Sajadah Muslim ~ Para Qurra’ (pembaca Al Qur’an) biasa mengucapkannya setelah membaca Al Qur’an, padahal hal ini tidak berasal dari Rasulullah.
Membaca Al Qur’an adalah ibadah, maka tidak boleh ditambah-tambah. Sabda Nabi: “Barang siapa yang mengada-adakan dalam agama kami (suatu amalan) yang bukan berasal dari kami, maka ditolak (amalannya itu).” (Muttafaq Alaih).
Apa yang mereka lakukan itu tidak ada dalilnya, baik dari Al Qur’an maupun amalan para sahabat. Akan tetapi termasuk perbuatan bid’ah dari orang-orang yang datang kemudian.
Rasulullah, mendengarkan bacaan Al Qur’an dari Ibnu Mas’ud, tatkala sampai pada firman Allah swt : “Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti) apabila. Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).” (Q.S. An Nisaa’ ayat 41).
Beliau bersabda : “Cukuplah.” ( H.R; Bukhari ).
Jadi beliau tidak mengucapkan “Shadaqallahul Adziem, dan juga tidak memerintahkannya.
Orang-orang dan anak-anak kecil mengira bahwa bacaan tersebut adalah salah satu ayat Al Qur’an, maka mereka membacanya di dalam dan di luar shalat. Ini tidak dibenarkan, karena bacaan tadi bukanlah ayat Al Qur’an. Apalagi, kadang-kadang, ditulis di akhir surat dengan kaligrafi Mushaf.
Syaiikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, ketika ditanya tentang bacaan tersebut, beliau menegaskan bahwa hal itu adalag bid’ah.
Adapun firman Allah : “Katakanlah : “Benarlah (apa yang difirmankan) Allah.”, Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.” (Q.S.; Ali Imran ayat 95).
Maka ayat ini merupakan bantahan terhadap orang-orang Yahudi yang berdusta, berdasarkan ayat sebelumnya : “Maka barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah.....” ( Q.S. Ali Imran ayat 94 ).
Rasulullah pun telah mengetahui ayat ini, meski demikian beliau tidak mengucapkan hal tersebut setelah membaca Al Qur’an. Begitu para sahabat dan para salafus shalih.
Bid’ah ini sesungguhnya mematikan sunnah, yaitu do’a setelah membaca Al Qur’an, berdasarkan sabda Nabi : “Barangsiapa yang membaca Al Qur’an, maka hendaklah ia meminta kepada Allah dengan (bacaannya) itu.” (Hadits Hasan riwayat Tirmidzi)
Bagi Qari’ hendaklah dia berdoa kepada Allah, sesuka hatinya setelah membaca Al Qur’an, dan bertawassul kepada Allah, dengan apa yang dibacanya itu. Karena hal ini termasuk amal shalih yang menjadi sebab dikabulkannya doa dan yang benar adalah membaca doa berikut ini :
“Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu yang laki-laki (Adam), anak dari hamba-Mu yang perempuan (hawa), ubun-ubunku (nasibku) ada ditangan-Mu, telah lalu hukum-Mu atasku, adil ketetapan-Mu atasku, aku mohon kepada-Mu dengan perantara-Mu semua nama milik-Mu yang Engkau namakan sendiri, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau Engkau ajarkan kepada seseorang dari hamba-Mu, atau Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib disisi-Mu. Jadikanlah Al Qur’an sebagai penawar hatiku, cahaya dalam dadaku, penghapus dukaku dan pengusir keluh kesahku.”
Tiada lain, Allah pasti akan menghilangkan kesulitan dan kesedihannya, dan mengantikannya, dengan kemudahan.” (Hadits shahih riwayat Imam Ahmad).
Sumber : Bimbingan Islam karya Syeikh Muhammad Jamil Zainu
Labels:
Pendidikan Islam,
Seputar-Islam
Thanks for reading UCAPAN SHADAQALLAHUL ADZHIEM. Please share...!
0 Comment for "UCAPAN SHADAQALLAHUL ADZHIEM"