Membahas Tentang Seputar Ilmu Agama Islam

Kultum: Ulama Suu’, Ulama Jahat, Duniawi

Sajadah Muslim ~ Yang saya muliakan dan saya taati para alim ulama, para pejabat pemerintah baik sipil maupun militer, para ustadz dan ustadzah, para bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan.


Mengawali pertemuan kita melalui mimbar kultum kali ini, pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah, Tuhan sarwa sekalian alam. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sebab beliau kita dapat mengetahui yang hak dan yang batil, yang halal dan yang haram, antar jalan menuju ke surga dan jalan menuju ke neraka.

Bapak, ibu, hadirin dan hadirat sekalian yang saya hormati

Ulama Suu’ di sini dimaksudkan sebagai ulama jahat/dunia yang ilmunya hanyalah dimaksudkan untuk mencari kenikmatan dunia, sebagai sarana untuk mendapatkan kemuliaan dan kedudukan di hadapan pemilik dunia (penguasa dunia). Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya manusia yang paling berat siksanya pada hari kiamat adalah orang alim (orang berilmu) yang Allah tidak memberikan kemanfaatan atas ilmunya.”

Akhir-akhir ini, sering kita ketahui banyak ulama-ulama besar yang telah dipanggil oleh Allah SWT. Sementara generasi penerusnya sangat langka, bahkan yang lebih menyedihkan mereka tidak memiliki respek terhadap ilmu-ilmu agama, yang menjadi modal utama seorang ulama. Satu persatu ulama sepuh yang mumpuni dalam hal agama baik dalam ilmu dan pengalaman, wafat meninggalkan kita. Sementara pemikiran-pemikiran baru tentang pemahaman konsep Islam bermunculan, yang boleh jadi akan membingungkan masyarakat. Di kalangan akademisi dan kelompok-kelompok lain yang menamakan diri sebagai pembeharu atau modernis, telah memunculkan simbol-simbol Islam. Namun bila ditelusuri secara mendalam, ternyata tidak sepenuhnya berangkat dari hasil pemikiran ulama yang mengetahui secara benar tentang ajaran Islam, melainkan dari pemikiran para orientalis barat yang sekedar melakukan studi Islam tanpa mau menjadikan sebagai agama yang dianutnya. Atau bisa jadi mereka melakukan pendakalan dan menciptakan keraguan terhadap umat Islam terhadap ajaran agamanya.

Bapak, ibu, hadirin dan hadirat sekalian yang saya hormati

Ketika para ulama pewaris para nabi sama wafat, maka dunia telah kehilangan banyak pelita penerangnya, sehingga semakin redup dan remang-remang batas-batas antara kebenaran dan kebatilan. Allah tidak akan mencabut ilmu yag telah diberikan kepada hamba-hamba-Nya, kecuali dengan mewafatkan para ulama. Sebagaimana diterangkan dalam sabda Rasulullah SAW: “Dari Abdullah Ibnu Amr bin Ash, ia berkata, saya mendengar Rasulullah bersabda: ‘Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu yang telah diberikan kepada hamba-Nya, tetapi Ia mencabut ilmu itu dengan mewafatkan para ulama, sehingga ketika tidak ada ulama, maka manusia mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh-bodoh, maka ketika mereka ditanya (tentang suatu masalah) mereka menjawab tanpa dasar ilmu, maka mereka tersesat dan menyesatkan.”

Rasulullah SAW bersabda: “Akan keluar suatu kaum pada akhir zaman, orang-orang muda berpaham jelek (ulama karbitan/gadungan), mereka berbicara mengenai sabda Rasulullah, padahal keimanan mereka tak lebih dari batas kerongkongan. Mereka keluar dari agama sebagaimana panah yang lepas dari busurnya. Maka manakala kalian menjumpai mereka, perangilah mereka.” (HR. Bukhari)

Kiranya sinyalemen sebagaimana yang dinyatakan Rasulullah SAW telah dapat kita rasakan kebenarannya pada masa sekarag ini. Untuk itu, kita harus waspada dan hati-hati agar tidak terjerumus ke dalam ajaran yang sesat, yang dihembuskan oleh ulama-ulama gadungan atau karbitan (ualama suu’).

Kalau ulama-ulama yang mumpuni, yang berilmu tinggi dan mengamalkannya secara tulus ikhlas sudah tidak ada, maka pada gilirannya akan muncul, apa yang dinamakan ulama gadungan. Kalau hal ini sampai terjadi, maka masyarakat akan kehilangan kendali, di mana yang dulunya ulama sebagai tumpuhan pengaduan dan penasehat permasalahan umat, kini berubah haluan menjadi ulama permasalahan rakyat, yang di dalam istilah agama lebih dikenal dengan ulama suu’.

Bapak, ibu, hadirin dan hadirat sekalian yang saya hormati

Demikianlah, kultum yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan kali ini, semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat, anugerah dan petunjuk-Nya kepada kita, sehingga kita dapat selamat di dunia dan di akhirat, amin. Akhirnya, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas kesalahan dan kurang lebihnya. Wallahul muawffiq ila aqwamit thariq, tsummas salamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Oleh Ustadz Abdullah Farouk & Ustadz MS. Ibnu Hasan

Labels: Kumpulan Ceramah Kultum

Thanks for reading Kultum: Ulama Suu’, Ulama Jahat, Duniawi. Please share...!

0 Comment for "Kultum: Ulama Suu’, Ulama Jahat, Duniawi"

Back To Top