Membahas Tentang Seputar Ilmu Agama Islam

Khutbah Jumat: Tuntunan Bertetangga Dalam Islam

MUKKADIMAH

Kaum Muslimin Sidang Jum’at yang Berbahagia

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang mencintai hamba-hambanya yang bertetangga dan saling mencintai.

Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW serta kepada sekalian sahabat dan keluarganya.

Kemudian dari pada itu marilah kita meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT agar kita mendapat berkah dan karunia-Nya di dunia dan di akhirat.


Kaum Muslimin Sidang Jum’at yang Berbahagia

Persoalan tetangga adalah persoalan yang amat penting karena dimana saja masyarakat itu hidup, baik di kota maupun di desa, pertetanggaan tidak dapat dihindari. Dalam soal bertetangga ini, Nabi Muhammad SAW dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, beliau bersabda:

“Jibril senantiasa memberi wasiat kepada saya tentang bertetangga, sehingga menyangka pertetanggaan akan diwajibkan”.

Bila kita perhatikan ayat-ayat Al-Qur’an, maka soal pertetanggaan, ada yang berhubungan dengan iman, ada yang berhubungan dengan ibadah,dan ada yang berhubungan dengan akhlak.

Pertama

Pertetanggaan yang berhubungan dengan iman kita lihat dalam hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim:

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian maka janganlah ia menyakiti tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian hendaklah ia selalu berkata yang baik, dan bila akan berkata yang tidak baik hendaklah diam”.

Kaum Muslimin Sidang Jum’at yang Berbahagia

Soal tetangga bila di pedesaan berjalan dengan penuh keakraban dan kebersamaan. Akan tetapi di daerah-daerah perkotaan, sifat-sifat perseorangan lebih menonjol. Orang yang tidak mau diganggu urusan pribadi biasanya membuat pagar tembok atau pagar besi yang ujungnya runcing. Ini dapat dipahami bila dilihat dari sudut keamanan agar tidak dimasuki pencuri. Di daerah perkotaan di daerah yang didiami oleh orang kaya, atau di rumah susun dan apartemen, maka yang dapat mempertahankan tetangga pada waktu-waktu tertentu adalah shalat berjamaah di masjid, majelis taklim, arisan yang dirangkaikan dengan dakwah islamiyah. Individualisme dan egoisme hanya bisa ditawarkan oleh ajaran agama yang memerintahkan umatnya untuk hidup dalam suasana marhama dan kasih sayang.

Kedua

Total pertetanggaan yang berkaitan dengan ibadah dapat kita lihat dalam firman Allah SWT dalam surat An-Nisa’ ayat 36 yang berbunyi:

“Sembahlah Allah SWT dan janganlah kamu mempersekutukan dengan sesuatupun, dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak yatim, orang-orang Muslim, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat dan hamba sahayamu”.

Ayat ini memberi isyarat bahwa apabila berbuat baik kepada sesama manusia yang disebut dalam ayat ini, termasuk berbuat baik kepada tetangga bila kita lakukan dengan niat dan ikhlas karena Allah, maka termasuk ibadah.

Ibadah dalam Islam pada dasarnya terbagi dua:
  • Pertama ibadah murni seperti shalat, puasa dan ibadah sosial. Seperti sedekah infak, berbuat baik kepada tetangga dan sebagainya.
  • Kedua, hamba sahaya yang disebut dalam ayat ini lebih tepat diartikan pembantu rumah tangga.

Persoalan tetangga yang berhubungan dengan akhlak, dapat kita lihat dalam salah satu sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Tirmidzi yang berbunyi:

“Jauhilah hal-hal yang dilarang oleh Allah maka engkau menjadi manusia yang paling baik ibadahnya dan ridholah kepada rezeki yang diberikan oleh Allah kamu akan menjadi manusia yang paling kaya. Dan berlaku baiklah kepada tetanggamu, maka engkau menjadi pemberi keamanan. Dan cintailah manusia sebagaimana cintamu kepada dirimu sendiri kamu menjadi orang yang memberi keselamatan. Dan janganlah kamu memperbanyak tertawa, karena banyak tertawa itu mematikan hati”.

Untuk dapat memahami hadits ini dengan baik, perkenankan saya memperpendek bahasanya sehingga lebih mudah kita pahami:
  1. Kita hendaknya menjauhi larangan Allah, kita menjadi hamba terbaik
  2. Ridha kepada rezeki Allah, kita bermental orang yang paling kaya
  3. Berbuat baik kepada tetangga kita menjadi mukmin
  4. Mencintai orang lain sebagaimana kita cinta kepada diri kita sendiri maka kita menjadi Muslim
  5. Kita jangan banyak tertawa, supaya hati kita tidak mati

Kaum Muslimin Sidang Jum’at yang Berbahagia

Kita sebagai Muslim dan Mukmin hendaknya dapat mengetahui secara menyeluruh hak-hak tetangga menurut tuntunan Rasulullah SAW sehingga kita dapat mengamalkannya dengan sebaik-baiknya. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW riwayat Thabrani beliau bersabda:

“Hak tetangga adalah apabila ia sakit engkau ziarahi, dan apabila mati engkau antar ke kuburan, dan apabila minta pinjam engkau pinjami, apabila ia mendapat kebaikan engkau beri ucapan selamat dan apabila ia tertimpa musibah kita hibur. Dan jangan engkau meninggalkan bangunanmu di atas bangunannya maka engkau menghalangi udara kepada mereka. Dan jangan engkau menyakiti tetanggamu dengan asap periukmu, kecuali kamu telah memberi tahukan kepadanya”.

Bila kita memperhatikan ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah SAW tentang tuntunan bertetangga dalam Islam, maka jelaslah pada kita sekalian bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang sempurna. Islam bukan saja mengatur dengan detail dan rinci mengenai iman dan ibadah, akan tetapi juga mengatur hablun minannas atau hubungan antar sesama manusia. Salah satu segi hubungan antar sesama manusia adalah hidup bertetangga.

Ajaran Islam tentang hidup bertetangga cocok diterapkan di pedesaan dan perkotaan, pada lingkungan pemukiman tertentu, substansi atau hakekatnya hidup bertetangga yang terdapat dalam hadis tadi dapat dikondisikan. Umpamanya saling memberikan makanan, bila kondisinya tidak perlu kita tidak perlu lakukan tetapi di daerah pinggiran kota yang masih memungkinkan dapat kita lakukan. Jadi Qaul ulama yang mengatakan:

“Islam cocok disetiap tempat dan waktu”.

Pendapat ini membutuhkan kemampuan interprestasi dan penterapan ajaran agama kita, termasuk soal tetangga agar menjadi ajaran yang hidup dan dibutuhkan. Semoga selamat kita di dunia dan di akhirat. 

PENUTUP

Oleh Drs. KH. Marwan Aidid

Labels: Kumpulan Khutbah Jumat

Thanks for reading Khutbah Jumat: Tuntunan Bertetangga Dalam Islam. Please share...!

0 Comment for "Khutbah Jumat: Tuntunan Bertetangga Dalam Islam"

Back To Top