yang dikuasakan kepada kamu”.
Ayat ini tegas menyatakan bahwa harta kita milik Allah dan hanya dititipkan kepada kita, karena itu kita tidaklah boleh kikir dan bathil. Sebaliknya karena harta itu milik Allah, kita tidak boleh mubazir atau pemboros. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al Quran surat al-isra ayat 26-27:
"Janganlah kamu pemboros, karena sesungguhnya pemboros Itu adalah saudaranya setan".
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia
Nabi besar kita Muhammad SAW dalam sebuah sabdanya yang bersifat perintah dan sekaligus cerminan bahwa dengan bertobat, beramal saleh, berdzikir dan bershadaqah, insya Allah menurut Rasulullah SAW akan memberikan balasan yang menggembirakan. Dalam hadis yang sanadnya diriwayatkan oleh Djabir:
"Wahai sekalian manusia, bertobatlah kepada Allah Ta'ala, sebelum engkau mati dan segera engkau beramal sholeh sebelum engkau sibuk, dan hubungkanlah silaturahmi di antara kamu dan hubungkan pula dirimu dengan Tuhan kamu dengan banyak berdzikir kepada-Nya. Dan Perbanyaklah sedekah secara sembunyi dan terang-terangan kamu akan diberikan rezeki, ditolong dan dicukupi kebutuhanmu oleh Allah SWT".
Bila kita rajin bersedekah, senang membantu orang lain, maka kita termasuk orang-orang pemurah. Dan orang-orang pemurah ini mendapatkan banyak keutamaan. Rasulullah SAW dalam sebuah hadits beliau bersabda:
"Orang yang pemurah dekat kepada Allah, dekat kepada manusia dan dekat ke surga dan jauh dari neraka".
Dan dalam hadits itu juga dikatakan bahwa orang yang kikir jauh dari Allah SWT, dari manusia, jauh dari surga dan dekat ke neraka.
Masyarakat kita dewasa ini, yang sebagiannya terdiri dari orang-orang yang hidup pas-pasan atau hidup di bawah garis kemiskinan sungguh membutuhkan uluran tangan dari saudara-saudaranya yang mampu seperti yang digambarkan dan disebut oleh Allah dalam surat albalad ayat 17 bahwa masyarakat muslim itu adalah masyarakat yang Marhamah. Marhamah artinya masyarakat yang penuh kasih sayang. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dan Tirmidzi beliau bersabda:
"Allah tidak mengasihani orang-orang yang tidak mengasihani sesamanya manusia".
Banyak umat Islam yang miskin, menunjukkan bahwa ajaran agama Islam seperti zakat, infaq, dan sedekah belum berjalan sebagaimana mestinya. Bantuan kepada sesama muslim adalah lebih baik apabila diberikan dalam bentuk lapangan kerja atau berbentuk tugas pekerjaan sehingga harga diri dan martabatnya sebagai hamba Allah dapat terjaga dengan baik.
Allah SWT dalam mendorong kita untuk mendorong dan memotivasi kita bersedekah, Allah memberikan pahala yang amat banyak. Hal ini dapat kita lihat dalam firman Allah surat al-baqarah ayat 261:
"Perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya dijalan Allah adalah satu biji yang tumbuh menjadi tujuh tangkai dan setiap tangkai berbuah seratus biji. Dan Allah dapat melipatgandakan bagi orang-orang yang dikehendakinya".
Bila kita lihat sepintas kita bersedekah pahalanya adalah tujuh ratus, tetapi bila kita perhatikan bagian akhir ayat tadi, Allah melipatgandakan pahala bagi orang-orang yang dikehendaki-Nya. Kelipatan dari tujuh ratus adalah empat puluh sembilan ribu. Bahkan bila kita perhatikan kitab-kitab kuning ada pahala Sedekah Yang bisa mencapai tujuh puluh ribu. Pahala yang demikian banyak ini tergantung pada dua faktor. Faktor pertama adalah keikhlasan kita dalam memberi bantuan. Dan faktor yang kedua adalah tepat sasaran artinya yang kita bantu benar-benar orang yang amat membutuhkan, apalagi bila ia miskin dan orangnya ahli dalam agama Islam dan selalu mengamalkan ilmunya dengan ikhlas. Bisa juga orang yang kita bantu adalah orang tua kita yang benar-benar butuh, dia orang tua yang saleh, akhlaknya baik.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia
Allah Maha Tahu akan harta yang kita keluarkan. Dan Allah berjanji akan membalas dengan balasan apa yang kita keluarkan dengan balasan yang jauh lebih baik. Dalam sebuah Hadis Qudsi yang diriwayatkan Bukhari Muslim Allah SWT melalui lisan Rasul-Nya berfirman:
"Keluarkanlah hartanya di jalan Allah, dan saya akan beri kamu harta".
Semoga dengan uraian ini bermanfaat bagi kita agar kita menjadi orang-orang pemurah yang diridai oleh Allah SWT. Amin.
PENUTUP
Oleh Drs. KH. Marwan Aidid
Labels:
Kumpulan Khutbah Jumat
Thanks for reading Khutbah Jumat: Keutamaan Orang Pemurah. Please share...!
0 Comment for "Khutbah Jumat: Keutamaan Orang Pemurah"