Sajadah Muslim ~ “Semakin hari menuju akhir Ramadhan semakin semangat bertaqarrub kepada Allah Ta’ala.”
Ramadhan senantiasa memberi warna sekaligus harapan luar biasa, tidak heran jika para ulama terdahulu benar-benar tidak mau ketinggalan momentum kala bertemu Ramadhan. Beragam ibadah dan amal kebaikan mereka upayakan dapat dilaksanakan.
Baik ibadah yang biasa dilakukan, seperti shalat, membaca al-qur’an ataupun ibadah dan amal lainnya yang boleh jadi diluar Ramadhan kurang begitu kuat kita lakukan. Seperti sedekah, berbagi kepada tetangga atau pun ikut serta dalam beragam pembangunan masjid, musholla dan lain sebagainya.
Para ulama itu sama sekali tidak ada keraguan bahwa setiap kebaikan yang dilakukan, pasti akan Allah berikan balasan terbaik.
“Siapa saja yang mengerjakan kebajikan sebesar biji sawi, niscaya ia akan melihat balasannya. Dan siapa saja yang mengerjakan kejahatan sebesar biji sawi, niscaya ia juga akan melihat balasananya.” (QS. Al-Zalzalah [99] ayat 7-8).
Imam Ghazali, dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa idealnya orang beriman itu percaya 100% bahwa dalam hidup dunia dan akhirat ada pahala dan hukuman. Karena itu orang dengan kemampuan berpikirnya akan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan pahala di sisi-Nya, bukan malah sebaliknya, berburu dosa yang akan mengundang murka-Nya.
Imam Ghazali melanjutkan, semakin kuat keimanan seseorang maka akan semakin kuat pula kehati-hatiannya dalam beramal, dan semakin banyak pula perbuatan baiknya. Inilah yang penting menjadi agenda utama kita di bulan suci Ramadhan ini.
Oleh karena itu dalam sejarah kita dapati, semakin hari menuju akhir Ramadhan semakin semangat yang dipompakan oleh Nabi dalam taqqarub kepada Allah Ta’ala, lebih-lebih pada 10 hari terakhir Ramadhan.
Ibnu Umar ra berkata, “Rasulullah selalu melakukan i’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan suci Ramadhan.” (HR. Bukhari Muslim).
I’tikaf adalah simbol totalitas dalam kebaikan untuk mendapatkan ridha Allah Ta’ala. Dalam pengertian ini maka diri yang mampu dan bisa i’tikaf berusahalah.
Namun yang karena alasan tugas, amanah dan pekerjaan belum memungkinkan ibadah lainnya dapat terus diupayakan, seperti memperbanyak sedekah, menolong sesama dan membahagiakan anak-anak yatim dan dhuafa. Semoga Ramadhan 1441 H ini menjadikan kita semua insan yang bertaqwa.” Amin….
Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup
Labels:
Puasa Zakat
Thanks for reading Antusias Berburu Pahala Ramadhan. Please share...!
0 Comment for "Antusias Berburu Pahala Ramadhan"