MUKKADIMAH
Kaum Muslimin Jamaah led Yang Berbahagia
Pada hari ini seluruh ummat Islam mengumandangkan takbir tahlil dan tahmid sebagai perwujudan rasa syukur dan bahagia atas datangnya Idul Fitri yang mubarak ini. Idul Fitri adalah hari raya kaum Muslimin sebagai penutup puasa Ramadhan sebulan penuh. Ketika Rasulullah SAW dengan ummatnya masih berada di Mekkah belum ada puasa Ramadhan oleh karena itu belum ada pula Shalat Idul Fitri.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Annas bin Malik ada disebutkan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, beliau mendapati bahwa orang-orang Ansar di Madinah memiliki dua hari gembiraan. Pada kedua hari itu mereka bermain dan bergembira, lalu Rasulullah SAW, bertanya kepada mereka, hari apakah ini ? mereka menjawab bahwa pada kedua hari itu dimasa jahiliyah kami bermain dan bergembira, kemudian Rasulullah SAW menjawab : bahwa Allah SWT telah mengganti kedua hari itu dengan yang lebih baik yaitu ldul Adha dan ldul Fitri.
Allahu Akbar 3x walillahil hamd
Kaum MusIimin Jamaah led Yang Berbahagia
Hari led adalah mengandung makna yang amat mendalam, led artinya hari raya ld mengandung makna keberuntungan. Seorang sahabat Rasulullah SAW yang banyak meriwayatkan hadits dari Nabi yaitu Anas bin Malik berkata: ada 5 hari raya bagi seorang mukmin, yaitu:
- Setiap hari yang kita lalui dan kita tidak melakukan dosa maka itu adalah hari raya.
- Pada hari kita meninggalkan dunia dengan iman dan syahadat maka itu adalah hari raya.
- Pada hari kita meniti diatas Sirathal Mustaqim dengan selamat maka itu adalah hari raya bagi kita.
- Pada hari kita masuk surga dan selamat dari Neraka maka itu adalah hari raya bagi kita.
- Pada hari kita memandang kepada Allah Yang Maha Agung dan Indah maka itu adalah hari raya bagi kita.
Berbicara tentang hari raya ldul Fitri, maka ada dua kegembiraan yang terpadu menjadi satu dalam hati setiap mukmin, yaitu:
- Kita bergembira karena kita telah mengerjakan kewajiban kita kepad Allah swt dengan sebaik-baiknya. Dalam bulan suci Ramadhan yang Ialu kita telah mengerjakan puasa Ramadhan, shalat Tarawih dan Witir, memberi buka puasa, membaca Al Qur'an, mengeluarkan zakat fitrah dsb.
- Kita juga bergembira, dengan janji Allah swt dan rasul-Nya untuk memberikan balasan yang terbaik atas semua amal saleh yang telah kita kerjakan.
Allahu Akbar 3x walillahil hamd
Kaum Muslimin Jamaah led Yang Berbahagia
Dalam bulan suci Ramadhan yang baru saja meninggalkan kita, kita telah mengerjakan perintah Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah ayat 183 :
"Wahai sekalian orang-orang yang beriman telah diwajibkan kepada kamu sekalian untuk berpuasa, sebagaimana puasa telah diwajibkan kepada ummat-ummat sebelum kamu mudah-mudahan kamu bertaqwa”.
Sungguh suatu kehormatan bagi kita karena dipanggil oleh Allah dengan sapaan yang mulia dan terhormat. Wahai sekalian orangorang yang beriman lalu datang perintah untuk mengerjakan puasa. Bagian akhir ayat ini menegaskan bahwa kita diwajibkan berpuasa dengan tujuan yang mulia pula yaitu agar kita bertaqwa, dan dengan taqwa kita akan memperoleh kebahagia di dunia dan di akhirat.
Pada hari raya Idul Fitri ini kita bergembira pula karena janji Allah dan Rasulnya untuk memberikan balasan yang amat membahagiakan kita. Berbicara tentang pembahasan dan pahala yang akan kita peroleh dapat kita lihat dalam firman Allah SWT surat Al Bayyinah ayat 7-8 :
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh mereka itulah sebaik-baik manusia. Balasan mereka disisi Tuhan adalah syurga Aden, mengalir dibawahnya sungai-sungai mereka kekal didalamnya untuk selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah bagi orang-orang yang takut kepada Tuhannnya."
Allahu Akbar 3x walillahil hamd
Kaum Muslimin Jamaah led Yang Berbahagia
Pada akhir Ramadhan kita kaum Muslimin telah pula menunaikan zakat fitrah. Zakat fitrah ini erat kaitannya dengan makbulnya ibadah puasa kita. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan abu Hafs Rasulullah SAW bersabda :
"Puasa Ramadhan tergantung antara langit dan bumi tidak diangkat melainkan dengan zakat fitrah".
Hadits ini menjelaskan bahwa puasa kita tidak sampai kepada Allah, tanpa zakat fitrah. Pada hadits yang lain riwayat Abu Daud ada dijelaskan bahwa puasa itu membersihkan orang yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan perbuatan yang tidak senonoh.
Tetapi ada hadits Nabi yang merupakan perintah beliau untuk menyelamatkan fakir miskin dari meminta-minta pada hari raya idul fitri. Dalam sebuah hadits riwayat Daraqutmi beliau bersabda:
"Selamatkanlah fakir miskin dari kehinaan meminta-minta pada hari raya idul fitri ini ".
Jadi ibadah puasa adalah ibadah yang membentuk pribadi Muslim agar disiplin, sabar dan etis serta mampu mengendalikan diri. Sedangkan zakat fitrah untuk membersihkan diri kita, agar puasa kita makbul dan yang terpenting adalab agar kita menyayangi sesama muslim yang kehidupannya masih dibawah garis kemiskinan yang jumlahnya cukup banyak. Jumlah orang miskin sekarang tidak kurang 40% penduduk Indonesia termasuk kategori miskin. Ada kalimat yang cukup indah dari seorang ulama yang bemama Muhammad Syaltut, bekas Rektor Universitas Al Azhar, beliau menggambarkan zakat fitrah sebagai :
"Zakat fitrah itu adalah seorang Muslim kepada sesamanya Muslim"
Allahu Akbar 3x walillahil hamd
Kaum Muslimin Jamaah led Yang Berbahagia
Sesudah kita shalat Idul Fitri dan selesai mendengarkan Khutbah Idul Fitri, maka dimulailah masa dan babakan silaturahmi untuk saling memaafkan antara satu dengan yang lain dimana selama sebulan penuh kita sibuk dengan puasa, shalat, zikir, membaca AIQur'an dan ibadah-ibadah lainnya.
Memang ada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oIeh Bukhari Muslim artinya : Barang siapa yang berpuasa dalam bulan suci ramadhan karena Iman dan ikhlas diampuni dosa-dosanya yang telah lampau.
Akan tetapi dosa antara sesama manusia tidak termasuk dalam cakupan hadits tersebut. Bila kita menganiaya atau menyakiti seseorang, hendaklah kita minta maaf kepada orang tersebut. Begitu pula hutang kepada seseorang hendaklah kita lunasi langsung, Dalam hubungan antar sesama manusia maka yang terpenting adalah hubungan kita dengan orang tua kita. Dalam AI-Qur'an surat Al Isra ayat 23 Allah SWT berfirman :
"Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua duannya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengucapkan “ah” kepada keduannya, dan jangan membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."
Kunjungan silaturahmi hendaknya juga kita lakukan kepada ulama, atasan kita, tetangga, teman sekerja dan sebagainya, Dan bila ada diantara sahabat kita yang berselisih, hendaklah kita mengamalkan firman Allah dalam surat Al Hujarat ayat 10 yang berbunyi :
"Sesungguhnya orang mukmin itu adalah bersaudara, maka perbaikilah hubungan antara saudaramu".
Dan dalam sebuah hadits Rasulullah SAW riwayat Bukhari Muslim beliau bersabda :
"Dan menjadilah kamu semua sebagai hamba Allah yang bersaudara sebagalmana yang telah diperintahkan oleh Allah".
Mudah-mudahan dengan hikmah puasa dan Idul Fitri kita semua kembali kepada fitrah, saling menyayangi antara satu sama yang lain, sehingga kita menjadi masyarakat marhamah.
'
PENUTUP
PENUTUP
Oleh Drs. KH. Marwan Aidid.
Labels:
Khutbah Idul Fitri
Thanks for reading Khutbah Idul Fitri: Keutamaan Idul Fitri. Please share...!
0 Comment for "Khutbah Idul Fitri: Keutamaan Idul Fitri"