Sajadah Muslim ~ Alhamdulillah hilladzi akramnaa bil iimaan, wa a’azzanaa bil islam, wa rafa’na bil ihsan, ahmaduhu subhanahu wata’ala wa asykuruh, allahumma shollia wasallim wa barik ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa mantabi’ahum bi ihsani ila yaumiddin, amma ba’du.
Yang saya muliakan dan saya taati para alim ulama, para pejabat pemerintah baik sipil maupun militer, para ustadz dan ustadzah, para bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan.
Mengawali pertemuan kita melalui mimbar kultum kali ini, pertamatama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, Tuhan sarwa sekalian alam. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw, sebab beliau kita dapat mengetahui yang hak dan yang batil, yang halal dan yang haram, antara jalan menuju ke surga dan jalan menuju ke neraka.
Hadirin dan hadirat sekalian yang berbahagia.
Sebagai orang yang beriman kita mesti takut (hauf) terhadap murka dan azab Allah swt dengan begitu kita akan berusaha sekuat tenaga untuk menjauhi hal-hal yang mengundang murka Allah. Di samping itu kita juga harus berharap (raja') terhadap rahmat dan anugerah kenikmatan Allah swt, lalu kita berusaha secara optimal untuk melakukan hal-hal yang menyebabkan keridbaan Allah swt.
Sesunguhnya kita tidak dibenarkan takut kepada selain Allah swt. semestinya, kita hanya takut kepada-Nya. Allah swt berfirman:
“Maka janganlah kamu takut kepada manusia dan takutlah kepada-Ku.” (QS. Al-Maidah: 44).
Allah swt juga berfmnan: “Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 75).
Hadirin dan hadirat sekalian yang berbahagia.
Indikasi orang yang benar-benar takut kepada Allab swt itu, menurut Abu laits dapat dilihat dari beberapa hal berikut ini, yaitu:
Pertama: Orang yang takut kepada Allah akan terus berusaha mengosongkan hatinya dari rasa permusuhan, kebohongan, kedengkian, iri hati dan penyakit-penyakit hati lainnya.
Kedua: Orang yang takut kepada Allah, selalu berusaha menahan lidahnya dari berbohong, menggunjing, memfitnah, mengadu domba, mengobral kata-kata yang tidak berguna. Ia memfungsikan lidahnya untuk berzikir kepada Allah, membaca AI-Qur’an dan berkata yang benar.
Ketiga: Orang yang takut kepada Allah, tidak akan memasukkan makanan dan minuman yang haram ke dalam perutnya. Karena Nabi saw bersabda: “Apabila sesuap nasi jatuh (masuk) ke dalam perut anak cucu Adam, maka malaikat yang ada di bumi dan di langit melaknatinya selama suapan makanan itu berada di dalam perutnya. Dan kalau ia mati dalam keadaan demikian, maka tempatnya adalah neraka Jahannam.”
Keempat: Orang yang takut kepada Allah tidak akan menggunakan matanya untuk melihat hal-hal yang diharamkan. Dia tidak melihat dunia dengan pandangan ambisi nafsu duniawi, tetapi ia memandangnya sebagai ibrah, untuk dipetik sebagai pelajaran. Dia tidak melihat sesuatu yang tidak halal untuk dilihatnya. Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang memenuhi pandangan matanya dengan yang haram, maka Allah akan memenuhi matanya dengan api neraka, kelak di hari kiamat.”
Kelima: Orang yang takut kepada Allah, tidak akan menggunakan tangannya untuk menerima dan melakukan yang diharamkan. Tetapi ia gunakan tangannya untuk meraih dan menggapai hal-hal yang mengandung unsur ketaatan dan dapat mendekatkan diri kepada Allah swt. Ka'ab bin Akhbar meriwayatkan: “Allah menciptakan perkampungan (di akhirat) yang terbuat dari Zabarzat hijau. Dalam perkampungan itu terdapat seribu rumah, di dalam setiap rumah terdapat seribu kamar, tidak ada yang dapat menempati rumah yang sedemikian indah itu, kecuali orang yang apabila disodorkan atau ditawarkan kepadanya sesuatu yang haram, dia menolak dan meninggalkannya karena takut kepada Allah swt.”
Keenam: Orang yang takut kepada AlIah, tidak akan menggunakan kedua kakinya melangkah berjalan untuk melakukan kemaksiatan. Tetapi kedua kakinya selalu digunakan berjalan untuk ketaatan dan kebaktian kepada Allah swt demi mencari keridhaan-Nya. Berjalan untuk melakukan kebaikan, bergaul bersama orang-orang yang alim dan saleh.
Ketujuh: Orang yang takut kepada Allah, selalu memfokuskan dan mengorientasikan segala aktivitas kesalehan dan ketaatannya untuk mencari keridhaan Allah swt dan meraih kebahagian negeri akhirat.
Hadirin dan hadirat sekalian yang berbahagia.
Mengakhiri kultum dalam kesempatan yang mulia ini, marilah kita berdo'a semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia serta petunjuk-Nya kepada kita. Demikianlah yang dapat saya sampaikan, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang lebihnya.
Hadanallah waiyyakum ajma'in, was salamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Oleh Ustadz Abdullah Farouk & Ustadz MS. Ibnu Hasan
Labels:
Kumpulan Ceramah Kultum
Thanks for reading Kultum: Tanda-Tanda Orang Yang Takut Kepada Allah. Please share...!
1 Comment for "Kultum: Tanda-Tanda Orang Yang Takut Kepada Allah"
terima kasih banyak produsen sajadah bulu