Membahas Tentang Seputar Ilmu Agama Islam

Syahid Kemenangan Yang Dicari-Cari

Sajadah Muslim ~ Mati syahid adalah kemenangan, bahkan kemenangan paling besar. Bukan saja pahala yang telah disediakan tapi sekaligus ampunan, tidak hanya itu, mereka langsung melesat masuk ke dalam surga, tanpa hisab atau perhitungan.


Dikatakan kepadanya, Masuklah ke dalam jannah. Ia berkata, Aduhai sekiranya kaumku mengetahui bahwa Rabbku telah mengampuni dan menjadikanku termasuk orang-orang yang dimuliakan. (Surat Yasin ayat 26-27).

Menurut para mufasir, ayat diatas terkait dengan seorang laki-laki bernama Habib an Najjar. Ia dibunuh oleh kaumnya setelah memberi nasehat kepada kaumnya. Ketika ia akan meninggal, malaikat turun memberitahukan bahwa Allah telah mengampuni dosanya dan dia akan masuk Surga.

Orang yang tak tergiur dengan iming-iming ini mungkin tidak waras, sebab janji Allah itu sudah pasti, akan tetapi kita juga tidak boleh mengharapkan mati segera dengan cara ini. Biarlah Allah sendiri yang menentukan. Yang jelas kita harus berbuat, bekerja dan terus berjuang, jika nanti Allah memberi nikmat berupa mati syahid, maka terimalah dengan senang hati. Jika tidak, kita tetap merasa bersyukur kepada-Nya. Berarti masih banyak lagi pekerjaan yang harus diselesaikan, pahalanya pun bisa tidak kalah dengan mereka yang mati syahid.

Baca juga :

Mengapa orang yang mati syahid disebut telah memperoleh kemenangan, padahal secara fisik mereka mendapatkan kekalahan? Orang yang gugur sebagai syahid memang secara fisik mati. Tapi mereka sesungguhnya bukan mati. 

Mereka tetap hidup, bukan fisiknya, tapi keharuman namanya, ajaran yang dibawanya akan terus menjadi buah bibir generasi sepeninggalnya.

Dan janganlah kamu mengira orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka hidup disisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki. Mereka gembira dengan apa yang diberikan oleh Allah kepadanya. (QS. Ali- Imran ayat 160-170).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mati di dalam penjara, pada zamannya ia tidak populer. Pahamnya dilecehkan, bahkan dianggap sesat, tetapi beberapa tahun setelah beliau meninggal bahkan hingga kini, buku-buku karyanya menjadi bacaan wajib dikalangan pelajar dan mahasiswa yang menuntut ilmu Islam.

Sayyid Quthb juga gugur karena mempertahankan Islam, meskipun ia mati, tapi karya-karya monumentalnya tetap hidup, memberi motivasi dan semangat juang kepada generasi di kemudian hari.

Kematian fisik bukan berarti tamatnya suatu kisah, justru sepertinya kisah itu baru dimulai dari kematiannya. Mereka hidup, itulah sesungguhnya arti kehidupan yang sebenarnya.

Apalah artinya hidup di dunia bila tanpa makna, hidup itu baru bermakna jika ada yang diperjuangkan, ada pula yang dikorbankan. Kalau hidup untuk hidup apa bedanya dengan binatang?

Beda halnya dengan mereka yang punya idealisme dan konsisten dalam memperjuangkan idealismenya, biarpun mereka mati, namanya masih disebut-sebut. Namanya harum menghiasi baris-baris tulisan dalam buku-buku.

Sebenarnya banyak juga orang yang menjadi buah bibir setelah kematiannya, tapi mereka menjadi buah pembicaraan yang jelek. Benar mereka hidup, tapi hidupnya menakutkan.

Berbeda dengan orang-orang selama hidupnya selalu berbuat baik, dan mati dalam memperjuangkan kebaikan. Secara fisik tulang belulangnya telah menyatu dengan tanah, tapi namanya tetap berkibar dimana-mana. Orang-orang seperti itulah yang sebenarnya memperoleh kemenangan.

Kemenangan Islam memang harus diperjuangkan terus-menerus, tapi hal itu janganlah dijadikan satu-satunya tujuan. Tujuan kita berjuang tetap ingin mendapatkan ridha Allah. Itulah tujuan yang paling tinggi, melebih segala-galanya. Untuk apa diberi kemenangan, jika setelah itu justru kita terperosok ke dalam tindak kezaliman.

Kita diberi kesempatan untuk berjuang itu sendiri sebenaranya sudah merupakan kemenangan. Apalagi kemudian diberi kemenangan ketika kita masih hidup, bahkan jika mati sekalipun dalam upaya menegakkan kalimat-Nya, tetapi dinilai mati syahid  yang merupakan puncak yang dicari-cari.

Maka benar apa yang dikatakan oleh Ibnu Taimiyyah. “Apapun yang diperbuat oleh musuh-musuhku terhadap diriku, taman surga ada dalam dadaku. Kematianku adalah syahadah, pengusiranku berarti siyasah (tamasya) dan keberadaanku dibalik tirai besi adalah khahwah (penyucian diri dalam ibadah).

Rasulullah Saw bersabda, “Sungguh menakjubkan kehidupan orang mukmin itu. Seluruh urusannya mempunyai arti kebaikkan. Dan tidak seorang pun bersikap seperti itu kecuali orang mukmin saja. Jika ia memperoleh kebaikan dan kenikmatan ia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya. Dan jika ia ditimpa kesempitan atau musibah, maka ia bersabar dan itu merupakan kebaikan baginya.”

Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup


Labels: Seputar-Islam

Thanks for reading Syahid Kemenangan Yang Dicari-Cari. Please share...!

0 Comment for "Syahid Kemenangan Yang Dicari-Cari"

Back To Top