Membahas Tentang Seputar Ilmu Agama Islam

Khutbah Jumat: Keutamaan Bertaubat

MUKKADIMAH

Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia

Puji syukur pertama-tama kita persembahkan kehadirat Allah SWT yang mencintai hamba-hamba-Nya yang bertaubat.


Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW serta kepada sekalian keluarga dan para sahabatnya yang telah memberikan contoh dan teladan yang sebaik-baiknya dalam mengamalkan ajaran agama Islam.

Kemudian dari pada itu marilah kita sekalian memperbaiki takwa kita kepada Allah SWT agar kita selamat di dunia dan di akhirat.

Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia

Taubat menurut bahasa berarti dasar atau pondasi suatu bangunan. Sedangkan menurut agama atau istilah taubat adalah kembali, kembali dari perbuatan yang tercela kepada sifat-sifat yang terpuji. Ada tiga istilah taubat yang sering dipergunakan yaitu:
  1. Bila kita meninggalkan dosa karena takut pada Allah SWT maka kita disebut Ta’ib (orang yang bertaubat).
  2. Bila kita meninggalkan dosa karena malu kepada Allah maka kita disebut Munib.
  3. Bila kita meninggalkan dosa karena demi menjaga keagungan Allah SWT disebut Awwab. Ta’ib, Munib dan Awwab artiya sama yaitu yang bertaubat. Yang berbeda adalah motifnya atau alasannya.

Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia

Para Ulama sependapat bertaubat itu hukumnya wajib. Berarti barangsiapa yang terus menerus mengerjakan dosa tanpa bertaubat maka ia berdosa bahkan berdosa besar. Bila kita perhatikan ayat suci Al-Qur’an maka ada beberapa ayat yang memerintahkan bertaubat kepada semua umat Islam. Adapun ayat itu adalah:

1. Firman Allah SWT dalam surat At-Tahrim ayat 8 yang berbunyi:

“Wahai sekalian orang-orang yang beriman hendaklah kamu sekalian bertaubat kepada Allah SWT dengan taubat Nasuha”.

Taubat Nasuha adalah taubat yang disertai dengan penyesalan atas dosa yang telah kita kerjakan dan tidak mengulanginya lagi.

2. Dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 37 Allah SWT berfirman:

“Dan hendaklah kamu bertaubat kepada Allah SWT wahai orang-orang yang beriman mudah-mudahan kamu berbahagia”.

3. Dan dalam surat Hud: 3 Allah SWT berfirman:

“Dan hendaklah kamu minta ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepadaNya niscaya Allah akan memberikan kenikmatan yang berkelanjutan”.

Bila kita memperhatikan tiga ayat tadi maka semuanya berbentuk perintah dan di dalam ilmu hukum Islam perintah itu hukumnya wajib atau fardhu.

Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia

Nabi Besar Muhammad SAW adalah Uswatu Hasanah, ikutan yang terbaik di dalam beristigfar dan bertaubat kepada Allah SWT sebagaimana kita ketahui bahwa beliau itu adalah Rasul utama, dan jadi pengikut Nabi dan Rasul, beliau maksum dijaga oleh Allah SWT dari mengerjakan dosa.

Dalam sebuah hadisnya yang diriwayatkan oleh Bukhari beliau bersabda:

“Demi Allah, sesungguhnya saya pasti mohon ampun dan bertaubat kepada Allah SWT lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari”.

Dan dalam sebuah hadisnya yang lain diriwayatkan Imam Muslim beliau bersabda yang artinya “Wahai manusia bertaubatlah kepada Allah dan mohon ampunlah kepadaNya karena sesungguhnya saya bertaubat 100 kali dalam sehari”.

Bila Rasulullah SAW saja yang maksum minta ampunan dan bertaubat diatas seratus kali sehari, maka hendaklah kita sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan dosa mohon ampun lebih banyak lagi.

Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia

Beberapa nama Allah SWT yang menunjukkan bahwa ia Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat seperti Ghafurun, Ghaffar, Tawwabun dan sebagainya. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda:

“Seandainya engkau megerjakan kesalahan sehingga mencapai setinggi langit lalu menyesal, niscaya Allah SWT akan menerima taubat kamu sekalian”.

Makna dari hadis ini adalah bahwa bila kita selesai berbuat dosa, hendaklah kita menyesal dan tidak mengulanginya. Bila kita melihat seorang yang banyak melakukan dosa dan kejahatan janganlah kita cepat-cepat menudingnya sebagai ahli neraka, kita tidak boleh membuat seseorang putus asa dari rahmat dan ampunan Allah SWT.

Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW menceritakan dari suatu riwayat seorang yang telah membunuh orang sebanyak 100 orang kepada para sahabatnya, bahwa pada masa sebelum kamu ada seorang laki-laki yang telah membunuh 99 orang, apakah masih bisa diterima taubatnya? Seorang rohaniawan menjawab tidak bisa. Lelaki itu langsung membunuh rohaniawan itu sehingga ia telah membunuh 100 orang. Kemudian ia pun ditunjukkan pada seseorang yang Ulama pintar, ia bertanya, apakah taubat bagi orang yang telah membunuh 100 orang?, lalu orang itu menjawab bahwa taubatnya masih bisa diterima, tetapi untuk tata caranya pergilah ke suatu negeri  yang penduduknya beribadah dan agar kamu juga beribadah bersama mereka. Maka pembunuh 100 orang itu pergi ke negeri yang ditunjukkan orang-orang pintar tadi,. Tetapi ditengah jalan ia mati? Sehingga Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab mengukur mana yang lebih jauh antara negerinya dan negeri yang ia tuju untuk bertaubat.

Kesimpulannya jarak ke negeri untuk bertaubat lebih sejengkal dan akhirnya ia termasuk orang yang diterima taubatnya oleh Allah SWT.

Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia

Selama kita masih diberi kesempatan hidup oleh Allah SWT maka kesempatan untuk bertaubat tetap terbuka, dan batas akhir untuk bertaubat dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadistnya yang diriwayatkan oleh Tirmizi:

“Sesungguhnya Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung masih menerima taubat seorang hamba apabila nyawanya belum tiba dikerongkongan”.

Tetapi yang terbaik adalah apabila kita berbuat dosa, bersegeralah bertaubat dan jangan ditunda oleh karena akan merugikan diri kita sendiri. Sebagaimana firman Allah SWT pada Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 17:

“Sesungguhnya taubat itu hanyalah bagi orang-orang yang melakukan kesalahan karena kurang kesadaran dan mereka segera bertaubat”.

Menurut para Ulama taubat itu memiliki urutan dan sistematika yaitu:
  1. Menyesali dosa yang telah dikerjakan
  2. Bertekad untuk tidak mengulanginya lagi
  3. Bila kita berdosa pada orang, kita mohon maaf kepadanya
  4. Bila kita ambil barang orang maka kita kembalikan
  5. Kita taat dan beramal shaleh.

Kaum Muslimin Sidang Jum’at Yang Berbahagia

Sebagai bagian akhir dari khutbah ini perkenankanlah kami membacakan firman Allah SWT dalam surat Maryam ayat 60:

“Melainkan orang-orang yang bertaubat, beriman dan beramal shaleh maka mereka itulah yang akan masuk ke dalam surga yang sedikitpun tidak akan dianiaya”.

Pada akhirnya marilah kita sekalian senantiasa beriman, bertakwa dan beramal shaleh dan senantiasa beristigfar dan bertaubat agar kita senantiasa dicintai oelh Allah SWT. Amin yaa Rabbal ‘Alamiin 

PENUTUP

Oleh Drs. KH. Marwan Aidid

Labels: Kumpulan Khutbah Jumat

Thanks for reading Khutbah Jumat: Keutamaan Bertaubat. Please share...!

0 Comment for "Khutbah Jumat: Keutamaan Bertaubat"

Back To Top