Membahas Tentang Seputar Ilmu Agama Islam

Bekecot Dan The Power of Movement

Sajadah Muslim ~ Dibandingkan dengan binatang-binatang lain. Boleh dikata, bekecot menjadi salah satu binatang yang lambat dalam berjalan. Apa lagi disandingkan sama ayam. Atau kucing. Hhhmmmm……tak sejajar.  Tapi dibalik itu semua, ada pelajaran menarik yang bisa ditilik dari hewan satu ini. Termasuk dibalik kelambatannya dalam berjalan. Perhatikan dengan seksama. 


Betapa bekecot itu, sangat istikomah dalam menempuh perjalanannya. Meski sangat lambat, ia terus saja berjalan. Apapun rintangan di hadapannya, baik itu berupa kerikil, batu, dahan dan sebagainya, ia terus saja bergerak. Bahkan dinding yang memiliki kemiringan 180 derajat bisa didaki. Padahal di lain sisi, ia juga harus memikul beban lain. ‘Rumah’nya. Kudu digotong ke sana- ke mari. Ke mana saja ia melangkah, harus dibawa. Karena ‘rumah’nya itu bersatu dengan tubuhnya. 

Tapi lihatlah. Hasil dari gerakan yang terus menerus ini. Bekecot selalu berhasil melewati rintangan.  Berat beban yang dipikul pun tak lantas menjadi penyurut langkah. Kaitannya dalam meraih kesuksesan. Perlu kiranya meniru langkah bekecot ini. Sebab nyatanya. Kesuksesan itu tidak semata diukur seberapa gigih dan cepat ia dikejar. Tapi juga berkaitan dengan seberapa kuat dan tahan dalam memburunya. 

Bila diperjalanan ternyata kekuatan dan ketahanan runtuh. Hingga lebih memilih balik kanan. Maka sudah pasti berakhir pada kegagalan. Maka tiada gunalah modal awal berupa semangat membara itu tadi. Toh di tengah jalan padam juga. Tapi beda bagi mereka yang memiliki tekat nan membaja. Tak pernah kendur meski menghadapi berbagai rintangan. Akan dilalui juga ujian itu. Miskipun, umpamanya, gerakannya lamban.

Kurang lincah. Tapi terus istikomah. Maka akan sampai akhir perjalanan.Tentu juga akan lebih luar biasa, bila gerakannya lincah dan cepat.  Terkait denga hal itu pula. Sebagian kita tentu akrab dengan pribahasa yang menyatakan:

“Sedikit demi sedikit lama-lama akan menjadi bukit.” 

Inilah titik penting menjaga keistikomahan dalam berburu kesuksesan. Jangan pernah berhenti. Karena itu artinya kematian. Dan falsafah ini berlaku dalam segala sektor. Matahari berhenti bergerak, maka hancurlah alam semesta. Jantung berhenti berdenyut, maka mati lah badan. Bahkan, harta jarum jam, bila berhenti bergerak, bingung juga menentukan waktu. 

M. Natsir dalam sebuah pidatonya, pernah berpesan kepada para khalayak: “Jangan berhenti tangan mendayung, nanti arus membawa hanyut.” Dalam setiap gerakan itu terkandung di dalamnya keberkahan. Keberkahan inilah yang akan menghantarkan kepada kebaikan. Karena makna berkah itu sendiri ialah; ziyadatu alkhairi. Yang artinya tambahnya kebaikan. Bukankah kebaikan ini yang terus kita harap dalam kehidupan. Bahkan dalam setiap munajatpun, disadari apa tidak, doa inilah yang paling sering dimintakan. Doa sapu jagat. Itu nama yang ditempelkan pada doa yang acap dibacakan pada akhir setiap doa. 

Tanda akan kepamungkasannya.  Doa itu adalah: Rabbanaa atinaa fid dunyaa hasanah wa fii al-akhiraati hasanah wa qinaa ‘adzaba al-naar (Ya Allah berilah kami kebaikan di dunia dan akhirat. Dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka). Inilah puncak kesuksesan bagi seorang beriman. Di samping itu. Terkait dengan keunggulan menjaga keistikomahan dalam gerakan, Rasulullah dalam  sebuah sabdanya yang diriwayatkan Imam Muslim, pernah menjelaskan. Bahwa, amalan yang paling dicintai Allah  itu adalah yang istikomah pengerjaannya meskipun sedikit. 

So, ambillah hikmah dari penciptaan bekecot. Wallahu ‘alamu bishshowab.

Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup

Labels: Seputar-Islam

Thanks for reading Bekecot Dan The Power of Movement. Please share...!

0 Comment for "Bekecot Dan The Power of Movement"

Back To Top