Sajadah Muslim ~ Fisik, barangkali, ihwal yang terbilang pelik dan klise bagi kaum lajang. Betapa tidak? Seorang lajang perempuan misalnya, bisa mambatalkan ta'aruf lebih lanjut dengan lawan jenisnya bila ia merasa si pria kurang tinggi, tidak tampan, dan atau kurang gagah. Karena alasan tersebut, si lajang pun mengeluh dan meminjam bahasa anak gaul sekarang, menjadi illfeel.
Begitu pula sebaliknya. Kaum pria, kadangkala, merasa tidak sreg saat pertama kali melihat perempuan yang menurutnya kurang cantik dan tidak 'memadai' untuk dijadikan pendamping hidup. Hmmm. Padahal, belum tentu lawan jenis yang akan dikenalnya itu juga akan melihat dirinya sebagai sosok yang jelita atau tampan rupawan. Semua sibuk dan hibuk dalam persepsi masing-masing. Tidak perlu penelitian ilmiah untuk mengisi hal ihwal ini. Semua orang yang tengah menjalani keterjatuhan cinta dan berhasrat ingin menikah kerap mengalami perkara fisik ini.
Masalah demikian satu soal. Belum lagi problem ketika seorang lajang wanita (pria) yang merasa tidak percaya diri atas penampilan lahiriyahnya, wajah yang tak elok, kulit yang hitam legam, hingga tubuh yang pendek dan mohon maaf, misalnya cacat tubuh. Seorang lajang yang minder dan inferior atas fisiknya seringkali sudah memundurkan langkahnya sekian jauh dalam proses ta'aruf dan menjalin relasi dengan lawan jenisnya, meski ia seorang yang pintar, bertalenta, dan baik. Pikiran-pikiran negatif acapkali memburu benaknya. Misalnya merasa takut dan cemas bila ada lawan jenis yang mendekati dirinya, merasa malu dan tidak percaya diri bila harus mengadakan proses pendekatan lebih jauh. Tentu saja, hal demikian ikut berpartipasi memperpanjang langkah lajang ke jenjang pelaminan.
Penulis sendiri pernah punya kolega yang tampan, putih, gagah, dan mapan, tapi ketika ditanya wanita idamannya ia hanya berkata: “Wanita hitam manis dan keibuan!” Baginya, pada wanita model itulah ia bisa berselera untuk menjalin hubungan serius ke jenjang pernikahan. Dari sinilah saya yakin bahwa cantik atau tampan itu perkara rasa dan persepsi. Tidak lebih. Dan bila sudah bicara selera, maka tidak ada lagi yang bisa diperdebatkan dan dipaksakan. Ibarat Anda sangat menyukai secangkir teh, tapi teman Anda begitu menyukai secangkir kopi.
Baca juga :
- Mengapa Istri Haidh Tidak Boleh Di Gauli ?
- Wanita Berhak Mengajukan Cerai
- HIKMAH MASA IDDAH
- PUASA SUNNAHNYA SEORANG ISTRI
- Terlarangkah Perempuan Haid Masuk Masjid ?
Di beberapa negara, bahkan, ukuran kecantikan barangkali bisa membuat Anda mengernyitkan dahi. Perempuan di negara Mauritania, misalnya, dianggap cantik dan di 'gilai' para pria sana karena ia bertubuh subur binti gemuk. Sedang wanita di Iran akan terlihat cantik dan merasa bisa merebut hati lawan jenisnya ketika sudah operasi hidung. Uniknya, wanita-wanita Iran kerap tak melepas perban hidung bekas operasinya hanya karena status sosial. Demikianlah, rumus kecantikan akhirnya akan sangat relatif bagi tiap orang dan masyarakat. Masing-masing daerah seringkali memiliki standar dan kriteria sendiri untuk merumuskan kecantikan seseorang. Tentu, kaum pria di tiap negara plus dukungan media massa bertanggung jawab pula dalam mengkontruksi apa itu cantik untuk wanita.
Untuk itu, bila semua orang mengatakan pasangan Anda jelek, namun Anda merasakan ia tampan dan Anda memujanya, maka berpeganglah pada nurani dan hati Anda, bukan pada kesepakatan dan pernyataan orang sekeliling Anda. Sebab, Andalah kelak yang akan merenda rumah tangga di sepanjang hayat Anda, bukan orang lain, bukan orang tua, kerabat, atau pun sahabat Anda.
Bila Anda merasa tidak jelita hingga Anda merasa itu pemicu terhambatnya jodoh, maka mulai sekarang campakkanlah pikiran-pikiran kerdil itu. Sebab, pertama, jodoh itu keputusan Allah, bukan keputusan manusia. Dalam jodoh yang berlaku adalah matematika Allah, bukan matematika manusia, kedua selalu ada makhluk Adam yang bersiaga melamar Anda karena menganggap Anda cantik seturut hatinya, dan ketiga, perbaguslah inner beuty (kecantikan batiniah) Anda. Sebab biasanya, bila inner beauty ini yang terpancar, maka lawan jenis yang seimbang pun akan mengetahuinya. Bila sudah demikian, maka fisik pun bisa jadi urusan kesekian.
Islam, Fisik, dan Jodoh
Memang, dalam agam Islam, Nabi menganjurkan kriteria keelokan fisik untuk memilih pasangan hidup. ”Seseorang itu dinikahi karena kecantikkannya (jamal), keturunannya (nasal), hartanya (maal), dan agamanya (ad-din). Namun, yang terpenting pilihlah karena agamanya.” Tapi, atas segalanya, Nabi tetap menekankan bahwa kesalehan dan ketaqwaan adalah kriteria utama dalam memilih calon pendamping hidup. Sedang tiga kriteria sebelumnya cantik-fisik, kekayaan, dan keturunan, adalah kriteria bonus yang syukur-syukur melekat dalam diri setiap orang.
Tak aneh bila Nabi juga bersabda: “Janganlah kamu nikahi wanita karena kecantikkannya, sebab kelak kecantikkannya itu akan membinasakannya, janganlah kamu nikahi wanita itu karena hartanya, sebab boleh jadi hartanya itu akan menyebabkan kedurhakaan kepadamu. Sebaliknya nikahilah wanita yang beragama. Sesungguhnya wanita yang tidak berhidung dan tuli tetapi beragama, (maka) itu adalah lebih baik bagimu.” (HR. Abdullah bin Humaid).
Kenapa agama Islam akhirnya menganjurkan kriteria terpenting itu agamanya (kesalehannya) ketimbang kebagusan fisiknya? Sebab, kecantikan itu akan pudar. Ketampanan itu akan hambar bila sudah melintasi ruang dan waktu. Ia sesuatu yang tidak permanen dan menyesakkan seiring umur pernikahan. Untuk apa menikahi wanita rupawan atau pria yang tampan bila mulutnya tak pernah enak didengar telinga, nila hatinya penuh sembilu, bila mengucap nama Allah saja ia kaku, bila jiwa dan hatinya diikat oleh urusan-urusan duniawi saja. Karena itu, percayalah, seseorang yang awalnya menikah karena faktor fisik semata, lambat-laun akan tersadarkan betapa kecantikan (ketampanan) yang dielu-elukannya akan berujung percuma saja. Maka penyesalan pun kerap merundung kehidupan rumah tangganya dan bisa memicu terjadinya perkara halal yang paling dibenci Allah perceraian Naudzubillah!
Sementara agama, kesalehan dan ketaqwaan itu akan meninggalkan atsar hingga Hari Akhir kelak, ia akan menjadi 'kecantikan' atau 'ketampanan' yang menyelamatkan biduk rumah tangga di Hari Pengadilan kelak Anda, sahabat lajang muslimah, tak perlu menghabiskan sekian juta rupiah untuk mengotak-atik wajah Anda agar tampil lebih kinclong. Anda tak perlu menggelontorkan jutaan rupiah ke dokter kecantikan agar tubuh Anda nampak indah. Anda tidak perlu mati-matian berdiet agar terlihat semampai. Anda tidak dituntut bertabauj jahiliyyah (berhias ala jahiliyyah) yang bisa-bisa dimurkai Allah swt demi memikat lawan jenis.
Anda, sesunguhnya, hanya dituntut Allah untuk sering-sering menghias wajah dengan air wudhu, mendetkan badan dengan gerak ibadah shalat, memoles bibir dengan Qur'an dan menzikir-zikir nama-Nya mempercantik diri dengan akhlak karimah seorang muslimah. Hal-hal inilah yang kemudian memencarkan kecantikan sejati (inner beauty) seorang perempuan muslimah. Tak salah memang, bila Anda mempercantik diri dengan kosmetika yang materinya halal serta dilakukan secara tidak berlebihan, namun akan lebih terasa auranya bila lakukan mempercantik diri tersebut diimbangi dengan kosmetika spiritual bernama ketaqwaan. Kata Allah. “Dan pakaian terindah yang paling baik adalah taqwa.” (QS. Al-A'raaf ayat 26. Sementara Nabi berpesan: “Dunia ini adalah perhiasan, dan seindah-indah perhiasan adalah wanita Shalehah (Muhammad saw).” “Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik kalian dan rupa kalian, akan tetapi Allah melihat hal kalian.” (HR Muslim).
Lebih dari itu, apa yang Anda persepsi cantik (tampan) belum tentu cantik (tampan) di mata Allah. Bila selama ini Anda melihat lawan jenis Anda itu terbaik secara fisik dan lahiriah hingga Anda pun ingin menikah dengannya, maka itu belum tentu terbaik menurut Allah azza wa jalla. Akhir kalam, ada baiknya kita simak syair Kahlil Gibran, pujangga masyhur asal Lebanon berikut ini :
Kecantikan adalah apa yang kau dapat dengan jiwamu sendiri.
Bila kau melihatnya, kau ingin memberi, bukan menerima.
Saat kau menerimanya dengan terentang dari kedalaman jiwamu, kau rengkuh ia kedalaman itu.
Oleh Muaz dalam Majalah Hidayah
Labels:
Ibadah Kaum Wanita
Thanks for reading Ihwal Kriteria Fisik Sebelum Menikah. Please share...!
0 Comment for "Ihwal Kriteria Fisik Sebelum Menikah"