Sajadah Muslim ~ Bulan terbaik dari 12 bulan telah menyapa niat untuk menjadikannya sebagai Ramadhan terbaik kita sepanjang perjumpaan kita dengannya, telah kita azamkan minimal sejak dua bulan yang lalu, saat bulan Rajab menunjukkan hilalnya Ramadhan.
Walaupun kedatangannya rutin tiap tahun, sungguh kemuliaanya tidak pernah pudar. Pancaran kemuliaan itu datang setiap tahun, namun belum tentu pudar cahaya kemuliaannya kita dapatkan. Bisa jadi ini adalah Ramadhan terakhir kita, bisa jadi Ramadhan kali ini tak menjejakkan kebaikan untuk kita, karena satu sebab atau beberapa Maa’addzallah.
Bagi yang masih diberikan kesempatan menikmati hindangan Ramadhan kali ini, kesyukuran tekad dipancangkan untuk menjadikannya Ramadhan terbaik.
Walaupun berat raport hasil Ramadhan tahun lalu harus menjadi bahan evaluasi, apakah kebaikan-kebaikan yang dijalankan selama Ramadhan tahun lalu masih istiqomah dilakukan atau justru keburukan lebih banyak menodai hati dan perbuatan.
Menjadikan hari esok lebih baik merupakan kewajiban orang beriman kepada Allah dan hari akhir, sebagaimana firman Allah:
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaknya diri memperhatikan apa yang telah ia lakukan untuk esok. Dan bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian lakukan (QS. Al-Hasyr : 18)
Pada ayat diatas Allah memerintahkan orang beriman sebanyak dua kali untuk bertakwa kepada-Nya, ketakwaan yang menjadi landasan dan tempat awal untuk mempersiapkan hari esok yang lebih baik.
Takwa dengan semua makna yang terkandung di dalamnya, adalah berhati-hati agar selamat dari murka Allah dengan menjalankan perintah-Nya, kehati-hatian sebagaimana yang digambarkan oleh Umar bin Khattab seperti orang yang menyusuri jalan yang penuh diri.
Ketika ketakwaan menjadi landasan untuk meraih hari esok lebih baik, lebih produktif, lebih dinamis, di dunia dan akhirat, sepatutnyalah orang yang beriman menjadikan Ramadhan kali ini lebih baik dari pada Ramadhan tahun lalu. Lebih-lebih lagi karena Allah telah menjadikan puasa sebagai salah satu cara memperoleh ketakwaan.
Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”
Jika kita menjadikan Ramadhan tahun lalu sebagai waktu untuk menabung sebanyak mungkin kebaikan, agar lebih menjadi lebih baik, maka Ramadhan kini adalah waktu untuk menjadikan semua kebaikan itu selalu diawasi oleh Allah dengan muroqobah akan kita terhindar dai penyakit hati sepertinya, pamrih dan lain sebagainya.
Muroqobah akan menghindarkan kita dari perbuatan doa kecil, palagi dosa besar, dan muroqobah yang merupakan satu bentuk tazkiyatun nafs, adalah cara meraih kesuksesan sebagaimana dikatakan oleh Syeikh Akhmad bin Muhammad Ibnu Al-Husain Al Jurary. “Jalan kesuksesan itu dibangun di atas dua bagian.
Pertama, Hendaknya engkau memaksa jiwamu muroqobah (diawasi) oleh Allah.
Kedua, Hendaknya ilmu yang kamu miliki tampak dalam perilaku lahiriahmu sehari-hari.
Dari berbagai target kebaikan yang ingin diperoleh pada bulan Ramadhan kali ini, semoga ia menjadi Ramadhan yang lebih baik dari Ramadhan tahun lalu. Karena jika kebaikan yang kita peroleh tetap sama dengan tahun lalu, sungguh hanya penyesalan kelak yang akan kita peroleh.
Selamat berlomba dalam meraih pahala ibadah di bulan Ramadhan ini, untuk dijadikan sebagai Ramadhan terbaik yang kita jalani, semoga segala usaha dalam meraihnya dapat menjadikan kita hamba-hamba Allah yang bertakwa, suci hati dan perbuatan, juga dapat memberatkan timbangan kebaikan kita kelak....!!!!!
Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup
Labels:
Puasa Zakat
Thanks for reading Ramadhan Terbaik, Bulan Terbaik Dari 12 Bulan. Please share...!
0 Comment for "Ramadhan Terbaik, Bulan Terbaik Dari 12 Bulan"