Sajadah Muslim ~ Alhamdulilahi rabbil ‘alamin, Was sholatu wassalamu ‘ala, Asyrofil ambiyaa iwal mursalin, Sayyidina wa maulana Muhammadin, Wa ‘alaa ‘alihi wa shohbihi ajmain. Ama ba’du.
Yang saya muliakan dan saya taati para alim ulama, para pejabat pemerintah baik sipil maupun militer, para ustadz dan ustadzah, para bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan.
Mengawali pertemuan kita melalui mimbar kultum kali ini, pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, Tuhan sarwa sekalian alam. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sebab beliau kita dapat mengetahui yang hak dan yang batil, yang halal dan yang haram, antara jalan menuju ke surga dan jalan menuju ke neraka.
Saudara, bapak dan ibu sekalian yang saya hormati
Umat Muhammad merupakan umat yang terbaik di antara umat-umat yang lain. Sebagaimana firman Allah SWT :
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah." (QS. Ali Imran: 110)
Ayat tersebut mengandung penjelasan tentang kondisi keutamaan umat ini di atas umat-umat yang lain, dan merupakan dalil bahwa umat Islam merupakan umat yang terbaik secara mutlak. Keutamaan ini bersifat menyeluruh, mulai dari awal hingga yang akhir dari umat ini bila di bandingkan dengan umat-umat yang lain. Demikan menurut Al-Kalabi.
Predikat sebaik-baik umat ini akan tetap melekat dan disandangnya selama mereka konsisten dalam memegang teguh komitmen keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya, menegakkan amar ma'ruf nahi munkar. Tetapi apabila mereka meninggalkan amar ma'ruf dan nahi munkar, maka predikat itu gugur dari mereka. Allah menjadikan umat ini, sebagai sebaik-baik manusia untuk manusia, karena mereka menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang munkar, sehingga manfaat itu berguna dan dirasakan manfaatnya oleh yang lainnya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
"Sebaik-baik manusia ialah orang yang berguna bagi manusia, dan seburuk-buruk manusia ialah orang membahayakan manusia."
Nabi SAW bersabda: "Barangsiapa yang melihat kemunkaran, maka hendaklah ia merubah dengan tangannya (kekuasaannya), bila ia tidak mampu, maka hendaklah melakukannya dengan lisannya, dan bila tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman." Yakni, merupakan perbuatan dari orang yang paling lemah imannya. Sebagian ulama berkata: "Merubah kemunkaran dengan tangan (kekuasaan) adalah menjadi tugas bagi para penguasa. Sedangkan dengan lisan adalah menjadi tugas para ulama. Sementara dengan hati, adalah menjadi keharusan bagi orang awam." Sebagian mereka berpendapat bahwa setiap orang yang memiliki kekuasaan untuk melakukan hal itu, maka menjadi wajib atasnya untuk merubahnya. Sebagaimana firman Allah SWT: "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. Al-Maidah: 2)
Termasuk di antara tolong-menolong ialah menyerukan seseorang pada kebajikan dan memberikan jalan kemudahan baginya untuk melakukan kebaikan, serta menutup jalan kejahatan dan kemungkaran bila dipandang mampu dan dimungkinkan, utamanya bila ia memiliki kewenangan dan kekuasaan untuk melakukannya.
Adalah menjadi sebuah kewajiban bagi orang-orang yang beriman memerintahkan pada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dengan tidak melalaikan diri mereka sendiri. Allah SWT berfirman: "Dan orang-orang yang beriman lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. At-Taubah: 71)
Saudara, bapak dan ibu sekalian yang saya hormati
Nabi Musa berkata: "Wahai Tuhanku, apa balasan (pahala) orang yang mengajak saudaranya dan menyuruhnya pada yang ma'ruf serta mencegahnya dari yang munkar." Allah berfirman: "Aku akan menulis dari setiap kalimat sebagai ibadah setahun dan Aku merasa malu untuk menyiksanya dengan neraka-Ku."
Abu Dzar Al-Ghifari berkata bahwa Abu Bakar ra bertanya kepada Rasulullah SAW: "Ya Rasulullah, adakah jihad selain berperang menghadapi orang-orang kafir?" Rasulullah SAW bersabda: "Ya ada, hai Abu Bakar. Sesungguhnya Allah mempunyai para pejuang di bumi yang lebih utama dari pada para syuhada. Mereka hidup berjalan di muka bumi dan dianugrahi rizki. Allah membanggakan mereka di hadapan para malaikat. Surga memperhias dirinya buat mereka, sebagaimana Ummu Salamah berhias diri untuk Rasulullah SAW."
Abu Bakar ra bertanya: "Ya Rasululah, siapakah mereka itu?" Beliau menjawab: "Orang-orang yang memerintahkan pada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka mencintai dan membenci sesuatu karena Allah." Kemudian beliau bersabda: "Demi Tuhan yang menguasai diriku, sesungguhnya seorang hamba akan berada dalam sebuah kamar dari beberapa kamar yang lebih tinggi dari pada kamar-kamar para syuhada. Pada setiap kamar terdapat tiga ratus pintu, di antaranya ada yang terbuat dari mutiara yakut dan zambrud hijau. Pada setiap pintu, memancarkan cahaya. Setiap orang dari mereka beristri tiga ratus ribu bidadari yang menundukkan pandagannya dan bermata jeli. Ketika ia menoleh dan menatapkan pandangan pada salah satu dari mereka, bidadari itu berkata kepadanya: 'Apakah kamu ingat akan hari begini... dan begini..., di mana hari itu Anda memerintahkan pada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Dan ketika ia menoleh dan melihat salah satu dari bidadari-bidadari itu, ia mengingatkan padanya akan kedudukannya yang diperolehnya sebab amar ma'ruf dan nahi munkar."
Saudara, bapak dan ibu yang saya hormati
Mengakhiri kultum dalam kesempatan yang mulia ini, marilah kita berdo'a semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia serta petunjuk-Nya kepada kita, sehingga kita termasuk dalam golongan sebaik-baiknya manusia, yang memperoleh keberuntungan besar, utamanya kelak di akhirat. Demikianlah yang dapat saya sampaikan, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang lebihnya. Hadanallah waiyyakum ajma'in, was salamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Oleh Ustadz Abdullah Farouk & Ustadz MS. Ibnu Hasan
Labels:
Kumpulan Ceramah Kultum
Thanks for reading Kultum: Jadilah Sebaik-baiknya Manusia. Please share...!
0 Comment for "Kultum: Jadilah Sebaik-baiknya Manusia"