Sajadah Muslim ~ Bukan teknologi yang menjadikan manusia bernilai, tetapi manusia itu sendirilah yang menjadikan teknologi berdampak positif dan konstruktif. Bukan pula gelar yang menjadikan manusia berakhlak, tetapi iman dan Islam yang menjadikan manusia yang cerdas, santun, beradab dan bermanfaat dalam kehidupan berbangsa.
Pada hakekatnya pendidikan adalah soal bagaimana melahirkan manusia beradab “Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah) meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang yang nyata.” (QS. Al-Jumu’ah [62] ayat 2).
Dari ayat tersebut di atas dapat kita lihat bagaimana pola tarbiyah (pendidikan). Rasulullah sawa dilakukan. Bermula dari tilawah, yaitu membacakan ayat-ayat Al-Qur’an untuk mencerahkan jiwa dan pikiran manusia. Menyadarkan mereka akan jati dirinya yang penuh dengan kekurangan dan kelemahan dan memperkenalkan Allah sebagai Rabb, yang menciptakan, memelihara dan mengajarkan apa yang tidak diketahui oleh manusia.
Hal itu merupakan wujud dari kandungan Al-Alaq ayat 1-5 sebagai wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Setelah fase tilawah masuk, fase tazkiyah. Yaitu proses pengsucian yang meliputi pengsucian jiwa, akal pikiran dan perilaku.
Jiwa disucikan dan keyakinan yang menyimpang dari ajaran tauhid. Akal disucikan dari pemikiran dan ideologi yang bertentangan dengan ideologi Islam. Perilaku disucikan dari sifat-sifat yang menyalahi akhlak Islam.
Seseorang yang telah melewati proses tilawah (pencerahan wahyu) dan tazkiyah (penyucian dan pembentukan kepribadian), maka dia layak untuk mengikuti fase ta’lim. Ta’lim artinya pengajaran, yakni proses pemberian ilmu pengetahuan.
Dalam kata yang lain sebenarnya pendidikan bisa dijalankan dengan baik manakala manusianya diarahkan lebih dahulu untuk memiliki iman dan Islam yang baik, barulah ilmu diajarkan.
Mempelajari ilmu pengetahuan tanpa melalui tazkiyah akan mengakibatkan kerusakkan. Melahirkan sombong, angkuh, berorentasi materi ilmu yang dimilikinya sangat potensial disalah gunakan untuk memenuhi keinginan nafsu, ambisi dan kepentingan dirinya.
Sebaliknya orang yang sudah tercerahkan dengan wahyu, tersucikan jiwa, akal dan perilakunya niscaya dia akan memanfaatkan ilmunya untuk kebaikkan dan kemaslahatan umat manusia yang dimilikinya akan menambah keimanan dan ketakwaannya. Inilah hakikat ilmu yakni al- khasya (rasa takut kepada Allah).
Itulah manusia berperadaban yang lahir dari celupan wahyu melalui proses tilawah, tazkiyah dan ta’lim. Wallahu a’lam..............!!!!!!!
Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup
Labels:
Seputar-Islam
Thanks for reading Melahirkan Manusia Berperadaban. Please share...!
0 Comment for "Melahirkan Manusia Berperadaban"