Wanita yang Pernah Menyusui Nabi
Pada hari kedelapan kelahiran anaknya. Siti Aminah, ibunda Nabi, mengunjungi Suwaidah, seorang budak perempuan milik Abu Lahab, untuk menyusui anaknya. Hal demikian sudah menjadi tradisi bagi bangsa Arab kala itu. Seorang ibu menyerahkan anaknya kepada wanita lain untuk disusui. Suwaidah lalu menyusui Muhammad selama beberapa waktu. Hingga kemudian datang seorang perempuan bernama Halimah binti Abi Zua’ib dari kelurga Sa’ad. Perempuan tersebut mengambil Muhammad dan menyusuinya hingga usia 2 (dua) tahun.
Nabi Tinggal di Pedalaman Saat Balita
Muhammad kecil tinggal di sebuah daerah pedalaman di tanah Arab hingga ia menginjak usia 5 tahun (balita). Ia tinggal bersama kelurga Sa’ad bin Bakr. Kala itu ia tinggal di daerah pedalaman yang sangat gersang. Kondisi alamnya sangat memperhatikan. Namun begitu, di sana ia bahagia bersama kelurga Sa’ad dan kabilah di kawasan itu. Muhammad kecil pernah diasuh oleh Syaima’, yang tak lain ia adalah putrinya Halimah. Udara sahara dan kehidupan pedalaman yang kasar mengakibatkan ia cepat tumbuh besar dan berpikiran cepat dewasa.
Usia 8 Tahun Tak Punya Ayah, Ibu dan Kakek
Muhammad sudah menjadi yatim ketika masih di kandungan. Saat berumur lima tahun, ibunya lalu meninggal dunia .Ia kemudian diasuh oleh kakeknya, yaitu Abdul Muthlaib. Namun, di bawah asuhan kakeknya ini juga tak lama, Abdul Muthalib meninggal dunia di usia 80 tahun di saat Muhammad masih berusia 8 tahun. Kematian sang kakek merupakan pukulan berat bagi Muhammad dan seluruh Bani Hasyim. Pasalnya, Abdul Muthalib merupakan tokoh sentral yang sangat berwibawa dan disegani oleh bangsa Quraisy.
Kenapa Nabi Menjadi Anak Yatim Piatu ?
Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy memberikan alasan kuat mengapa Miuhammad harus menjadi yatim piatu dan ditinggal sang kakek di usia 8 tahun. Menurutnya, ini dimaksudkan agar para musuh Islam tidak bisa mengklaim bahwa ajaran Muhammad berasal dari Abdul Muthalib atau Abdullah yang notabene seorang Hanif. Orang Hanif tidak menyembah berhala dan percaya tuhan yang dianut nenek moyang, yaitu tuhan yang menciptakan alam. Secara tauhid, para Hanif ini memang hampir dekat dengan ketauhidan dalam Islam.
Setiap Nabi adalah Penggembala Kambing ?
Sejumlah sumber sejarah menyebutkan bahwa setiap nabi dimuka bumi pernah mengembala kambing. Sebut saja, misalnya, Nabi Isa, Nabi Musa, Nabi Ibrahim, Nabi Adam, dan seterusnya. Nah, begitu juga dengan Muhammad. Ia pernah mengembala kambing di usia menginjak remaja. Sebuah hadits menyebutkan, “Setiap nabi yang diutus Allah itu mengembala kambing.” Dan, kata Nabi,” Musa diutus, dia mengembala kambing, Daud diutus , dia mengembala kambing, aku diutus, juga mengemabla kambing keluargaku di Ajyad.’
Nabi adalah Seorang Wirausaha Jenius
Dr. Afzalur Rahman, dalam buku Muhammad Seorang Pedagang, menyatakan bahwa Muhammad adalah sosok pelaku bisnis profesional yang sukses. Pada usia 25 tahun ia pergi berdagang ke Syam menjualkan barang dagangan milik Khodijah binti Khuwailid. Setelah selesai berdagang ia kembali ke Makkah dengan membawa keuntungan yang sangat luar biasa. Khodijah terheran-heran dan takjub. Tidak pernah sebelumnya ia mendapat laba sebesar itu. Muhammad memperoleh banyak keuntungan lantaran kejujuran dan akhlak mulia.
Nabi, Sosok Negarawan dan Politisi Ulung
Abu Rokhmad, dosen IAIN Walisongo Semarang dalam sebuah tulisan lepasnya, menyebutkan bahwa Nabi Muhammad merupakan sosok negarawan dan politisi ulung. Dengan kemampuan yang dimilikinya, Nabi mampu bermain hampir di semua lini kehidupan, baik sipil maupun militer. Ketika Nabi memilih panglima perang, cara berpikir yang digunakan adalah cara berpikir militer dan politik. Nabi juga mampu menyatukan banyak kabilah yang berbeda dalam wadah perdamaian. Ia mampu meredam prasangka antar umat beragama di Madinah.
Muhammad di Mata Michael H. Hart
Michael H. Hart, dalam bukunya The 100, menetapkan Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Buku itu adalah kumpulan 100 tokoh dunia yang paling berpengaruh sepanjang abad dunia. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal agama maupun hal duniawi. Dia memimpin bangsa yang awalnya terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa maju. Bahkan, pasukannya sanggup mengalahkan Romawi di medan pertempuran.
Muhammad di Mata Kaum Rasionalis Dunia
Comte de Boulainvilliers, menilai Muhammad sebagai pencipta agama rasional. Voltaire menggunakan nama Muhammad untuk melawan Kristen. Radinson, abad ke-18, menilainya sebagai pengajar agama alami, wajar dan rasional. Thomas Carlyle menempatkannya sebagai pahlawan kemanusian. Hubert Grimme, akhir abad ke-19, menilai dia sebagai sosialis yang sukses melakukan reformasi fiskal dan sosial dengan “mitologi” yang sangat minim. Goethe, sastrawan besar Jerman, menggambarkan dia laksana sungai besar yang jenius.
Oleh Uuf Gufron
Labels:
Sunnah Nabi
Thanks for reading Keistimewaan dan Kemuliaan Nabi Muhammad saw. Please share...!
0 Comment for "Keistimewaan dan Kemuliaan Nabi Muhammad saw"