Sajadah Muslim ~ Zakat sebagai bagian dari rukun Islam belakangan kian mendapatkan perhatian begitu luas dari kalangan umat Islam, bahkan dunia. Hal ini tidak lepas dari kedudukan zakat yang sangat strategis sekaligus dapat menjadi ujung tombak dalam mengatasi beragam problem kehidupan umat Islam, baik itu kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, hingga kemajuan sains dan teknologi.
Kesadaran akan hal tersebut kian mendorong gerakan zakat lebih dinamis dan progresif dimana para lembaga pengelola zakat mulai membangun komunikasi dan konsolidasi perihal pentingnya sinergi dan kolaborasi. Hal itu mendorong lahirnya Forum Zakat, disusul oleh Perkumpulan Organisasi Pengelola Zakat (POROZ) yang Ormas Islam Indonesia.
Fakta tersebut menunjukkan bahwa zakat sebagai syarat Islam tidak sekedar mendorong perbaikan-perbaikan pengelolaan zakat pada lembaga-lembaga amil zakat, tetapi pada saat yang sama mendorong penguatan dari terwujudnya semangat dari Panca Sila khususnya Persatuan Indonesia.
Dalam hal ini maka sudah sepatutnya seluruh elemen bangsa menyadari bahwa zakat bukan semata soal potensi, fundrising, dan perlombaan dalam kebaikkan bagi seluruh LAZ di Tanah Air lebih jauh zakat adalah ajang pembuktian bagi umat Islam untuk mendorong berlangsungnya gerakan pembangunan yang berkesinambungan.
Pembangunan Berkesinambungan
Mengapa pembangunan yang berkesinambungan tidak lain karena zakat memang menghendaki mereka yang menjadi penerima manfaat yang terdiri dari 8 (delapan) asnaf dapat menempa diri dan berubah menjadi manusia yang berdaya dan mandiri, sehingga bisa menjadi muzakki (orang yang mengeluarkan zakat). Dalam hal ini maka sebenarnya bukan semata-mata seberapa besar dana pendayagunaan yang telah dikeluarkan, dana tetapi seberapa efektif dana pendayagunaan zakat yang digelontorkan berdampak perubahan yang signifikan bagi para mustahik (orang yang berhak menerima zakat).
Ibarat sebuah negara atau perusahaan yang menghendaki memiliki Sumber Daya Manusia yang unggul mesti melakukan investasi, maka zakat bisa dianalogikan dengan hal tersebut. Dimana program pendayagunaan zakat sekalipun tidak berlangsung cepat namun dapat dipastikan mampu melahirkan manusia-manusia yang unggul, baik secara intelektual, emosional lebih-lebih secara spiritual.
Oleh karena itu, pemerintah Baznas dan seluruh Lembaga Amil Zakat telah bergerak di bidang pembangunan manusia Baznas sendiri pernah memiliki program kaderisasi seribu ulama yang diwujudkan dalam bentuk beasiswa kepada anak bangsa yang berprestasi untuk mendalami beragam disiplin keilmuan setingkat master dan doktor.
Lembaga Amil Zakat lainnya pun melakukan hal serupa, bahkan BMH dengan jaringan sebanyak 286 pesantren tidak pernah berhenti memberikan dukungan pendidikan para penerus bangsa.
Menariknya, pendayagunaan dana zakat untuk investasi Sumber Daya Manusia, berdimensi spritual, sehingga yang dilahirkan nantinya bukan saja manusia yang cerdas secara intelektual, tetapi juga unggul, sehingga nilai-nilai kemanusiaan dan keadabaan benar-benar dapat dicapai dalam optimalisasi gerakkan zakat di Indonesia.
Kiprah Baitul Mal Haidayatullah (BMH)
Laznas BMH sendieri sejak berdiri dan hingga di usianya yang memasuki angka ke-l9 tahun terus komitmen membantu pemerintah mewujudkan amanah konstitusi mencerdaskan dan mensejahterakan kehidupan bangsa melalui gerakkan zakat dengan fokus dan konsisten membangun masyarakat terpencil, baik yang berada di pedalaman, pelosok desa, kepulauan bahkan pada daerah perbatasan.
Semua itu sangat mungkin dilakukan karena BMH merupakan Lembaga Amil Zakat yang berbasis ormas, sehingga BMH menjadi Laznas dengan sebaran kantor perwakilan yang eksis di 28 propinsi dan 60 kabupaten dan kota. Jaringan ini menjadikan Laznas BMH selalu mudah untuk tampil terdepan membantu masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia, terutama saat musibah bencana alam terjadi. Seperti kala terjadi musibah gempa bumi di Maluku Utara dan Maluku, belakangan ini.
Beberapa jam setelah peristiwa terjadi, amil dan relawan langsung bergerak untuk berkoordinasi dengan BMH Pusat dan segera mengirimkan bantuan yang diperlukan para korban.
Namun, sebagaimana disampaikan di atas, kehadiran BMH semakin berarti kala selanjutnya beragam lembaga serupa datang mengirimkan bantuan ke Ambon dan sekitarnya, BMH menjadi mitra utama yang siap sedia menjemput amil dan relawan dari lembaga amil zakat lainnya untuk kemudian mengantarkan mereka ke titik yang dikehendaki hingga proses penyaluran berjalan secara tuntas.
Fakta tersebut menunjukkan bahwa zakat lebih esensi sangat mungkin untuk menjadi garda terdepan pembangunan bangsa dan negara. Pemerintah mesti melihat fakta ini sebagai sebuah keunggulan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, karena saat-saat ada anak-anak yang tidak bisa sekolah, saat ada keluarga-keluarga yang belum tentu bisa makan setiap hari dan layak, lembaga amil zakat hadir, memberikan kepedulian yang sesungguhnya itu hadir karena kesadaran umat Islam akan kebutuhan mereka menunaikan kewajibannya, membayar zakat.
Disini penting bagi siapapun menyadari bahwa, zakat sejatinya adalah penggerak pembangunan. Mungkin tidak selalu bersifat kuantitatif dan berjenis intrastruktur seperti bangunan dan lain sebagainya, lebih jauh adalah kualitatif, pembangunan manusia, setidak-tidaknya penyelamatan manusia dari kungkungan kebodohan, kemiskinan dan ketertinggalan.
Dan, satu hal yang tak kalah penting adalah bagaimana potensi zakat yang mencapai angka Rp.217 triliun itu dapat dicapai, sunguh tidak bisa semata-mata dengan upaya keras meningkatkan kualitas kelembagaan dan distribusi dana zakat masing-masing lembaga amil zakat, tapi juga membutuhkan edukasi berkelanjutan kepada para kaum kaya (muzakki) bahwa zakat itu wajib.
Pada saat yang sama, upaya ini akan efektif , jika seluruh elemen bangsa, terutama pejabat negara mampu hadir dengan keteladanan yang paten di dalam menjalankan amanah dan kewajibannya dalam mencerdaskan dan mensejahterakan kehidupan bangsa.
Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup
Labels:
Puasa Zakat
Thanks for reading Zakat Bagi Pembangunan. Please share...!
0 Comment for "Zakat Bagi Pembangunan"