MUKKADIMAH
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia
Puji dan syukur pertama-tama kita persembahkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang senantiasa mengabulkan do’a hamba-Nya yang amat kritis.
Shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW serta kepada sekalian para sahabat dan keluarganya dan semua umat yang mengikutinya dengan baik sampai di padang mahsyar.
Kemudian dari pada itu marilah kita meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT demi keselamatan dan kebahagiaan kita di dunia dan di akhirat.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia
Manusia adalah manusia sosial yang artinya bahwa manusia itu tidak mungkin dapat hidup sendiri tanpa bantuan manusia lainnya. Manusia pada hakekatnya adalah merupakan satu keluarga besar. Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 213 Allah berfirman:
“Manusia itu adalah umat yang satu”.
Secara historis maka memang manusia itu berasal dari nenek yang satu yaitu Nabi Adam as. Nanti setelah manusia bertambah banyak dan berpencar memenuhi belahan dunia, lalu terjadilah perselisihan antara mereka dalam berbagai persoalan dan perkara, sehingga Allah SWT mengirim Nabi-Nabi dan Rasul untuk memberikan petunjuk, bimbingan tentang cara-cara penyelesaian pada persoalan-persoalan yang dialami mereka, dan diantara sekian banyak Nabi dan Rasul, Nabi Muhammad lah merupakan Nabi dan Rasul terakhir menjadi utusan untuk umat manusia.
Dalam mengatur dan memupuk persahabatan antara manusia, dan antar sesama Muslim, Allah membekali kitab Qur’an sebagai pedoman dan petunjuk yang hak dalam mengatur hidup dan kehidupan yang baik, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hujurat: 13 yang berbunyi sebagai berikut:
“Dan kami menjadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kamu kenal mengenal”.
Pada kata “Lita’arofu” jelas ada yang terkandung hubungan interaksi timbal balik antara bangsa sehingga banyak ahli yang berpendapat bahwa ayat inilah yang menjadi landasan spritual dari liga bangsa-bangsa yang kemudian menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sedangkan untuk mengatur hubungan antar sesama Muslim, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13:
“Sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara, maka perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu”.
Persaudaraan dan persahabatan antara Muslim sedunia dapat terlihat pada saat pelaksanaan ibadah haji, seperti shalat bersama di Masjidil Haram, pada saat wukuf di Arafah.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia
Dalam memupuk persahabatan, kami ingin titik beratkan internal sesama Muslim sebagai berikut:
Pertama
Berpegang teguh kepada agama Allah dan tidak berfirqah-firqah. Rujukannya adalah firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 103:
“Dan hendaklah kamu berpegang teguh terhadap agama Allah dan jangan bercerai berai”.
Konotasi atau makna tersirat dari berfiqrah-fiqrah adalah bercerai-cerai dan bermusuhan satu sama lain.
Kita patut bersyukur karena sampai saat ini agama Islam masih merupakan agama satu masjid. Kita dapat menyaksikan pada saat shalat bersama-sama di Masdjidil Haram, orang-orang sunni dan syiah shalat bersama.
Kedua
Bersikap lembut antar sesama Muslim, sebagaimana Allah melembutkan hati hamba-Nya sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Anfal ayat 63:
“Walaupun kamu membelanjakan semua kakayaan yang ada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka”.
Salah satu kesuksesan Nabi Muhammad SAW adalah karena akhlak dan sifat beliau yang kasih dan sayang. Seperti firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 128:
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, dia merasa susah bila engkau menderita dan sangat menginginkan kesejahteraan kamu dan amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”.
Umat Islam amat diharapkan untuk bersifat lembut pada saat berinteraksi atau berhubungan satu sama lain, dan beliau amat benci kepada mereka yang suka mengadu dan memprovokasi dsb, dalam sebuah hadis beliau bersabda:
“Sesungguhnya orang yang paling dicintai oleh Yang Maha Tinggi dan Maha Agung adalah mereka yang lembut dan melembutkan dan sesungguhnya orang yang paling dibenci oleh Allah SWT diantara kamu adalah orang yang suka mengadu domba dan mencerai-beraikan orang yang bersaudara”.
Atau secara singkat dapat disimpulkan bahwa orang yang paling disenangi oleh Allah SWT adalah orang yang lembut dan yang paling dibenci adalah orang yang paling keras dan sadis.
Ketiga
Saling menolong dalam bidang sosial dan agama, hal ini dapat dilihat dalam firman Allah surat Al-Maidah ayat 2:
“Dan bertolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa”.
Bertolong-menolong dalam hal kebajikan adalah dalam bidang sosial dan para Ulama berkata bahwa ayat ini paling tepat diterapkan apabila tetangga kita yang terkena musibah kematian, segenap family, tetangga, teman dan kerabat turut memberikan do’a dan bantuan baik moril maupun materil guna meringankan beban keluarga duka, kemudian menshalati serta menguburkannya bersama.
Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia
Marilah kita sekalian mengerjakan ketiga faktor tadi yaitu berpegang teguh kepada agama Allah SWT, bersikap lembut dalam pergaulan dan saling membantu dalam bidang sosial dan ibadah. Insya Allah persahabatan, persaudaraan kita akan mantap dan kokoh.
PENUTUP
Oleh Drs. KH. Marwan Aidid
Labels:
Kumpulan Khutbah Jumat
Thanks for reading Khutbah Jumat: Memupuk Persahabatan. Please share...!
0 Comment for "Khutbah Jumat: Memupuk Persahabatan"